Senin, 25 Oktober 2010

■δσήģξήģ šξťαήģκάί ĽίĮγ■

Saat mentari berpamitan pada sendu senja nan jingga merona ku tatap kuncup putih dalam ketenangan asa.

Terlelap dalam mimpi, dan pagi kembali, kuncup itu merona, menebar semburat merah dalam mahkota putih.

Terlelap dalam hari, dan waktu berganti. Layu, kering bersama tangkai menguning.

Lilyku layu... Tak'kan lg menemaniku dlm ruang kosong hidupku.

Rindu; pemikiran kritis, keberanian dan kekuatan jiwa dr kedemokratisan akan pemerintahan yg berkuasa dari hati. Nyatanya semakin terkikis habis, berulang menjdi kerinduan, hanya merenung di sudut perjalanan hidup yg kembali menata keyakinan selepas penghianatan dari diri sendri. Aborsikan semua mimpi yg pernah kau kandung, buang anak janji yg pernah kau adopsi. Biarkan ketiadaan berjalan memutar mimpi tanpa harus bicara lagi.

Saat ini mimpikan, dan tataplah aku dalam peti akhir berhias lily. Peluk aku seperti aku memelukmu dalam setiap air mataku saat jiwaku masih berkelana bersamamu. Anggap aku pergi dan mati bersama pelangi... Dan tak ada lagi dlm hidupmu.

Pemikiran ini kupertahankan, namun semakin aku menemukan kesalahan janggal dalam kiasan yg bersinonimisme dgn apa yg ada dlm kuadrat mimpi antra aku dan kamu.

Apapun persuasi, dan etikat tak kan pernah menjadi alasan untukmu tersadar bila memang Pemikiran primitif membuatmu bahagia.

Ucap slamat jalan padaku shobat, kan terkenang slalu kisah klasik nan singkat bersamamu, yakinkan hatimu aku tlah tiada. Untuk slamanya. Ucapkan dgn ketulusanmu Tuhan tlh ampuni dosaku padamu. Aku pergi.

Dan...BERAKHIR...!!!

Jumat, 22 Oktober 2010

κeмвαlί ραđα ħαŧί

Sudah terlalu pagi untuk bermimpi, hari kmarin tlah usang, dan terbuka jalan lain menuju hari ini menjelang. Dan di antara kontras hitam dan putih ini aku msh tak mampu memberi ruang untuk kelabu di antaranya. Saatnya kembali pada hati dan tinggalkan mimpi. Bangun!! dan berhenti mengiba pada masa.

Rindu rupa, rindu asa, terbalut dlm lipatan hati yg mengharu biru, terlepas antara pemikiran dangkal dan berharap hidup mampu memotong kompas, menyingkat perjalanan. Hach...! Pemikiran sudah berubah dalam suasana lain arah. Ku harap lalukan, dan pasrah. Ku harap kau mampu pahami di mana masa penjajakan dan di mana masa sakral di hidupmu...

Memang bijaklah: MUTIARA, bangga tuk di miliki, namun tak smua hati berniat kuat tuk memiliki. Hanya imitasi kdg memuaskan hati, walau tak menyentuh nurani.

Anyway...! Your immortal is yours...!

Selasa, 19 Oktober 2010

κυ мσħσή καυ κeмвαlί...!

Akankah selamanya aku tertidur dan bermimpi, menapaki jejak dan mengalah pada jarak. Hingga terasa hatiku retak, tak bergerak. Letih rasanya, sendi sendi saraf ku terasa ngilu berfikir untuk kesekian kalinya dgn hal yg sama. Dan kesimpulan yg sama pula!


Terfikirkan saat berat ini mengemban janji hati, yg selamanya tak ingin terusik lagi. Aach! Ku sesali semua ini membakar semangat keringku. Andai ku mengerti hatiku sendiri...


Sering, bahkan slalu aku bwa dlm tidurku, saat lelah menguasaiku, kututup mata dan aku menyadari: rasa cinta ini ada, namun aku melupakkannya.
Garis Angkuhku semakin memelukku menjadi sebuah gambaran keistimewaan, terangkuh di antara kekuatan dan kelemahan. Dan aku semakin tak berdaya...


Rasa ini fakta, walau tak mungkin realita. CINTA... Ingin ku acuhkan, ingin ku tinggalkan pada lain jiwa, namun aku serasa tak ada kuasa mengintari bumi dalam naungan masa.


Aku rindu seorang figur, ingin ku tumpukan semua, Namun nasib tak mampu menjadi perantara. Kepergiannya tlah membawa sejuta cita dan cinta, membuat aku seperti gadis sunyi di tepi danau menunggu peri hijau menyapa dalam sbuah dongeng. Ayah, btapa sulitnya ku tanam semangatku, hanya berbekal nasehat dan ajaran mu yg mash tertinggal dalam hatiku.


Kadang aku berfikir: apakah hanya aku yg berpemikiran ambisius di dunia ini?
Ayah... Apa yg kau rasa saat ini di dunia yg berbeda? Adakah kau melihat aku tertunduk, tersungkur, terjatuh dan menangis...? Apakah kau tak ingin kembali memelukku lagi...? Ku mohon kau kembali...


aku menyadari: rasa cinta ini ada, namun aku melupakkannya. Dan demi janjiku padamu, banggakan aku menjdi anakmu, aku kan terus melaju, biar rasa ini menggangguku, namun kan mimpiku tak kan mati, sebelum aku terbangun menatap pelangi. "pelangi tak kan pernah pudar"...

Senin, 18 Oktober 2010

::♥ίβυ♥::

Minggu, 17okt'10

Letih hari ini...
Mendengar berjuta keluhan, Menilas berbagai keangkuhan.

Berdiri sendiri di ujung senja, berhamburan rintik hujan terfikir tentang sebuah kerinduan. Rindu kembali dalam pelukan, dan menangis saat ku merasa tak nyaman. Ibu... Aku rindu kembali padamu...

Terlalu sering pemikiran ini berjalan pada titik utara, dan kau berbalik di tilas selatan, bertentangan! Kadang aku terlupa bila sharusnya aku putrimu yg senantiasa bermahkota santun dan bakti. Bu... Mungkin aku tak buatmu bangga dgn jalan duduk diam menerima pengajaran pada isntansi perguruan, tapi konsistensi pada ucapan dan observasi ini tak buatku jera mengeruk ilmu pengalaman dr tepi jalanan. Mungkin aku msh enggan diam di sampingmu, dan menjagamu, namun janji pada hatiku hanya ingin kau tersenyum. Dgn kekurangan tak membuat aku terbuang, dan tak selamanya aku gadis penentang.

Perjalanan ini: hakikat tertinggi ada padamu, filia cinta hanya darimu, aku adalah putri kecilmu, dan selamanya aku tetap menyayangimu... Dan di atas smua cita2ku aku ingin menjdi sepertimu, aku kangen ibu...

Entah kapan kebahagiaan kan ku letakkan pada nampan hari2mu, entah bila mana aku mengghapus sukar hari2mu, namun yg aku tau hutangku padamu tak kan pernah terbayar lunas! Dan itu membuatku berharga bagimu, dan aku teramat menyayangimu d balik aroganku, optimisku, dan stiap jalinan pemikiranku.

Smoga mimpiku nyata suatu masa, dan kan ku sematkan senyummu di atas nya. Kau satu tempatku berpulang, jiwa tunggal untukku berjanji pada masa dpn, dan aku kan berusaha tetap! Dan rampung menjalani hidup seperti mimpiku yg terpapar padamu. Doamu jalan terang pemikiranku...

~リşāмūđяāリ~

Berlayar sendiri pada hamparan samudra, sunyi, tanpa suara...

Berfikir dan mengharap memijak pada bumi persada, di atas tanah pusaka nyata, bukan mengambang dan membuatku bimbang! Biduk kecil ini tak mampu menampung bertubi tubi pemikiranku, tak kan sanggup mengantarku pada suatu pulau impian stiap tidur malam ku. Aku tak butuh layar, namun ku butuh sayap!!

Saat ku julurkan jemari pada satu titik samudra, ku tersadar! Pemikiranku tergugah, dasar ku berpijak bukan sesuatu yg membatu dan patut untukku berjalan di atasnya. Bukan sehamparan batu pijak untuk ku bertumpu saat aku ingin melompat mengikuti arus hatiku. Namun dasar luas yg membuat ku tenggelam dan menemui berjuta rahasia baru dalam putaran waktu.

Bilakah aku berevolusi??? Bilakah mawar ini kembali pada sejengkal tanah dan kembali bersemi dgn duri duri lentik surgawi??

Aku masih berlayar. Bersiar siar berdampingan bersama sinar buram rembulan, bersama keangkuhan janggal yg sekiranya tak patut di pertahankan. Cukuplah! pemikiran2 gamang ini mengantarku pada kelemahan, kelelahan dan berujung keputus asaan.

Bilakah aku tiba di negri pelangiku Tuhan? Aku rindu menjejak nyata, aku bosan bertanya, seperti aku bosan di tengah samudra...

Jumat, 15 Oktober 2010

シάκυ мξήģάşίЂίмυシ

Langkah terbelenggu dalam kekang tegap waktu, menjadikan pendidikan dan hajaran teramat perih dalam jeruji kesabaran dan penuntun mimpi, lebih dari kenyataan dan keingginan kuasa Tuhan lbh dari yg ada di alam pemikiran.

Kadang ingin berlari, meninggalkan suatu yg tak pasti, berharap menemui kesejatian pada lain hati. Namun hatiku berkata "tidak". Lanjutkan mimpi, dan tetaplah berlari hingga mimpi menjadi kenyataan pasti.

Satu lagi pencobaan, satu lagi kesabaran yg ku serahkan pada perjalanan. Mungkin aku hanya mampu sandarkan rebah pada tikar pandan, tak ada rasa nyaman. Asong, kuli laman pertahananku tuk mampu wujudkan harapan. Namun ku harap jgn jd kan aku hamparan luas tuk bertubi penghinaan. Yang ku tau, aku ingin maju. Meyakinkan kemiskinan bukan halangan. Expresi, dan jalani...!! Dan semua akan terjadi.

Tuhan, timbun kebencianku dgn harum kasih, kubur keangkuhanku pada dalamnya jiwaku menyelami rahmatMu. Biar semua seturut kehendakmu...

Cinta, aku hanya kukuhkan semua pada manis waktu membawaku. Entah kemana? Entah pada siapa? Wajarku mencintai, meski tak satu hati. Mungkin ku hanya mengagumi...

Biar cinta ini
menjadi rahasia antara aku dan
Tuhanku, karena aku mengasihi,
bukan hanya mencintai, dan tak
harus ada yg terluka lagi...

♥мίмpί & dєśŧίήαśί♥

Sesaat redup dalam dekapan malam, terbesit sebuah pemikiran dalam lelah raga mengakhiri putaran masa:

Mereka reka kepercayaan diri, dan berfikir tegak untuk sebuah destinasi. Tersadar dan terhentak, kembali membangun mimpi di di atas semua mimpi.

Pelangi... Sampaikan salamku padanya, sebuah rasa hati yg tak mungkin terungkap, kata cinta yg tak mungkin terucap. Di mulai dari hati, dan akan berakhir oleh hati ini. Tak akan selamanya...

Mungkin inilah aku: angkuh dlm perkenalan, tak berkesempatan dlm pertemuan. Hanya bermimpi di suatu pagi, dan berjalan menentukan destinasi pada hati. Sering terjatuh, hancur, dan terhambur dan ku ikhlaskan keangkuhan tuk kembali memungut puing mimpi tuk kembali menjadi berarti.

Aku, biarkan penulis ceritaku mengakhiri naskah alur pemimpi ini menjadi indah bersama spektrum warna warni pelangi. Seperti cinta, hanya sebuah rasa, entah apa akhirnya...

Biar rasa ini tetap menjadi asa, cinta ini menjadi rahasia. Bila rasa ini memang cinta, biar waktu yg berbicara... Datarkan! Tak ada yg lain. Karna aku masin ingin setia...

Kamis, 14 Oktober 2010

''şєlαмατ jαlαη şαнαЪατ,,,!"

Inspirasi by: PRASETYO EFENDY (Alm)

Dua tahun yg merubah segalanya janji, merubah mimpi mendekati realiti. Tangis, tawa, terasa seperti animasi, demi sebuah dedikasi aku berdiri!

Dua masa membawa jiwaku berkelana, mengintari jiwa jiwa dahaga akan tawa, demi cinta mreka berusaha. Mengepak sayap, melompat dan memulai segala harap dalam rintihan semangat. Kukuhkan! Lanjutkan...

Entah brapa langkah terayun, entah brapa jengkal ku lalui, dan kenyataannya aku tetap di sini, menghitung brapa jengkal lagi kan ku ayunkan langkah.

Hidup seolah tekateki yg sulit tuk terisi oleh kemampuan berfikirku. Pelik, namun menantang tuk semakin berfikir bijak, dan meninggalkan pemikiran abstrak.

Ternyata hidup itu sementara. Sahabat, mampu kau tinggalkan jiwa sunyi tanpa amanat. Msh jelas teringat, stiap saat ku hamburkan pemikiranku pada sebuah diary kecil, dan kau slalu menyusuri liuk² hidupku dari nya. 7tahun berlalu...

Seperti sebuah dongeng hadirmu di hidupku, tak akan ada lagi senyum mu, tinggalkan cerita pilu menyayat kalbu pada sebuah pusara. Tak mampu lg cerita terukir, tergantikan dgn taburan bunga putih di atas jiwa yg hidup dlm kehilangan abadi...

Shobat, bahkan suaramu pun blum terbuang dr ingatan, namun hadirmu kini tak mampu terlampaui pemikiran getir akan hadir mu...

Biar Tuhan penyaksi cinta kasih dan keikhlasan mu padaku. Biar Ia tempatkan mu pada tempat terindah. Kehilangan aku pada budimu, namun air mata tak mampu menjadi jalanku tuk ucap slamat jalan padamu. Doaku bersamamu...

Slamat jalan shobat kecilku, biarkan waktu yg mematri kisah kita, biarkan sudut bangunan edukasi sekolah menengah pertama mengerti bila persahabatan kita tak pernah terhenti bersama ruang dan waktu. Selamat jalan sahabatku... Teriring doaku untukmu...

Selasa, 12 Oktober 2010

★ρlāγ gīяl★

Inspirasi seorang sahabat, lovely Joane☻.

Sebuah ungkapan kata dalam liuk permainan merdu melodi waktu, ini bukan karya, apalagi sastra. Hanya Legakan hati dalam emosi sesaat dalam makna yg terkesan sarat. Mungkin lebih baik dr pada menghantam kepalan pada cermin mati yg tak bersalah. Setan!! Aku sakit, menjerit dlm ruang hampa yg terlewat sempit.

Hufth...! Playgirl juga sakit hati ternyata. Mengertilah... Atau pergilah, bunuh cintaku tuk ajari aku setia pada satu cinta. Cinta ganjil dalam kesadaran hati kecil. "eh, tampan!! Playgirl juga main hati bung!!!"

Harap tak terungkap. Biarkan tetap selamanya. Meski pijar mimpi tak lg dlam naungan dewi cinta. Hidupmu hidupku. Dan hidupku adalah jalanku. Jalan yg ku harap masih panjang, tuk perbaiki jatidiri, merubah asa dari seorang pemain cinta.

Biarkan mereka iri akan kebahagiaanku, walau bukan karena keberhasilanku. Saat esok fajar menyingsir memulai cahaya biarkan akupun bersamanya memutihkan sgala hitam. Ku akhiri... Ya cinta! Mahadewiku tlah tinggalkan aku dalam kekalahan permainan cinta. Dan biarkan aku padamkan bara ketamakan cinta dan berusaha menjadi manusia setia. Sikapku tak mutlak. Aku hanya makluk indifidualis yg benci akan federalis. Maafkan aku bila berfikir secara privat dan bukan pemikiran institusi. Kukemas, buang, dan lupakan! Ku mainkan hatiku untuk satu cinta. Mulai sekarang...

░ρēήģāβđīāή░

Pagi yang sama: tanpa pelangi, dan tak terlihat tilasan embun pagi. Hanya keanggunan sinar mentari yg memecah konsentrasi kornea. Berjalan rikuh dan lusuh, monotone menuju malam tanpa bintang. SyukurLah...!

Cinta ternyata tak ubahnya extasi. Mampu melupakan jejak jejak mimpi bumi. Melambungkan asa membumbung pada sirkuit angkasa yg tak jelas sebenarnya. Membuat mimpi cita tak lagi utama. Penyerahan kata pasrah bukan lagi penjelasan, namun hanya sebuah alasan. Alasan yg menurutku ambisi hebat yg mampu lumatkan semangat dan prinsip mimpi menjadi langkah pasti dlm senyum akhir perjuangan masa revolusi.

Realita memang; cinta mengalahkan segalanya. Seharusnya usahlah berdiri gedung-gedung edukasi meninggi dan hancurkan baliho papan lebar pengenalan mencapai reputasi. Hah!!! Dan ikat semua cita dan mimpi anak bangsa dgn cinta dan kubur dalam2 bersama tidur dan mimpi bertepi.

Aaaah! Sudahah... Percuma berkata, apa lagi bersiar siar mengarungi jalan pemikiran manusia bijak. Kenyataan nya aku hanya manusia kecil. Sepatutnya ku urus asongan pagi ini, tuk lanjutkan mimpi, yg semoga tak akan selamanya bermimpi.

Tak ada kepantasan tuk menaruh telapak tangan pada hati. Aku pergi! Dan enggan tuk kembali pada hati.

Ku sampaikan kerinduan pada komitmen dan mimpi yg terhilang.... Bersama pagi, dan embun yg mulai memuaikan pengabdian....

Minggu, 10 Oktober 2010

♀°ндшд, sдлg pємцjд°♀

Aku hanya seorang hawa, pemuja, dan jauh dari sempurna. Nanar, binar sinar mata hanya sekala dan kembali dalam suasana jiwa. Aku hanya seorang hawa, kubangan air mata yg kubisa isyarat aku tak bahagia. Benci bila ingat satu masa. Muak! Makian ingin terucap, namun tersekap air mata, karena aku hanya seorang hawa... Dan bukan siapa siapa...

Mimpi sistematik dan cinta fanatik masih ada di hati selama aku masih jauh dari sempurna, mungkin selamanya kan terjaga. Walau ku tau rasa ini fakta dan bukan teori tanpa observasi.

Karya Ilahi hamparkan padaku satu laman kertas putih, dan rupa rena, dalam kias kias hitam merah tlah ternoktah hingga sudut terpelik ku lukis kaligrafi terlampau indah cerita hidup. Setakat berkata dalam doa. Dan kmbali mencipta...

Habis kataku rasanya! Tak sanggup lagi menjadi penata mimpi. Jejak jejak lama seolah mengingatkan, dan kenyataan menguatkan. Sejauh mana ku melangkah aku tetap hawa, jauh dari tahta ksatria terlebih brahmana. Aku tetap hawa dalam kesudra'an... Pemikiran dungu yg abadi...!

Aku hawa, sang pemuja...

Sabtu, 09 Oktober 2010

♣ Untukku Kau Ada♣

Perjalanan mimpi terlalu cepat mengusir pagi, dgan ambisi dalam kebisuan seolah tegar dgn penuh keangkuhan! Mimpiku masih sama. Sama dgn kerinduan, harapan, dan pengagungan dalam kidung kidung yg statik terlupa.

Kerinduan senja kembali terhapus malam dan mendesak menjadi kebiasaan pagi saat sinar emas mentari berulang meninggi. Jarak yg semakin konstanta, tak pernah membuatku lupa pada klasik pemikiran sederhana tentang arti cinta.

Hidup adalah suatu arah. Berisi amaran tabah, mengalah namun pantang tuk patah. Dan saat ku tertatih, pejamkan mata di ujung hari, mendalami arti jarak dan perbedaan ini ku tersadar; sesungguhnya separuh jiwaku padamu.

Bilakah kan ku rengkuh jemarimu, mendekap tubuhmu, bernafas harmoni mengikuti detak nadimu, dan ku rasa tubuhku menyatu bersama rohmu. Bertepikah rasa ini? Hanya akhir yg menjawab. Bilakah akhir itu ada? Kurasa Tuhan merahasiakan nya untuk senyum terindahku suatu saat.

Empat kali pancaroba seharusnya membuatku merindukanmu, namun entahlah, kembali pada pijar waktu yg membuatku tetap mencoba melukis jejak di atas batu. Hingga ku harus pudarkan merah cinta, dan acuhkan kilau kerinduan. Maaf... Maafkan aku...!

Untukku Kau Ada...!!

Rabu, 06 Oktober 2010

βēяłāђāή,,,!!!

Jgn ungkit lagi karna aku cukup
tuk merasa kehilangan!

Aku cm bth prinsip dlm tujuan!

Bukan akhir yg scra kebetulan!!

Aku tak perduli lg dgn
kebersamaan!

Yang aku tau hidup ini perjuangan!
Sendiri melangkah meski dlm
byang dukungan!!

Jgn gugah emosiku kawan!!!

Aku hanya kumpulan melarat yg
rikuh akan kegagalan!

Tertawalah bila kau merasa aku
bebal dan tak tau persahabatan,
karena memang bumi tak patut
menerima prospek kesabaran.

Yang ku mau hanya logis dan
nyata dalam pemikiran.

Aku bodoh, tolol, atau apalah
kiasan. Dan dari sana ku merasa
bosan! Penghianatan! Penghinaan!
Ejekan dan cercaan!

Hidupku yg mengajar sikapku
bertahan. Dan ku harap jgn usik
emosiku yg sudah rapi ku simpan!!!

Persetan perasaan, kenangan, atau
sebuah jalinan!

Dan jgn brkata tentang kesopanan
karna aku hanyalah kumpulan
anak jalanan!!

Impian dan cita-cita hanyalah
privasi dan perorangan.

Dan semoga aku mampu bertahan
untuk akhir perjalanan!!

Selasa, 05 Oktober 2010

şēђāяūşήγā çīήłā,,,,

Rumit, dan terlalu ambigu tuk ku fahami....

Adakah pemikiran dari nurani, atau sekiranya naluri seorang perempuan mengikat seujung rasa rindumu pada sosok kecil tak berdosa itu?

Ingin rasanya aku nyata berkata padanya. Memulihkan keadaan keruh ini dan berkata padanya "ibumu akan kembali, dan semua akan baik2 saja. Percayalah!!" Tp mampukah aku? Siapa aku?

Hai wanita!!
Tidakkah kau merasa bangga terbangun di tengah malam oleh suara tangis buah hatimu walau setakat merindukan sentuhanmu? Tidakkah kau merasa berharga saat buah hatimu tertidur dalam pelukanmu? Berkaryalah, dan terus berkarya!!!! Namun eloklah bila kau kembali menyadari kodrat sebagai wanita! Ibu dari anakmu!

Ingin ku cela, ingin ku cerca hina seturut sifat emosi jiwa yg ku punya:
"wanita seperti apa kau?"
Tapi aku tak mampu manakala ku sadari siapa aku. Akupun tak sempurna, penuh dosa, namun paling tidak aku tau prinsip dan tanggung jawab!!

Kelu lidahku tak mampu berkata. Namun tetap menyontak degil di dlm hati kecil. Tak tau harus menjadi siapa dan berkata apa dlm alur maya sebuah cerita nyata. Aku ingin marah, marah pada siapa? Ingin menyadarkanpun menyadarkan siapa?.... Yang aku tau aku kecewa dgn "wanita" sepertinya! Meninggalkan buah hati dalam angan angan cita, yg senyatanya hanya puing puing luka.

Ingin rasanya aku menunjuk arah, tapi di mana aku? Seperti aku marah, mencela, dan memaki diri saja rasanya, tak tau apa yg sbenarnya, hanya sebuah dongeng belaka. Yg aku rasa hanya batin anak anak terlupa dan mendamba memanggil "mama" dalam hari2nya...

Seharusnya cinta adalah pendamainya... Seharusnya cinta ada di antaranya...
Seharusnya cinta masih terus mengikat mereka...
Seharusnya cinta....

Minggu, 03 Oktober 2010

"āήūģēяāђ"

Sejejak langkah membuatku percaya

Tanpa kata aku mampu mendengarnya

Bahkan jelas meski tanpa penjelasan konotatif

Senyum yang tak pernah ku lihat namun membuatku merasa tertambat padanya

Kutelusuri walau aku lelah tertatih di jalan hidupku

Seolah mendapat jawab walau aku tak bertanya

Dan aku bermìmpi meski aku tak terpejam.

Adalah kamu...

Semua tentangmu...

Mencintaimu adalah anugrah...!

яāşāˇçīήłā

Ternyata...
Tanpamu aku letih. Kau bawa hilang lenyap senyumku ke alammu sendri, dan kau tinggalkan aku pada malam yg membutakan aku, membuatku tersesat karena melepas pelukanku pada tubuhmu.

Ternyata, tertatih berjalan tanpamu...

2hari berlalu, mataku bersahabat lekat pada air mata yg menjerat, seakan berjalan di rembang sunyi aku: di atas hamparan daun daun cinta yg menguning gersang. Bosan aku menangis tanpa suara, namun hatiku tak jua puas. Tak jua kembali senyum ku pada sandaran sanubari. Entah sampai kapan!