Senin, 27 September 2010

Perahu kertas lusuh

Mazmur pagi mengalun meninggalkan mimpi, tersadar keindahan mimpi cukuplah satu malam. Terlupa bila ku berada di malam berikutnya.

Silam: ku
lepaskan perahu kertas lusuh
pada riak tenang sealur sungai. Dimankah ia kini? KaramKah?
Berlayar megahkah di samudra
raya? Atukah masih terseok pada padang ilalang berlumpur?
Pertanyaan & pemikiran dungu yg terlampau. . .

Tak ingin ku ucapkan, namun masih mengganggu ketenangan!
Bijak! Dulu, skrg dan selamanya
tak kan pernah sama! Kemarin
hilang, petang masih menunggu mendekatkan angan pada mimpi kembali!

Minggu, 26 September 2010

―Ya suDahLah―

Sebuah lencana emas, megah nan berjuntai berhias di kehormatan hidup kelam, terbawa waktu ia senyap lenyap tak bersuara. Menjadi Kebisuan. Menjadi air mata keikhlasan yg teramat dalam tersebut sebagai kata rela.

Aku hanya mampu tersadar, sulitnya mengubah kerikil pasir menjadi bintang gemintang. Mengalahkah aku? Atau aku sudah tak peduli? Entahlah... Aku tak tahu, mungkin juga aku tak mau tahu!

Biar cinta berbunga di hatiku, dan biar luka terrenah punah di atasnya. Biarkan aku percaya padanya seperti kau percaya pada kekuatan cintamu. Aku terjaga, dan aku mampu berkata; tak selamanya kesamaan adalah mutlak, dan tak semestinya kebersamaan tetap untuk jiwa yg berbeda. Ya sudahlah...! Ku akhiri sebuah perjuangan bersamamu dengan sebuah senyuman...

Jumat, 24 September 2010

ㄨaku kangenㄨ

Berapa jauh, berapa waktu, berapa masa kau tinggalkan aku, terasa seperti lautan tak bergelombang aku. Begitu tenang, namun tak kudapat lagi ketenangan hakiki yg Ilahi. Aku terdiam menyesali, aku terdiam meratapi. Berapa jauh, berapa waktu, berapa masa kau tinggalkan aku... Dan aku serasa tak bernyawa...

Entahlah... Aku ingin menyesal, namun aku merasa ini jalan terbaik. Aku ingin kuatkan hatiku, namun aku tak mampu... Aku tak mampu menjadi rajawali yg terbang tinggi, sendiri, menembus malam dan menuju mentari. Kau bawa sayapku pergi...! Ku mohon, kembalikan padaku....

Ku fikir; aku adalah satu di antara manusia bijak di bumi ini, namun skrg mataku terbuka, ku sadari betapa aku bodoh, betapa aku egois menghargai sebuah cinta yg demikian kuat dengan sebelah hati. Harusnya aku bertahan; harusnya aku tegar berjalan dgn sepasang sayapmu di punggungku; harusnya... Harusnya....

Bodohkah aku? Atau bijakkah aku dgn keputusan pelik ini??
Aku masih cinta... Bahkan selamanya...

Aku kangen, tp tak mampu ungkapkan seperti hari2 kmarin. Hanya menahannya di dalam hati, tertunduk dan menunggu air mataku habis memuaskan amarahku pada dri sendiri. Inikah hukuman ya Tuhan?

Aku kangen...

Kamis, 23 September 2010

Setelah kau pergi...!

Setelah kau pergi...

Rindu & cinta, terkubur dalam berkas singkat sbuah doa. Sayapku masih terkatup. Merenungi sebuah keputusan ganjil yg ku buat. Menatapi bias fatamorgana di atas air laut yg menghitam memantulkan sinar rembulan. Dan aku masih tetap terdiam.
Seperti apa kabarmu di negeri sana? Adakah kau sepertiku di sini? Ku rasa rapuh. Berkubang dalam gucah gucah air mata yg semat meluntak keluar dari amarah yg tak mampu terlampiaskan.

"God, i trust You, i belief You, the one can provide him more than i wish You to do for him. I love him..."

Janji dan asa masih ku sanjung di atas jiwa letihku hidup tanpamu. Aku tak mampu ucapkan, aku tak mampu ungkapkan!! Hanya ketakutan yg mampu temani aku saat ini. Memayungiku dalam panasnya hujaman peraturan bumi, aku hanya mampu bergumam di sela suara tangis yg teredam: "aku takut kehilanganmu..."

Hujan...! Datang kesekian kalinya menemaniku. Namun aku masih terdiam di sini. Merasakan lembut sapaan rintik yg membelaiku, seolah berkata "kau tak sendiri". Tapi nyatanya aku penghuni tunggal di bumi ini. Sesungguhnya aku tak sanggup...

Selasa, 21 September 2010

ㄔI'm promiseㄔ

Altough you're gone

I still have immortality of my promise

I wont be here, in the corner of this world

I will not too worried to walk lonely

I conceivable: when was you are here, i got a serenity to breathed.

I conceivable too: when you're gone, i got a easly to die.

This is your love...

Too strong take major effect in my autobiography.

Everything will be smashed. Like my live is a crumbly.

But i have a promise:
I never afraid to walk alone.
I fearless to wipe away all of my tears by my self.

Iam promise...!!

°ada yang hilang°

Ada yg hilang dari hidupku. Aku terkapar dalam sekelip keadaan. Seperti ku putuskan mengalah pada keadaan, pun ku putuskan mengalah 'tuk mencintaimu. Tubuhku masih bergetar saat menentang hembusan bayu pagi ini, mataku berat, sesekali air mataku masih melintas tanpa syarat. Aku mengenang: 2tahun yg cukup manis berada di hatimu, manisnya merasa lelahnya merinduimu.

Ada yg hilang dari perasaanku. Hari ini, 21 september 2011, semua memuai, luntur brsama harap yg msh tertinggal. Semua salahku, angkuhku... Inikah jalan?? Aku tak tau, penyelesaian yg cukup meruntuhkan kata tegar di hidupku. Ingin pergi rasanya. Mengulangi cerita lama hidupku tuk menghapus namaku di daftar kelahiran menjadi tambahan tuk data kematian. Aku ingin itu... Karena memang kehidupanku tlah pergi, dan separuh jiwaku pergi. Aku tak ingin mengambang, menjejakpun aku tak mampu. Haruskah ku pergi?

Hilang... Hujan pagi ini begitu berarti, menghiasi kepergian serpih2 cinta, dan runtuhnya sebuah cita-cita cinta.

Ternyata cintamu; yg selama ini membuat relung relung hampa mjd ketenangan. Yang membuat arti kosong hidupku terasa tak ternilai. Yang membuat aku kuat meski ku rasa kelemahan terus memburuku. Aku bukan apa apa tanpamu di dunia ini. Dan aku merasa sendiri...

Ada yg hilang... 18 jam 25 menit yg lalu ku lepas cintamu dan ku tulis halaman biru ini. Menahan nyeri di dada, dan getar tubuhku. Dan selama itulah air mataku menemaniku.

Aku tak mampu jalani hidup. Terbiasa mencintaimu, terbiasa risau akan dirimu membuat aku rindu, bahkan lebih dari biasanya...

Aku ingin rasa kehilangan ini kembali. Aku ingin dia kembali, namun aku terlanjur menyakiti...

Sabtu, 18 September 2010

● s a h a b a t ●

Saat tidurku tak juga lelap ku tulis sebuah narasi nyata tanpa reka, dari pelangi teruntuk pelangi...


●Teruntuk: sahabat

Saat kenyataan di dunia ini acuhkanku, ku masih miliki kalian, jiwa2 seindah 7warna pelangi!! Yakinkan aku adalah manusia tersayang dan bukan terbuang. Cita citaku tak seberapa, keinginan ku sangat sederhana. Tp aku sosok manusia yg tak cukup kuat berdiri hanya berpìjak pada kemampuanku sendri. Kilat dan guntur membuatku jera menoleh ke angkasa ketempatku menuju mimpi di atas segaris pelangi.

Bila suatu saat aku pergi, dan hadirku tak mampu kalian dapatkan lagi di semua celah bumi, bahkan sampai ke palung samudra... Ku mohon kenanglah aku, ingat cintaku pada kalian. Cinta yg terlalu, cinta yg teramat cemburu. Dan ku mohon, jgn jadikan dosaku pada kalian saat Tuhan akan memberikan tempat terindah di kehidupanku mendatang..

Pagi ini yg ku dengar hanya bising dunia, entah dari mana, yg terdengar jelas hanya suara dentang lonceng dermaga... Dan aku termenung setelahnya, menatap jauh ke tengah laut tak bersudut, dan fikiranku semakin kalut dan berusaha menerima pemikiran radikal dan pandangan objektif dari sebuah inisiatif. Prosedur demi prosedur hidup ku ikuti seperti busur yg mengikuti alur aku melesat, walau yg kurasa kan seolah tersesat!! Melayang jiwaku ke pucuk pucuk pinisium yg menjuntai di angkasa, walau tbuhku terperangkap dlm sebuah dedikasi yg tak lekang dari mimpi.

Sahabat... Manusia2 termulia adalah Kalian dan hal termulia yg pernah aku lakukan adalah mengasihi kalian.

Dalam sunyi hari ini, ku tuliskan...

°paranoid°

Kau dan aku adalah sama. Terlahir penyandang kodrat Manusia. Hanya berkekuatan doa egois dan merasa lelah berada di antara bumi dan langit. Kadang aku hanya ingin menjadi manusia bodoh, dari pada letih berusaha menjadi bijaksana. Pengantarku menjadi pengikut paranoid. Menunggu malam dan termenung menatap bintang. Termenung dan terbang ke dunia imajinasi dan berkata "hey kawan! Taukah kau, Cahaya bintang itu indah nampak saat ia sendiri tanpa bintang yg lain!!"

Haaach! Paranoid! Yah, aku manusia paranoid, gelisah namun tak beralasan, gundah namun tak berkesudahan. Seharusnya aku sadar; ingin membakar namun tak miliki dupa. Ingin berkibar, namun kenyataannya aku bukan siapa siapa.
cinta: "rasa cinta ini sungguh sgt menyakiti, tpi! ku hanya makhluk yg tak bermateri, di pandang sblah mata, tak punya reputasi!!" Dan akhirnya semua hanya sama...!! Cinta dan tahta hanya melemparku dlam dunia paranoid.

Aku hanya miliki cintamu. Yg mampu mengubah philosofi ambisius menjadi pijar mimpi yang mulai menitikkan kejora di keteduhan malam.

Dengarkan aku penebar Kerapuhan: ku mohon akhiri inginmu, patahkan mimpimu tuk miliki setengah hatiku yg ada padanya. Jangan jadikan aku manusia paranoid yg menderita karena takut kehilangan separuh jiwaku padanya. Kumohon!!

Shobat, tetapkan budimu, kau wanita, pun aku, hati padu tak teramat jauh sepertiku. Jangan hancurkan aku yg sudah terbungkus retak retak bejana waktu. Dia hatiku, dia senyumku, dia cita dan cintaku... Aku tak patut berkompetisi di arah mu. Yg ku minta hanya sadarmu, dalam isak, sesak menahan air mata semua yg kurasa bukan hanya bermain pada hayal
ku, resahku beralasan...

Tuhan, mampukan ku terpejam...!

Selasa, 14 September 2010

♀Ъίήŧαήg & αкu♀

...dan ku tatap bintang mlm ini, hanya berkelip redup samar di antara gumpalan hitam berselimut malam.

Teringat cerita senja tadi bercerita ria di alam cyber, aku pemilik rasi scorpio berlambang kalajengking. Huft...! Menakutkan. Tp entahlah, aku bangga dengannya. Anganku menelusur jauh, mengingat saat ayah mendongeng sebuah cerita padaku selepas penatku belajar di suatu malam. Ayahku; Einsteinku!! Kamus perfect...! Yg tlh tiada, pergi selamanya...

→Begining...

Adalah cerita yunani kuno...

Orion adalah seorang pemburu
bangsa Boeotia berwajah tampan &
perkasa kurasa, hanya sebuah dongeng yg ku dengar, bukan kisah nyata yg aku ada di alurnya. Ketika Orion menjalin cinta dengan Putri Aurora, (sang dewi fajar), Orion
pernah berjanji akan
memusnahkan semua hewan
buas di muka bumi dan
mempersembahkannya bagi
Aurora. Hagz!! Ku harap kekasiH hatikupun akan bersumbar seperti Orion tuk musnahkan kejahatan bila suatu saat ia menyatakan cinta, walau kenyataanya cintaku kali ini penyayang jerry si tikus kecil dalam film animasi *wall*.
Apollo yg mendengar hal itu tak lagi damai, berharap orioN musnah sbelum sumpah orion pada aurora mnjd nyata. Appolo
kemudian mengirim seekor kalajengking raksasa untuk membunuh Orion. Parah, payah, dan menakutkan..., terrrnyata...Scorpio atawa kalajengking itu adalah tokoh antagonis dlm dongeng ini. Cinta... Kata lain dr simbiosis mutualisme yg berkaitan dalam rantai hidup, dari rasa cintanya Aurora
memohon bantuan Diana, dewi perburuan, agar menyelamatkan
Orion. Diana yg menyayangi (bukan selingkuhan. Tink!;-) hanya sahabat) Orion
sebagai sesama pemburu menyelamatkan Orion.
Next; Pada saat Orion menjadi buronan oleh kalajengking raksasa Itu, Diana mulai
membidikkan panahnya untuk
membunuh monster kalajengking.
Apollo oh, apolo! Tak di duga sesiapa muncul &
mengaburkan pandangan Diana alhasil anak panah dari jemari Diana
meleset, namun mengenai Orion. Hiks...! Diana menjadi berduka karena tak dapat menepati janjinya pada
Aurora (aku jg ikt sedih ah...) kemudian entah siapa (forgot *sorry*) menempatkan
Orion di angkasa sebagai rasi
bintang Orion, dan kalajengking rakasasa tersebut
oleh Apollo ditempatkan di
angkasa sebagai rasi bintang
Scorpio dalam posisi sedang
memburu Orion.
(Thak's pak Apollo)...

←End...

Scorpio menurut sumber ingatanku adalah berasal dari planet pluto, dari pluto bnyak menyimpan makhluk sedemikian. Suatu saat ketika imajinasiku meronta dan mulai gila, ku akan pergi pada pluto. Mencari makhluk sesamaku tuk ku hancurkan orion orion di jiwa ku. Ha!! Kejahatanku terwujud.

Biarlah... Zodiak tetap sebuah rasi bintang dari pendongeng yunani. Lambang apapun, dan bagaimanapun, namun karakter berpulang pada asumsi diri dan edukasi. Dongeng hanya cerita tidur seperti saat itu Einstein ku mengantarku pada planet planet dan ribuan bintang... Miss you daddy...!

Senin, 13 September 2010

Dongeng pagi

Pgi yang sepi, beredar dlam terik mentari yg seolah membakar keberanian tuk lalui dan memulai hari. Seorang gadis tertunduk, bola matanya tak lagi seindah biasanya. Sayu, terkesan bengis dan menangis. Berjalan menuju ujung dermaga, di mana batu2 pantai mulai melumut, dan seolah gadis itu berkata pada ombak: "Temani aku sejenak tuk berfikir"

Dear: Rainbow
———————
Di saat asaku memutih, dan waktu semakin membawaku mendekat pada masa yg seharusnya aku akan berjuang, semakin banyak aku temui kekurangan dalam jiwa dan ragaku. Dalam diam jiwaku bergelora, nampak serupa pucuk sakura di hamparan salju namun aku adalah edelwis di bukit curam. Satu... Dua... Tiga... Melangkah, dari titik ke titik seperti tiga langkah, namun ku rasa seperti beribu jejak aku lalui.

Kadang ku rasa tubuhku lunglai, inginku terjatuh di suatu tempat dan enggan berdiri lagi, walaupun selamanya. Namun benakku masih memaksa syaraf motoriku bekutik kembali, dan bayangan nafas bunda memaksa air mataku terjatuh di ujung mata.

Tuhan, aku lelah...! Aku tak mampu takhlukkan perjalanan ini...! Aku ingin berpulang padaMu, aku bosan marah padaMu dalam keputusasaanku. Satu persatu kekuatan imanku hilang, melayang menembus kabut putih masa depan. Bila aku akui pada hati ini, aku akan katakan; aku menyerah!!!

"Aku pasrah, aku menyerah, dan aku kalah!!!"

With love,
Rainbow
●●●

Gadis kusam itu diam. Dan aku melihatnya mengikat sebuah kertas dgn pita renda "hitam putih" dan menitipkan pada tabung kaca dan menggenggamnya, ia menangis, dengan kekuatan emosi dia berdiri. Berlari mendekat menyentuh bibir pantai... tiba2 terhenti, dan melempar benda di genggamannya, dan berharap tak'kan bertemu lagi...

☻HARAPAN☻

Ku bentangkan selembar kertas kusam. Ku tulis namaMu... Dan aku terdiam...

Kebisuan membawa ku terus berfikir. Aku lelah terhimpit ketakutan akan kegagalanku lagi.

Kembali di tepi pantai ini aku terdiam. Merasakan manja belaian angin senja menemani resah tak berarah dalam hati yg terasa kian mati. Ingin ku tuliskan sesuatu rasanya, namun jemariku seolah bergetar. Mengikuti air mata yg memaksa menemaniku. Aku bosan dgn keadaan sperti ini...

Pikiranku bosan melayang, aku ingin menjejak di suatu tempat, dan merasakan indahnya naluri mimpi. Aku tak sanggup lagi bila harus melangkah dalam kegagalan. Aku bosan!!

Lagi, dan lagi, ku sebut namaMu, berharap ranting melati mimpi berbunga satu kali ini. Seumpama sebiji benih padi di musim gersang, demikian harapanku yg tersisa; Tumbuhlah, dan aku jauh dari kelaparan. Matilah, dan akupun mati harapan bersamanya. Ini harapan terakhir ku...

Takkan ada yg kan mengerti jiwa pontang panting ini. Terbentur imajinasi dan nyeri saat realita berbicara. Dan aku hanya berjalan sendri, terpincang pincang dan kehausan kasih sayang. Kan ku lalui malam gelap tanpa bintang, pagi sunyi tanpa mentari, hingga akhirnya langkahku berpijak pada senja yg menciptakan resah tak berarah.

Saat ini aku rapuh Tuhan, ku menangis dalam dekapMu, ku berteriak berharap sendengan telingaMu...

Sabtu, 11 September 2010

"Prinsip di ujung terminal"

Long Ping, 12 sept '10. Di sudut terminal kecil aku terduduk, terdiam, sendri...

Bising!!! Begitu berisik hari ini di sepanjang jalanku pagi ini. Ketenangan merangkak menjauh seiring kedamaian. Langkah langkah manusia bertujuan maksud menuju dan meninggalkanku seperti putaran waktu. Dan aku? Aku masih di sini, terdiam menunggu, namun entah apa yg ku tunggu.

Prinsip hidup dan perjalanan hidup memang kejam. Memaksa dan mengekang jiwa2 bebas berjalan pada satu jalur yg kembali berpulang pada resiko dan komitmen. Mungkin manusia terlahir sama, namun cara hidup dan pemikiran berbeda menurut ikatan waktu dan norma edukasi. Kesedihan menentang kebahagiaan, kegagalan menyandra keberhasilan, begitupun dengan tawa tak mungkin berjalan dengan tangis. Hukum mutlak alam yg dengan tegap menjadi dasar langkah kehidupan.

Bahagiaku perlahan menjauh, Kembali sunyi menyelimuti, lukisan bumi yg ku tatap dgn mata ini seolah seperti miniatur mati. Lintasanku sudah tak berotasi.

Tuhan aku menangis, tertunduk di ujung terminal bus dgn air mata ku peluk dan ku rasakan tetes demi tetes begitu berat menghujam di dadaku. Tak akan ada yg mengerti bagaimana rasanya menjadi aku, sama halnya seperti tak akan ada yg mengerti bagaimana mengartikan catatan kecil ini...

Di sudut terminal ini ku bina sebuah prinsip. "Stright walk to begining, alone and silent"

Hujan turun... Lengkap sudah keadaan menyayat hatiku. Tp tubuhku enggan beranjak. Gila! Aku ingin tertidur d tempat ini malah...! Saat aroma bahan bakar menyeruak kerongkonganku, aku menyadari, otak ku mungkin sudah tak waras. Dan aku masih terduduk di sini, menunggu hujan dan berteman kepedihan. Menikmati hujan. Entah sampai kapan...

waktu

Ma Wan, 12 sept'10


Di saat asaku memutih, dan waktu semakin membawaku mendekat pada masa yg seharusnya aku akan berjuang, semakin banyak aku temui kekurangan dalam jiwa dan ragaku. Dalam diam jiwaku bergelora, nampak serupa pucuk sakura di hamparan salju namun aku adalah edelwis di bukit curam. Satu... Dua... Tiga... Melangkah, dari titik ke titik seperti tiga langkah, namun ku rasa seperti beribu jejak aku lalui.

Kadang ku rasa tubuhku lunglai, inginku terjatuh di suatu tempat dan enggan berdiri lagi, walaupun selamanya. Namun benakku masih memaksa syaraf motoriku bekutik kembali, dan bayangan nafas bunda dan handai taulan memaksa air mataku terjatuh di ujung mata.

Tuhan, aku lelah...! Aku tak mampu takhlukkan perjalanan ini...! Aku ingin berpulang padaMu, aku bosan marah padaMu dalam keputusasaanku. Satu persatu kekuatan imanku hilang, melayang menembus kabut putih masa depan. Bila aku akui pada hati ini, aku akan katakan; aku menyerah!!!

"Aku pasrah, aku menyerah, dan aku kalah!!!" haruskah??

Minggu, 05 September 2010

AKU KEHILANGAN ITU

Terpa angin membuai manja wajah sayu. Terpukau lelah berjalan di antara sejuta terjal dan ribut angin hidup membuat jiwa membahana melayang membelah masa dengan semangat pantang tumbang. Aku termenung di tepi sebuah jendela hati. Enggan melangkah pagi ini, bukan sebab dinding dinding pejabat tak perduli nasib rakyat dengan mengurangkan nilai valuta, tapi ragaku enggan beranjak, lebih ingin ku nikmati pagi sunyi bersama tandas harapan tak bertunas, terdiam seumpama menunggu kandas, mereka-reka rencana dan merangkum kegagalan keberhasilan.

Teruntukmu cinta...
"seandainya aku gagal, biar ku titipkan semangatku pada pundakmu, atau sekiranya aku menang, kan ku sematkan namamu tuk mengisi indek pejuang di lubuk hatiku. Karena aku ingin kau selalu ada untukku... Untuk air mata dan senyumku..."

Pagi ini, masih belum berlalu gemericik hujan menyertai raga bumi. Romantis walau terasa tragis di hatiku, menahan rindu pada aroma pulau kelapa yg telah hilang terkubur masa.

Destinasi hidupku dan cita citaku tetap, tak berubah meski semua hampir force landing. Pendaratan cita citaku di luar area yang aku inginkan... Biarlah! Tak apa! Semua akan indah pada waktunya.

Aku kehilangan suatu waktu dlm hidupku. Saat aku berlarian di padang ilalang dengan gaun putih, duduk di sungai tertawa lepas dengan ketakutan yg terhempas oleh semerbak kasih sayang ayah bunda. Masa kecil yg berharga tiada tara, meski aku hanya gadis desa. Naik turun dan bermain sesuka hati pada bangkai exapator dan traktor bercat kuning lusuh yg mulai memudar dan menemani meski mengacaukan kerja ayah membenahi bangkai2 baja itu. Kenangan teramat berharga di masa kecilku.... Aku kehilangan itu!

AKu kehilangan suatu waktu. Saat ayah mendidikku, berusaha mencetak otak putri kesayangannya. Dan aku lebih tertarik pada ajarannya. Ya! Ku rasa aku lah anak kesayangannya. Kadang ku sesali bila dlu aku adalah pemberontak. Semua berakhir dgn air mataku di atas batu nisan tertoreh nama ayahku, pahlawanku, yg kan ku kenang sepanjang nafasku masih ada. Aku kehilangan itu!

Aku kehilangan suatu waktu. Saat saat ku temukan cinta di hidupku... Saat jeda waktuku pertemukan denganmu. Simpati mu tak sanggup ku raih, senyummu ku biarkan melayang, dan aku masih menutup diri. Egoku, egomu akhir kata.... Dan hari ini aku begitu cinta, begitu merindui mu, sebagai setengah dari hatiku... Aku kehilangan itu!

Tiga masa tlah hilang, tak kan pernah ada lagi di hidupku. Masih banyak lagi yang kan ku lalui di hidupku, Dan masih banyak lagi yg akan ku relakan tuk ku kehilangan...

Kamis, 02 September 2010

-◆aku◆-

berkaca pada cermin hidup, terdiam dan ku sadari siapa aku....

Rengkuh semangat berhias air mata, terunggkap bagai bayang bayang durjana saat kasih tak lagi bertahta. Hidup penuh ambisi mencapai indahnya jati diri yg kadang menyerah pada kekuatan air mata saat kegagalan memenuhi ruang kosong di dalam jiwa. Aku hanya sebanjar teratai indah di tengah rawa keruh, gelap, dan menunggu datang fajar menebar sinar keemasan dan menanti hitam menyelimuti malam. Siklus hidup yang tak pernah bisa terkoyakkan...! Kehancuran yg tersusun rapi seperti ubin waktu, yg tlah menjadi batu pijak saat ku ingin melangkah yg mengajarku tuk menjadi diriku... Aku adalah aku...

Aku adalah aku....! Pemilik jiwa renta yg mudah rapuh, dan terjatuh saat putaran waktu perlahan menjelaskan aku adalah pecundang pada masa lalu, dan pemenang pada masa mendatang...

Aku adalah pelangi (amin...!) lukisan kebanggaanku, Karya Ilahi yg memukau ku saat ku memandang jauh ke belakang. Cambuk hitam berkonotasi hancur hidup mampu menuntun tangan lelahku melukis indahnya pelangi suatu saat, terbias manis di ujung perbatasan bukit yg berliku dan terjalnya jurang berbadai meremukkan nyanyian hidup. Dan aku menggenggam elok Pelangi itu saat badai dan hujan mencekam telah meninggalkan hamparan bumi. Pelangi yg tak akan pernah pudar ada padaku...

Aku pemilik egoisme, sedikit hati berbicara, mengikut fikiran mencapai reka nyata yg ingin ku gapai. Bukan hanya cinta, namun segalanya. Selami hatiku, dan temukanlah bila kau anggap itu berharga. Aku mampu menangis bersamamu, namun aku mampu menjdi pembunuh yg mencabik jantungmu... Jangan kobarkan emosiku...!