Selasa, 14 Desember 2010

Nyanyian taman langit

Malam ini aku ingin bermimpi, terpejam pada kelopak mawar tanpa duri. Bersama kupu-kupu dan peri pelangi. Aku ingin bermimpi lagi, seperti malam sebelum hatiku mati.

Setitik embun pun tak ku temui apa lagi setitik sari sekar sejati. Mawar putihku pun tlah menunduk, mengenang panjang musim yg kian merunduk. Hatiku sunyi malam ini, berteman air mata dan bayangan kontras tentang sebuah logika. Mawar putih pujaan hati ternyata hanya imitasi, patah, dan tak lagi patut menguasai hati. Jika penghianatan adalah judul, seharusnya aku lupakan, bukan larut dalam kenangan. Air mata tak pernah sudah menemani jari jemariku yg menutup mulutku saat tangis dari pemberontakan hati menguasai akalku.

Torehan ini adalah hiasan jiwa yg sunyi, berakal setinggi pinang tuk lanjutkan sebuah janji. Aku sendiri, tetap sendiri, ku harap sampai waktu nanti.

Cinta ini hipnotis meski berlalu tragis, biarkan aku menangis, menjaga setia aku tetap optimis. Biarkan tubuhku rebah, di atas ranting ranting sampah, di atas kelopak kering bertangkai patah.

Baru kemarin sekar malam itu merona, kini taman langit tlah memusuhinya, di tengah sesal hanya mampu terdiam, tak terlihat saat berselimut kelam. Kuhabiskan malam ku dalam intonasi sama, dalam karsa yg kian jauh menjelma.

Bilakah musim semi kembali, terbangkan kupu-kupu tuk indahkan warna bening embun taman sejuta sekar di hati ini? Mawar yg sejati, bukan mawar imitasi lagi, dan lagi...!

Cinta, mampukah kau sadari...? Nyanyian dalam taman lagit yg sunyi ini menyiksaku dalam ruang pekat tanpa sekat. Aku takut mati dgn cara seperti ini, aku takut mati terbujuk emosiku sendiri....

Miskin kok sekolah...??

Ternganga aku, terasa kelu! seolah tamparan landai menghujam di wajahku meski sama sekali bukan untukku. Aku merasa tersindir, tercibir, ingin mengusir palung palung getir dalam masa yg mengalir.

"you should'nt has come to this school if you has not enough money!!" [kamu seharusnya tidak datang di sekolah ini jika kamu tak cukup uang.red]. Kata itu menerobos telingaku, merambat kilat menuju otakku: Lebih menyedihan dr pada menyaksikan perang di Gaza, lbh perih menatap muka pemuda sebaya yg hanya tersenyum panas menerima ucapan tak pantas!

Itukah reputasi? Itukah bagian harga diri? Lensa nyata panggung edukasi akan tercapai bila bergandeng jabat dengan materi. Kalau itu nyatanya, bijaklah dunia membuat pernyataan di atas megahnya miniatur ilmu dgn kata: MISKIN KOK SEKOLAH!!??

Tak pantaskah bila hari ini aku buta rupa prosecor, tuli suara generator dan kemudian hari menjadi dosen?? Tak patutkan bila petang ini aku asing politik, picik polemik dan suatu hari aku menjadi presiden??

Muak aku menyaksikan sandiwara realita dunia pagi ini. Dimana-mana masih sama, nominal mengikuti jumlah yg bicara, bukankah seharusnya pemahaman merubah peradaban lbh berharga?? Ataukah zaman litikum lebih mendominasi bagi kaum tanpa materi? Haaach! Kontroversi baru yg sudah lama membayangi hr ini terlintas lagi!!! Ingin marah pada siapa? Nyata memang: Materi adalah tahta utama penguasai akuntansi negeri. Tanpa dapat di pungkiri lagi!!

MISKIN KOK SEKOLAH!!?? Adakah perubahan untuk nya??

"Aku miskin, tapi aku yakin...!!"

Pertunangan

Bukan karya, hanya sekedar berkata:

Di mana aku. Seolah aku hidup di tengah tengah danau hening... Ini bukan hidupku sepertinya...

Merasakan galau!! Semua mimpi serasa lambat menuju kacau!! Tbuhku bergetar mengenang masa bersamamu, mimpi tinggal mimpi. Dan aku terbangun dalam knyataan yg terlalu asing kurasa, seperti aku tak mengenal hidupku, ku hianati cita dan cintaku...

Aku ingin ungkapkan, ucapkan sesuatu. Tp aku merasa seperti tlah ucapkan semua. Semua yg ada... Dgn kesimpulan "aku terluka...!". Dan aku tetap merasa terpuruk dalam kutuk cinta tanpa Penyelesaian.

Apa sih pertunangan?
Yg aku tau kesakralan kepemilikan, ikatan, dan pernyataan...

Bukankah bersyarat dua hati yg menyayangi?
Bukankah bersyarat menuju hidup lebih berarti?

Apakah ini siklus kehidupan?
Apakah hanya simbol "aku dan kamu AKAN menyatu"

Tapi mgapa tidak denganku!!! Knapa aku harus menerima sbuah pertunangan tanpa rasa itu? Kalau sendiri selamanya lebih baik knpa aku harus berdua?

Tapi hanya cara ini, yakinkanmu bila aku sudah tak pantas kau miliki. Cara ini mengajarimu menyayanginya tanpa brharap padaku lg. Bila aku tersakiti knpa kau tidak? Dia sahabatku, sekian lama bersamamu, sama lama dgn kau simpan aku menjadi yg kedua di hatimu. Mimpinya pasti dan tak banyak berbeda dgn apa yg ku punya.

Aku sakit, tp aku ingin kau setia padanya. Tak ada Lagi cinta untukku. Selamanya...

Haruskah aku terima pertunangan ini...?

дкű, кαŁαű §αмрα¡ ώαкŧűкű...

"дкű ¡ή¡ б¡ήαŧαήġ JαŁαήġ...
Đαґ¡ кűмрűŁαήήyα ŧęґбűαήġ.
в¡αґ рęŁűґű мęήęмбű§ кűŁ¡ŧкű,
дкű ŧęŧαр мęґαđαήġ, мęήęґJαήġ!
£űкα đαή б¡§α кűбαώα бęґŁαґ¡!
вęґŁαґ¡!!!
Ή¡ήġġα ħ¡Łαήġ рęđ¡ħ рęґ¡...
Đαή αкű αкαή Łęб¡ħ ŧ¡đαк рęґđűŁ¡,
дкű мαű ħłđűр §ęґ¡бű ŧαħűή Łαġ¡..."

Ćħα¡я¡Ł дήώαґ
Мαґęŧ 1943

Saat pantai bergemuruh, karang karang mengaduh, ku rasakan langit kian bergemuruh. Camar camar bertaburan menapak bias tempat berpulang. Tak lagi berpetualang, menikmati hidup yg masih panjang.

Lagi, dan lagi kau siksa aku dgn sikapmu, lagi dan lagi aku bungkus bius hatiku dgn hati tegar mskipun memar di sana sini dr pukulan pukulan konotatif dr belaianmu. Hatiku masih kuat!! Menerima kilat kilat guntur menunggu mujizat. Bukankah Tuhan itu adil, shobat??

Lanjutkan perjuanganmu membunuh rasa dalam nadi cintaku, dan aku bukan statis. Janjiku tak akan terkikis. Sendiriku adalah bahagiaku. Nanti: aku, kalau sampai waktuku... "KU MOHON JGAN MENGHARAPKANKU...!"

Aku memang binatang jalang, tp aku punya etikat pemeluk etika. Aku memang bunga jalanan, tp aku juga punya rupa.

Harusnya aku fahami litotes ini sejak awal... Aku menyesal!!!

Minggu, 12 Desember 2010

Nyanyian taman langit

Malam ini aku ingin bermimpi, terpejam pada kelopak mawar tanpa duri. Bersama kupu-kupu dan peri pelangi. Aku ingin bermimpi lagi, seperti malam sebelum hatiku mati.
Setitik embun pun tak ku temui apa lagi setitik sari sekar sejati. Mawar putihku pun tlah menunduk, mengenang panjang musim yg kian merunduk. Hatiku sunyi malam ini, berteman air mata dan bayangan kontras tentang sebuah logika. Mawar putih pujaan hati ternyata hanya imitasi, patah, dan tak lagi patut menguasai hati. Jika penghianatan adalah judul, seharusnya aku lupakan, bukan larut dalam kenangan. Air mata tak pernah sudah menemani jari jemariku yg menutup mulutku saat tangis dari pemberontakan hati menguasai akalku.

Torehan ini adalah hiasan jiwa yg sunyi, berakal setinggi pinang tuk lanjutkan sebuah janji. Aku sendiri, tetap sendiri, ku harap sampai waktu nanti.

Cinta ini hipnotis meski berlalu tragis, biarkan aku menangis, menjaga setia aku tetap optimis. Biarkan tubuhku rebah, di atas ranting ranting sampah, di atas kelopak kering bertangkai patah.

Baru kemarin sekar malam itu merona, kini taman langit tlah memusuhinya, di tengah sesal hanya mampu terdiam, tak terlihat saat berselimut kelam. Kuhabiskan malam ku dalam intonasi sama, dalam karsa yg kian jauh menjelma.

Bilakah musim semi kembali, terbangkan kupu-kupu tuk indahkan warna bening embun taman sejuta sekar di hati ini? Mawar yg sejati, bukan mawar imitasi lagi, dan lagi...!

Cinta, mampukah kau sadari...? Nyanyian dalam taman lagit yg sunyi ini menyiksaku dalam ruang pekat tanpa sekat. Aku takut mati dgn cara seperti ini, aku takut mati terbujuk emosiku sendiri....

Kamis, 09 Desember 2010

Tak pantas cemburu

Tak ada lg kata rancu, kalimat ambigu bersimbol cemburu. Cukup menjadi hayal tenangku. Bukan satu figur yg menyembuhkanku, tetapi hanya hayal dan mereka-reka mimpi adalah caraku... Tak ada kesejatian waktu, karna aku bukan kuat tuk bertahahan dalam titik cemburu.

Hanya ingin sembuhkan lukaku: bila memang harus hatiku nanar, memelas ringkas pada hati yg bersanding, aku tak akan perjuangkan kata menang, karena aku termaterai kalah. Pergi dengan mimpi, dan kembali menuju mimpi bersama hayal cinta yg tak kan ku miliki.

Engkau, dia, dan mereka kan tetap menatapku, meski tanpa merasa air mataku, hanya menuju duniaku aku kan bahagia. Biar ku habiskan hari sepi ini tuk ucapkan rayuan padaNya, berharap kesunyian ini berakhir, dan berubah menjadi seperti apa yg ku fikir.

Jiwaku malang; Tetaplah simpan cemburumu, habiskan harimu dgn melengguh dan mengeluh, selama Tuhan masih di harapmu. Kemas inginmu dan mengertilah cinta itu tlah bekukan hangatnya kata rindu. Diam! Dan berfikirlah... Dia hanya candamu, bukan tuk labuhkan harapanmu. hapuskan Cintamu, hapuskan cemburumu...

Teruntuk: penggugah senyumanku...!

"antariksa maya"

Bosan degan pedoman "mengalah untuk menang". Bosan degan menanti karma menyapa. Dan kembali dapati malam, gelap... Dan sendiri... Siklus Muak! Ingin ku muntahkan amarah ini di pelataran air mata, menatap langit yg menggelap, seperti mecibir lamunan dgn cercas sinar bintang. Antariksa maya, luas dan tak bertepi, tak mampu ku sentuh hanya terlihat entah nyata ataupun sekedar fatamorgana. Rasi mimpi tak lagi simetris, hanya satu bintang bersinar tragis. Seperti melayang menembus akal dan optimistis. Sejuta keserasian aku berusaha, tp pertikaian tetap ada. Aku lelah, lelah...

Belum puas ku menulis, aku tertidur: berharap tak terbangun lagi di pagi sunyi, tp aku salah. Lagi dan lagi ku ucap slamat pagi dunia...!

Aroma parfum merebak seolah suasana kuburan ku rasa. Satu rupa seperti beda warna. Suara high heels langkah langkah angkuh membuat ku mencoba merapatkan detak jantung. Tubuh kecil terbalut kain tebal seperti bantal menangkal kesejukan membuat mreka indah di mataku, berjalan kaku, hanya nampak wajah dgn senyum lugu menyambut waktu. Aku menginginkan mreka, hadir di hidupku.

Semua keindahan ku rasa seolah berjalan ganjil, seperti berfikir dalam intonasi labil, masih menunggu galaunya hati kecil. Maaf, maaf, maaf... Hanya ini yg ku suguhkan pada hatiku sendiri. Tanpa mengerti salahku, aku ingin semua kembali seperti dulu.

Inikah hidup? Siklus sementara tanpa konfirmasi dalam evolusi. Kadar kejenuhan, keletihan lebih tinggi dari berkas berkas senyawa bahagia? Revolusi senja berdampak malam, malam berlari menuju pagi... Kiasan antariksa maya! Tak sanggup aku fahami, seperti merpatiku, pergi, tanpa peduli lagi!!

Selasa, 07 Desember 2010

Catatan ini buatmu...!

Catatan ini buatmu:

Aku lupakan, lepaskan, hancukan semua mimpi ku pada rasa kepengecutan. Harapan, kepercayaan, pujian, ku tarik dan ku simpan lg dalam harapan mendatang, inginku padamu tak kan ku tagih, lebih baik berusaha dgn gigih, tanpa rasa perih. Dgn satu kepercyaan ku simpan: Janji Tuhan lbh absolut dr apapun!

Ubah mimpi, misi dan inovasi. Aku tak mengenalmu lagi. Sejak kapan? Sejak aku ingin berdiri, berlari, dan aku ingin melompat lbih tinggi.

Aku telah terlahir dari rahim derita ini, dan aku sudah bebas, lepas, waktuku tuk bernafas. Cerita ini berakhir, ku tarik janji dan inginku, ku buang mimpi dan ambisi tentangmu. Dan seperti semula: AKU TAK MENGENALMU...!!!!

Menduakan aku bukan cara tuk menyayangiku! Aku ikhlas, aku waras, tak ada lg was-was, karena aku ingin bebas.

Jangan anggap aku pelacurmu lagi, jgn anggap aku simpanan dan pilihan mu lgi.

Lupakan tentang aku dan pikirkan tentang jalanmu, jgn iri akan senyumku saat ku temukan bahagiaku, dan aku akan tersenyum atas bahagiamu.

Pas! Kisah kita berakhir. Maafkan salahku, ku lupakan khilafmu.

*thanks wat smua temen yg pduli ma aku, cuma dr kalian aku timbang pemikiran dan kebijakan. Kembali pada zaman penjajakan... Kembali pada senyuman... Thank's all...

"Cengkrama pada kata"

Sinar puja surya seakan mengejek semangatku yg terasa terkantuk dalam buaian malam... Aku d sini, d tepi pantai ini berteman renungan, ku hirup nafas kegundahan.

Bercengkrama aku dgn kata:

→Sampai bila ku kan temukan jalan bahagia, bila airmata tak ijinkan aku bebas, dan berjalan dari sesak pelukannya...?
» Kαυ iηi Ъođoн!!! Tαк lαγαк кαυ iηi đi şєЪυτ τєģαг! Bαηγαк jαlαη мєηυjυ Roмα, τþ нαηγα şατυ jαlαη мєηυjυ şυгģα. Bilα кαυ iηģiηкαη Roмα đģη кilαυ iηđαнηγα, кαυ ταк αкαη кєşєşαкαη, Ъαηγαк jαlαη мєηυjυηγα. Tþ Ъilα кαυ гiηđυкαη Sυгģα, ЪєгταЪαнlαн đαlαм şєşαк, αητгi đαη Ъєгατυг нєн!! Kαгєηα ταк αđα lαiη jαlαη, нαηγα şατυ jαlαη.

→begitukah...? Apakah Tuhan mengenalku, menerima karakter hancurku bila ku sampai di surga? Aku bukan alim, aku manusia merah, pengais amarah dan benci ceramah...
» Bєηαгlαн кαυ iηi Ъođoн!!! мαlυηγα şєкolαнмυ мєlυlυşкαηмυ. Iηģατкαн єηģкαυ: şαατ þєηģαjαгмυ мєηυliş ηαмαмυ þαđα Ъυкυ Ъαгυмυ γģ ταк αđα ηoкταн ηαмα ταηđα Ъєгτυαη? Dαη кαυ Ъєгταηγα: "кoк iЪυ Dγαн ταυ iηi Ъυкυ şαγα?" đαη Ъєliαυ мєηjαшαЪ: "кαгєηα ģαмЪαг lυкişαη đi şυđυτ-şυđυτ Ъυкυ iτυ нαşil кαгγαмυ! Dαη αкυ мєηģєηαlηγα!". Bєģiτυþυη Tυнαηмυ; iα мєηģєηαl ταηģişмυ, şυαгα þαгαυмυ, кєlυнαηмυ şєЪαģi ģгαfiτi đαη ģαмЪαгαη шαгηαмυ, Ъαнкαη şαмþαi кєđαlαмαη нατiмυ...! Sєþєгτi кαυ lυкiş ģαмЪαгαη þαđα Ъυкυ þєlαjαгαη, Ъєģiτυ мєlαηģģαг, þυη кαυ τєгlαlυ şєгiηģ мєlαηģģαг şilα şυгģα. Fαнαмlαн Tυнαη кαυ ηi Ъυкαη þєlαкυ ταατ!!!

→haiiss?? Dungunya aku!! Ingin di sebut pejuang namun hanya mampu menjadi pecundang, mati sblum berperang!!!!
» Bυкαη нαηγα кαυ γģ þєгηαн мєгαşαкαη þєгiнηγα Ъiυş кєЪєгнαşilαη γģ τєгτυηđα. Pυη þєjυαηģ!! Pєгηαн мατi ηαмυη кємЪαli мєηçoЪα Ъєгlαгi. Bυкαη þєçυηđαηģ, γģ мατi şєкαli єηģģαη Ъєгнαгαþ τυк Ъєгlαгi, Ъєгđiгiþυη τiđαк!

Hmmmm...
Aku ingin menjadi pejuang, berlari menuju surga tanpa perduli pidana dan perdata menghias hidupku yg lama, tak akan berhenti sampai Tuhan menutup hari, berusaha lagi, dan lagi...!
» Hiiiiiçн... Gilα кαυ iηi. Bєгçєηģкгαмα þαđα кατα! Bαк þєгđυ Ъєгкατα þαđα αηģiη lαlυ. Bєгđiгilαн, αмЪil lαηģкαн, đαη jģη þєгηαн мєηγєгαн...

Ma Wan, 02/12/10

Desember, aku luruh padamu...!!

Sunyi... Bingar suara kereta senja menyusup keheningan. Ku rasa mendongengkan suatu cerita tentang perjalanan. Panjang... Dan tak kunjung bertepi. Berdampak aneh: canda tiap riuh gembira seperti bising cibir yg menyindir kesepianku di tengah tengah tawa yg menusuk dinding risau kekuatanku.

Alhasil; aku terdiam menikmati waktu, bemain dan bercengkrama dgn kata, menunduk mengungkapkn rasa hati pada narasi sarat makna! Berhayal menuju langit ketujuh, berkawan peri peri bersayap biru. Agungkan diri dengan imajinasi, berhayal sosok manis menatap mataku, hingga ku rasa berteman janji yg tak hanya mimpi.

Gerbong kereta smakin lengang, kabut hitam gelap di luar sana melingkupi pekat pegunungan yg memukau lekat pada keangkuhan alam brbingkai lamunan.

Aku masih menjejak bumi. Menggenggam kuat percaya meski tak bertutur, aku bersyukur; TUHANku tak pernah abaikan hati yg hancur.

Kaki kusta ini serasa berjalan di hamparan ubin berlapis bunga, aku menahan bangga dan bahagia ku lalui empat musim ini. Cemara cemara terang berkelip membias ganas taemaram rembulan, desember menebar salju kehangatan jiwa dalam dinginnya suhu dalam ukuran rasa normalku. Hidupku bermakna, amin, dan pasti!! Sekali lg ku lewati desember ini. Dgan keteduhan baru, ku lupakan sakit yg membiru, biar terhapus masa, terbasuh detik saatku berdoa padanya... Desember, aku luruh padamu...!!!!