Selasa, 14 Desember 2010

Nyanyian taman langit

Malam ini aku ingin bermimpi, terpejam pada kelopak mawar tanpa duri. Bersama kupu-kupu dan peri pelangi. Aku ingin bermimpi lagi, seperti malam sebelum hatiku mati.

Setitik embun pun tak ku temui apa lagi setitik sari sekar sejati. Mawar putihku pun tlah menunduk, mengenang panjang musim yg kian merunduk. Hatiku sunyi malam ini, berteman air mata dan bayangan kontras tentang sebuah logika. Mawar putih pujaan hati ternyata hanya imitasi, patah, dan tak lagi patut menguasai hati. Jika penghianatan adalah judul, seharusnya aku lupakan, bukan larut dalam kenangan. Air mata tak pernah sudah menemani jari jemariku yg menutup mulutku saat tangis dari pemberontakan hati menguasai akalku.

Torehan ini adalah hiasan jiwa yg sunyi, berakal setinggi pinang tuk lanjutkan sebuah janji. Aku sendiri, tetap sendiri, ku harap sampai waktu nanti.

Cinta ini hipnotis meski berlalu tragis, biarkan aku menangis, menjaga setia aku tetap optimis. Biarkan tubuhku rebah, di atas ranting ranting sampah, di atas kelopak kering bertangkai patah.

Baru kemarin sekar malam itu merona, kini taman langit tlah memusuhinya, di tengah sesal hanya mampu terdiam, tak terlihat saat berselimut kelam. Kuhabiskan malam ku dalam intonasi sama, dalam karsa yg kian jauh menjelma.

Bilakah musim semi kembali, terbangkan kupu-kupu tuk indahkan warna bening embun taman sejuta sekar di hati ini? Mawar yg sejati, bukan mawar imitasi lagi, dan lagi...!

Cinta, mampukah kau sadari...? Nyanyian dalam taman lagit yg sunyi ini menyiksaku dalam ruang pekat tanpa sekat. Aku takut mati dgn cara seperti ini, aku takut mati terbujuk emosiku sendiri....

Miskin kok sekolah...??

Ternganga aku, terasa kelu! seolah tamparan landai menghujam di wajahku meski sama sekali bukan untukku. Aku merasa tersindir, tercibir, ingin mengusir palung palung getir dalam masa yg mengalir.

"you should'nt has come to this school if you has not enough money!!" [kamu seharusnya tidak datang di sekolah ini jika kamu tak cukup uang.red]. Kata itu menerobos telingaku, merambat kilat menuju otakku: Lebih menyedihan dr pada menyaksikan perang di Gaza, lbh perih menatap muka pemuda sebaya yg hanya tersenyum panas menerima ucapan tak pantas!

Itukah reputasi? Itukah bagian harga diri? Lensa nyata panggung edukasi akan tercapai bila bergandeng jabat dengan materi. Kalau itu nyatanya, bijaklah dunia membuat pernyataan di atas megahnya miniatur ilmu dgn kata: MISKIN KOK SEKOLAH!!??

Tak pantaskah bila hari ini aku buta rupa prosecor, tuli suara generator dan kemudian hari menjadi dosen?? Tak patutkan bila petang ini aku asing politik, picik polemik dan suatu hari aku menjadi presiden??

Muak aku menyaksikan sandiwara realita dunia pagi ini. Dimana-mana masih sama, nominal mengikuti jumlah yg bicara, bukankah seharusnya pemahaman merubah peradaban lbh berharga?? Ataukah zaman litikum lebih mendominasi bagi kaum tanpa materi? Haaach! Kontroversi baru yg sudah lama membayangi hr ini terlintas lagi!!! Ingin marah pada siapa? Nyata memang: Materi adalah tahta utama penguasai akuntansi negeri. Tanpa dapat di pungkiri lagi!!

MISKIN KOK SEKOLAH!!?? Adakah perubahan untuk nya??

"Aku miskin, tapi aku yakin...!!"

Pertunangan

Bukan karya, hanya sekedar berkata:

Di mana aku. Seolah aku hidup di tengah tengah danau hening... Ini bukan hidupku sepertinya...

Merasakan galau!! Semua mimpi serasa lambat menuju kacau!! Tbuhku bergetar mengenang masa bersamamu, mimpi tinggal mimpi. Dan aku terbangun dalam knyataan yg terlalu asing kurasa, seperti aku tak mengenal hidupku, ku hianati cita dan cintaku...

Aku ingin ungkapkan, ucapkan sesuatu. Tp aku merasa seperti tlah ucapkan semua. Semua yg ada... Dgn kesimpulan "aku terluka...!". Dan aku tetap merasa terpuruk dalam kutuk cinta tanpa Penyelesaian.

Apa sih pertunangan?
Yg aku tau kesakralan kepemilikan, ikatan, dan pernyataan...

Bukankah bersyarat dua hati yg menyayangi?
Bukankah bersyarat menuju hidup lebih berarti?

Apakah ini siklus kehidupan?
Apakah hanya simbol "aku dan kamu AKAN menyatu"

Tapi mgapa tidak denganku!!! Knapa aku harus menerima sbuah pertunangan tanpa rasa itu? Kalau sendiri selamanya lebih baik knpa aku harus berdua?

Tapi hanya cara ini, yakinkanmu bila aku sudah tak pantas kau miliki. Cara ini mengajarimu menyayanginya tanpa brharap padaku lg. Bila aku tersakiti knpa kau tidak? Dia sahabatku, sekian lama bersamamu, sama lama dgn kau simpan aku menjadi yg kedua di hatimu. Mimpinya pasti dan tak banyak berbeda dgn apa yg ku punya.

Aku sakit, tp aku ingin kau setia padanya. Tak ada Lagi cinta untukku. Selamanya...

Haruskah aku terima pertunangan ini...?

дкű, кαŁαű §αмрα¡ ώαкŧűкű...

"дкű ¡ή¡ б¡ήαŧαήġ JαŁαήġ...
Đαґ¡ кűмрűŁαήήyα ŧęґбűαήġ.
в¡αґ рęŁűґű мęήęмбű§ кűŁ¡ŧкű,
дкű ŧęŧαр мęґαđαήġ, мęήęґJαήġ!
£űкα đαή б¡§α кűбαώα бęґŁαґ¡!
вęґŁαґ¡!!!
Ή¡ήġġα ħ¡Łαήġ рęđ¡ħ рęґ¡...
Đαή αкű αкαή Łęб¡ħ ŧ¡đαк рęґđűŁ¡,
дкű мαű ħłđűр §ęґ¡бű ŧαħűή Łαġ¡..."

Ćħα¡я¡Ł дήώαґ
Мαґęŧ 1943

Saat pantai bergemuruh, karang karang mengaduh, ku rasakan langit kian bergemuruh. Camar camar bertaburan menapak bias tempat berpulang. Tak lagi berpetualang, menikmati hidup yg masih panjang.

Lagi, dan lagi kau siksa aku dgn sikapmu, lagi dan lagi aku bungkus bius hatiku dgn hati tegar mskipun memar di sana sini dr pukulan pukulan konotatif dr belaianmu. Hatiku masih kuat!! Menerima kilat kilat guntur menunggu mujizat. Bukankah Tuhan itu adil, shobat??

Lanjutkan perjuanganmu membunuh rasa dalam nadi cintaku, dan aku bukan statis. Janjiku tak akan terkikis. Sendiriku adalah bahagiaku. Nanti: aku, kalau sampai waktuku... "KU MOHON JGAN MENGHARAPKANKU...!"

Aku memang binatang jalang, tp aku punya etikat pemeluk etika. Aku memang bunga jalanan, tp aku juga punya rupa.

Harusnya aku fahami litotes ini sejak awal... Aku menyesal!!!

Minggu, 12 Desember 2010

Nyanyian taman langit

Malam ini aku ingin bermimpi, terpejam pada kelopak mawar tanpa duri. Bersama kupu-kupu dan peri pelangi. Aku ingin bermimpi lagi, seperti malam sebelum hatiku mati.
Setitik embun pun tak ku temui apa lagi setitik sari sekar sejati. Mawar putihku pun tlah menunduk, mengenang panjang musim yg kian merunduk. Hatiku sunyi malam ini, berteman air mata dan bayangan kontras tentang sebuah logika. Mawar putih pujaan hati ternyata hanya imitasi, patah, dan tak lagi patut menguasai hati. Jika penghianatan adalah judul, seharusnya aku lupakan, bukan larut dalam kenangan. Air mata tak pernah sudah menemani jari jemariku yg menutup mulutku saat tangis dari pemberontakan hati menguasai akalku.

Torehan ini adalah hiasan jiwa yg sunyi, berakal setinggi pinang tuk lanjutkan sebuah janji. Aku sendiri, tetap sendiri, ku harap sampai waktu nanti.

Cinta ini hipnotis meski berlalu tragis, biarkan aku menangis, menjaga setia aku tetap optimis. Biarkan tubuhku rebah, di atas ranting ranting sampah, di atas kelopak kering bertangkai patah.

Baru kemarin sekar malam itu merona, kini taman langit tlah memusuhinya, di tengah sesal hanya mampu terdiam, tak terlihat saat berselimut kelam. Kuhabiskan malam ku dalam intonasi sama, dalam karsa yg kian jauh menjelma.

Bilakah musim semi kembali, terbangkan kupu-kupu tuk indahkan warna bening embun taman sejuta sekar di hati ini? Mawar yg sejati, bukan mawar imitasi lagi, dan lagi...!

Cinta, mampukah kau sadari...? Nyanyian dalam taman lagit yg sunyi ini menyiksaku dalam ruang pekat tanpa sekat. Aku takut mati dgn cara seperti ini, aku takut mati terbujuk emosiku sendiri....

Kamis, 09 Desember 2010

Tak pantas cemburu

Tak ada lg kata rancu, kalimat ambigu bersimbol cemburu. Cukup menjadi hayal tenangku. Bukan satu figur yg menyembuhkanku, tetapi hanya hayal dan mereka-reka mimpi adalah caraku... Tak ada kesejatian waktu, karna aku bukan kuat tuk bertahahan dalam titik cemburu.

Hanya ingin sembuhkan lukaku: bila memang harus hatiku nanar, memelas ringkas pada hati yg bersanding, aku tak akan perjuangkan kata menang, karena aku termaterai kalah. Pergi dengan mimpi, dan kembali menuju mimpi bersama hayal cinta yg tak kan ku miliki.

Engkau, dia, dan mereka kan tetap menatapku, meski tanpa merasa air mataku, hanya menuju duniaku aku kan bahagia. Biar ku habiskan hari sepi ini tuk ucapkan rayuan padaNya, berharap kesunyian ini berakhir, dan berubah menjadi seperti apa yg ku fikir.

Jiwaku malang; Tetaplah simpan cemburumu, habiskan harimu dgn melengguh dan mengeluh, selama Tuhan masih di harapmu. Kemas inginmu dan mengertilah cinta itu tlah bekukan hangatnya kata rindu. Diam! Dan berfikirlah... Dia hanya candamu, bukan tuk labuhkan harapanmu. hapuskan Cintamu, hapuskan cemburumu...

Teruntuk: penggugah senyumanku...!

"antariksa maya"

Bosan degan pedoman "mengalah untuk menang". Bosan degan menanti karma menyapa. Dan kembali dapati malam, gelap... Dan sendiri... Siklus Muak! Ingin ku muntahkan amarah ini di pelataran air mata, menatap langit yg menggelap, seperti mecibir lamunan dgn cercas sinar bintang. Antariksa maya, luas dan tak bertepi, tak mampu ku sentuh hanya terlihat entah nyata ataupun sekedar fatamorgana. Rasi mimpi tak lagi simetris, hanya satu bintang bersinar tragis. Seperti melayang menembus akal dan optimistis. Sejuta keserasian aku berusaha, tp pertikaian tetap ada. Aku lelah, lelah...

Belum puas ku menulis, aku tertidur: berharap tak terbangun lagi di pagi sunyi, tp aku salah. Lagi dan lagi ku ucap slamat pagi dunia...!

Aroma parfum merebak seolah suasana kuburan ku rasa. Satu rupa seperti beda warna. Suara high heels langkah langkah angkuh membuat ku mencoba merapatkan detak jantung. Tubuh kecil terbalut kain tebal seperti bantal menangkal kesejukan membuat mreka indah di mataku, berjalan kaku, hanya nampak wajah dgn senyum lugu menyambut waktu. Aku menginginkan mreka, hadir di hidupku.

Semua keindahan ku rasa seolah berjalan ganjil, seperti berfikir dalam intonasi labil, masih menunggu galaunya hati kecil. Maaf, maaf, maaf... Hanya ini yg ku suguhkan pada hatiku sendiri. Tanpa mengerti salahku, aku ingin semua kembali seperti dulu.

Inikah hidup? Siklus sementara tanpa konfirmasi dalam evolusi. Kadar kejenuhan, keletihan lebih tinggi dari berkas berkas senyawa bahagia? Revolusi senja berdampak malam, malam berlari menuju pagi... Kiasan antariksa maya! Tak sanggup aku fahami, seperti merpatiku, pergi, tanpa peduli lagi!!

Selasa, 07 Desember 2010

Catatan ini buatmu...!

Catatan ini buatmu:

Aku lupakan, lepaskan, hancukan semua mimpi ku pada rasa kepengecutan. Harapan, kepercayaan, pujian, ku tarik dan ku simpan lg dalam harapan mendatang, inginku padamu tak kan ku tagih, lebih baik berusaha dgn gigih, tanpa rasa perih. Dgn satu kepercyaan ku simpan: Janji Tuhan lbh absolut dr apapun!

Ubah mimpi, misi dan inovasi. Aku tak mengenalmu lagi. Sejak kapan? Sejak aku ingin berdiri, berlari, dan aku ingin melompat lbih tinggi.

Aku telah terlahir dari rahim derita ini, dan aku sudah bebas, lepas, waktuku tuk bernafas. Cerita ini berakhir, ku tarik janji dan inginku, ku buang mimpi dan ambisi tentangmu. Dan seperti semula: AKU TAK MENGENALMU...!!!!

Menduakan aku bukan cara tuk menyayangiku! Aku ikhlas, aku waras, tak ada lg was-was, karena aku ingin bebas.

Jangan anggap aku pelacurmu lagi, jgn anggap aku simpanan dan pilihan mu lgi.

Lupakan tentang aku dan pikirkan tentang jalanmu, jgn iri akan senyumku saat ku temukan bahagiaku, dan aku akan tersenyum atas bahagiamu.

Pas! Kisah kita berakhir. Maafkan salahku, ku lupakan khilafmu.

*thanks wat smua temen yg pduli ma aku, cuma dr kalian aku timbang pemikiran dan kebijakan. Kembali pada zaman penjajakan... Kembali pada senyuman... Thank's all...

"Cengkrama pada kata"

Sinar puja surya seakan mengejek semangatku yg terasa terkantuk dalam buaian malam... Aku d sini, d tepi pantai ini berteman renungan, ku hirup nafas kegundahan.

Bercengkrama aku dgn kata:

→Sampai bila ku kan temukan jalan bahagia, bila airmata tak ijinkan aku bebas, dan berjalan dari sesak pelukannya...?
» Kαυ iηi Ъođoн!!! Tαк lαγαк кαυ iηi đi şєЪυτ τєģαг! Bαηγαк jαlαη мєηυjυ Roмα, τþ нαηγα şατυ jαlαη мєηυjυ şυгģα. Bilα кαυ iηģiηкαη Roмα đģη кilαυ iηđαнηγα, кαυ ταк αкαη кєşєşαкαη, Ъαηγαк jαlαη мєηυjυηγα. Tþ Ъilα кαυ гiηđυкαη Sυгģα, ЪєгταЪαнlαн đαlαм şєşαк, αητгi đαη Ъєгατυг нєн!! Kαгєηα ταк αđα lαiη jαlαη, нαηγα şατυ jαlαη.

→begitukah...? Apakah Tuhan mengenalku, menerima karakter hancurku bila ku sampai di surga? Aku bukan alim, aku manusia merah, pengais amarah dan benci ceramah...
» Bєηαгlαн кαυ iηi Ъođoн!!! мαlυηγα şєкolαнмυ мєlυlυşкαηмυ. Iηģατкαн єηģкαυ: şαατ þєηģαjαгмυ мєηυliş ηαмαмυ þαđα Ъυкυ Ъαгυмυ γģ ταк αđα ηoкταн ηαмα ταηđα Ъєгτυαη? Dαη кαυ Ъєгταηγα: "кoк iЪυ Dγαн ταυ iηi Ъυкυ şαγα?" đαη Ъєliαυ мєηjαшαЪ: "кαгєηα ģαмЪαг lυкişαη đi şυđυτ-şυđυτ Ъυкυ iτυ нαşil кαгγαмυ! Dαη αкυ мєηģєηαlηγα!". Bєģiτυþυη Tυнαηмυ; iα мєηģєηαl ταηģişмυ, şυαгα þαгαυмυ, кєlυнαηмυ şєЪαģi ģгαfiτi đαη ģαмЪαгαη шαгηαмυ, Ъαнкαη şαмþαi кєđαlαмαη нατiмυ...! Sєþєгτi кαυ lυкiş ģαмЪαгαη þαđα Ъυкυ þєlαjαгαη, Ъєģiτυ мєlαηģģαг, þυη кαυ τєгlαlυ şєгiηģ мєlαηģģαг şilα şυгģα. Fαнαмlαн Tυнαη кαυ ηi Ъυкαη þєlαкυ ταατ!!!

→haiiss?? Dungunya aku!! Ingin di sebut pejuang namun hanya mampu menjadi pecundang, mati sblum berperang!!!!
» Bυкαη нαηγα кαυ γģ þєгηαн мєгαşαкαη þєгiнηγα Ъiυş кєЪєгнαşilαη γģ τєгτυηđα. Pυη þєjυαηģ!! Pєгηαн мατi ηαмυη кємЪαli мєηçoЪα Ъєгlαгi. Bυкαη þєçυηđαηģ, γģ мατi şєкαli єηģģαη Ъєгнαгαþ τυк Ъєгlαгi, Ъєгđiгiþυη τiđαк!

Hmmmm...
Aku ingin menjadi pejuang, berlari menuju surga tanpa perduli pidana dan perdata menghias hidupku yg lama, tak akan berhenti sampai Tuhan menutup hari, berusaha lagi, dan lagi...!
» Hiiiiiçн... Gilα кαυ iηi. Bєгçєηģкгαмα þαđα кατα! Bαк þєгđυ Ъєгкατα þαđα αηģiη lαlυ. Bєгđiгilαн, αмЪil lαηģкαн, đαη jģη þєгηαн мєηγєгαн...

Ma Wan, 02/12/10

Desember, aku luruh padamu...!!

Sunyi... Bingar suara kereta senja menyusup keheningan. Ku rasa mendongengkan suatu cerita tentang perjalanan. Panjang... Dan tak kunjung bertepi. Berdampak aneh: canda tiap riuh gembira seperti bising cibir yg menyindir kesepianku di tengah tengah tawa yg menusuk dinding risau kekuatanku.

Alhasil; aku terdiam menikmati waktu, bemain dan bercengkrama dgn kata, menunduk mengungkapkn rasa hati pada narasi sarat makna! Berhayal menuju langit ketujuh, berkawan peri peri bersayap biru. Agungkan diri dengan imajinasi, berhayal sosok manis menatap mataku, hingga ku rasa berteman janji yg tak hanya mimpi.

Gerbong kereta smakin lengang, kabut hitam gelap di luar sana melingkupi pekat pegunungan yg memukau lekat pada keangkuhan alam brbingkai lamunan.

Aku masih menjejak bumi. Menggenggam kuat percaya meski tak bertutur, aku bersyukur; TUHANku tak pernah abaikan hati yg hancur.

Kaki kusta ini serasa berjalan di hamparan ubin berlapis bunga, aku menahan bangga dan bahagia ku lalui empat musim ini. Cemara cemara terang berkelip membias ganas taemaram rembulan, desember menebar salju kehangatan jiwa dalam dinginnya suhu dalam ukuran rasa normalku. Hidupku bermakna, amin, dan pasti!! Sekali lg ku lewati desember ini. Dgan keteduhan baru, ku lupakan sakit yg membiru, biar terhapus masa, terbasuh detik saatku berdoa padanya... Desember, aku luruh padamu...!!!!

Senin, 29 November 2010

SEKAR JALANAN

Ingin ku hancurkan kisah ini hingga keping terkecil waktu bersamamu... Ingin ku maki kebusukan ini hingga terparau suaraku... Aku: yg berusaha menjadi aku ternyata pemuja kebohongan mu, kebanggaan pada tipuan sempurna dengan konstruksi reka tanpa kalkulasi waktu. Berapa jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun berlari terjatuh dan berdiri bersamamu, tanpa hati mu, dan hanya dgn kebohonganmu!!!

Sempurnanya caramu membunuh cintaku, seolah kau alirkan darah berlumur tuba dalam nadiku. Apa artiku untukmu? Aku bukan boneka kecil pelampias rodi hati... Aku manusia bertahta kemelaratan yg lelah penghianatan. Dan lagi kau tuang garam di atas cacat luka yg semakin terkuak. Aku tak ingin di hormati, tp mampukan dirimu hargai aku sang pejuang waktu...? Atau setidaknya kau hargai aku dr rasa kasihanmu...

Seperti pecundang ku mengalah pasrah padamu... Dan seolah menjilat ludah terbuang ku maki drimu yg pernah ku puji, dengan kataku, dengan hatiku.

Mawar kalbumu Kini hanya sekedar sekar jalanan, meyusur debu himpitan kemunafikan. Bersama mesiu penipuanmu kau hancurkan hatiku, dgn panah dan busur mu kau hentikan nadi percayaku...

Sayank... Dengarkan: sekar kalbumu memakimu dgn ketidak berdayaan, merakit hidup yg semakin tak logika tuk di rasa...

Semoga kau puas letakkan aku di rahim penderitaan ini...!

Minggu, 28 November 2010

°♂○ įŹłήкαή αкű мęήćłήŧαłή¥α ○♀°

Enggan berkata... Tak ada warna dalam kilauan senja bermuara malam. Aku hanya siang, yg tak pernah miliki bintang... Cahayamu buram saat ku rindukan sinar terang, dan sinarmu semakin terang saat ku rasa silaunya mata hatiku yg malang. Hanya diam, mengenang mimpi, merajut kekuatan dari benang masa lalu, tak ada lagi cinta, terlarut detik yg kian memburu. Melebur, membaur, dan semakin menghilang. Kerinduan ini kan ku simpan dalam langkah lelah. Menunduk, menunggu datangnya pagi yg terasa enggan kembali. Ikrar mimpi ku ucap pada diri; "tanpamu aku bisa". Tanpa sadar air mata menetes, lagi... Dan lagi... Menyadari aku menipu nurani, melawan hati, untuk yg kesekian kali.

Hadirmu kian hilang, melayang di telan kebohongan dan penipuan. Aku, bersama mimpiku tertidur lelap, berharap tak terbangun brsama mimpi tentangmu.

Warna senja tlah meguasai gegani raya. Aku berjalan meninggalkan cabin kapal tanpa suara. Ku rasa dinginnya musim kali ini terasa lebih membekukan hati. Terhenti sejenak di tepian pantai ini. Di bawah pohon cinta; tempat bertemunya suaramu dan suaraku biasanya, "hallo yank...!"... kenangan! Tak kan ada lagi. Yg ku dengar hanya hempasan air laut menyeret pasir pantai, dan buih buih landai yg bergiliran datang dan pergi seolah menatapku termenung.

Siang yg berlalu dgn sejuta kerinduan dalam pesona nirwana tlah meninggalkan aku dalam canda bersama kata tuk ungkpkan isi hatiku. Saat cahaya fajar menghapus siluet figur dan sosok cintamu yg kian memudar, akupun tak ingin terlarut mencintai kebohonganmu. Aku ingin kembali ceria dgn harapanku, aku ingin kmbali tersenyum dgn caraku. Mungkin mencintai sahabatmu, seperti engkau mencintai sahabatku, jgn salahkan aku!!! Aku hanya ingin kau, dan aku bahagia meski tak bersama...

Ciητα, γαηģ şєЪєηαгηγα αđαlαн кєτiкα кαмυ мєηiτiкαη αiг мατα đαη мαşiн þєđυli τєгнαđαþηγα, αđαlαн кєτiкα điα τiđαк мємþєгđυliкαηмυ đαη кαмυ мαşiн мєηυηģģυηγα đєηģαη şєτiα. Ađαlαн кєτiкα đi мυlαi мєηçiηταi oгαηģ lαiη đαη кαмυ мαşiн Ъişα τєгşєηγυм đαη Ъєгкατα: ”αкυ τυгυτ ЪєгЪαнαģiα υητυкмυ”

Kahlil Gibran
"cinta"
Http://www.gramedia.com

Mungkin itu yg harus ku turut di dalam pemikiranku, metafora cinta yg notabene menyakitkan, namun aku sadar, aku pernah merasa bhagia bersamamu, meski itu hanya seberkas kebohongan. Ijinkan aku mencintainya...

Jumat, 19 November 2010

╦●Кцρц-Кцρц тдйρд šдўдρ●╦

Ku susun nafasku searah ketenangan hatiku, selang kecil nan bersaling silang d tubuhku membuatku mengerti tentang sewajarnya kehidupan. Ini ujian, dan saat ku melewatinya aku kan menerima nilai2nya, seperti biasa aku kan berkata "aku harus naik kelas!!!".........Dan berevolusi.

Aku sakit, Rasa tersakit, dan paling sakit. Namun tak ada kata karma atau membalas rasa. Karena separuh htiku terpatri pada jiwamu, masih padamu!! Dan bila ku akan sakitimu, perih itu kan menjalar pada nadi hatiku. Biar tetap rasa ini, meski tak lagi memiliki. Tak ada lg hatiku untk dia, mereka, dan semua, karena hatiku masih terpenjara pada jiwamu. Entah kapan kan kau lepas, karena akupun tak ingin bebas!

Tanpamu kini, sendiri, menanti, dan menyadari; aku hanya seperti kupu-kupu tanpa sayap. Hidup tanpa keindahan, bergerak tanpa mampu terbang.

Mungkin salahku menyayangmu, memaksamu mengerti aku, dan mungkin memang tak harus aku di hatimu, karena aku mencintaimu, bukan sebaliknya...

Dalam kisi kisi hari tinggal teruntai makna lelah, jemariku masih menggenggam mimpi namun aku tak mampu melaju tinggi, aku kupu-kupu tanpa sayap. Ijinkan kembali menjadi kepompong, diam dalam ketenangan, tuk kembali dapatkan sayap indahku suatu saat...
Cerita ini, rasa perih ini; Bingkisan terindah untukku di hari ultahku... Terima kasih Tuhan, Kau baik...

Selasa, 16 November 2010

Hidup...!!! Hiduuuup...!!!

Ikhlas...
Ungkapan rasa tanpa sanjungan pedas!
Mengakhiri semua tanpa lg perasaan was was!
Hidupku ga terbatas!
Ga cuma hari ini tapi waktu yg terbebas!

Freedom...!! freedom...!!
Luka ga selamanya membawa mati!
Hanya wajar membawa sedikit depresi!
Buat apa eah gua pikir malam ampe pagi!!
Bukankah uda biasa brandal di sakiti!
Bikin badan kurus, aaaw ga sexy lagi...!!!

Hidup ga cuma di dalam loginasi!!
Tp hidup jg berawal dari mimpi!
Waktunya bangkit berjalan menuju destinasi!
Hidup tanpa cinta, walaupun harus sendiri!!!!

Libas...! Libaaaas...!
Mulaikan langkah pagi menjejas!
Mulaikan senyum bebas lepas!!
Percuma gue brharap tp respon udah panas!
Hagz!!! Perlu sadari hidup memang keras!
Ga cuma nangis dan kemudian brkata AKU PUASSSSS!!!!

Hidup...! Hidup...!
Ga pduli siapa ntu si Susi yg buat kontroversi!
Bikin jantugnan, gue ngambek makan nasi!!
Huuuww! Cemen! Tp ga papa karna ntu manusiawi!
Yg penting skrg waktunya revolusi!
Utamamakan cita2 dan kembali kuasai hati....!!!!!

Yow!! Yow!! Yow!!
Semangat semangat!
Emg gue tipe penjahat!
Tp sekali dua kali penjahat bisa jd pejabat!
Mulai pake rok mini, biar kelihatan niat!
Sapa gue "hay!" tp hati gue ga bisa di dapat!!

Mati...! Mati...!
Cinta ini sudah mati!
Perasaan ini sudah pergi!
Balik ke judes jutek gue yg asli!!
Wooooy! Kawand! Yella yg udah hidup lagi!
Mulai gentayangan godain kalian!
Bukan maksudnya gue mumun ataow si manis dr jalanan!
Tp gue yella si pelangi sehabis hujaaaaan!!

(Nulis kayak gni tp ht gw ga bisa ngikuti! Hadaaaaaw!! Atiit ati kuuuuw!!!!!!!!)

Aku berharga dan aku tegar

Sesaat aku terkesiap, suara jeritnya mengejutkan ku yg terlarut dalam lamunan panjang. Merasakan hati yg kian memanas meski terbalut tubuh dingin terbujuk musim kali ini. Suara jeritan anak seumur 3tahun itu semakin mengguris miris terasa di hatiku, dan ku tau akhirnya. Patutlah ia menangis pilu merasakan perih di lututnya, berdarah karena terjatuh saat ia berlari beberapa saat yg lalu. Pipinya memerah, Mulut kecilnya merancu "papa, it pain...!" berulang entah berapa kali ia katakan, dan "papa" memeluknya, mengerti dan perduli... Ia benamkan wajah sedihnya pada pelukan "papa" merasakan usapan tangan yg seolah berkata: "tenanglah...! Semua akan baik-baik saja", namun suaranya masih membahana memecah lengangnya dermaga senja ini. "papa, its pain, pain!" seolah "papa" tak mendengar jeritnya. Dalam jeritnya ku dengar suara papa mengucp sesuatu, entah apa, setengah berbisik, dan jerit anak itu menjadi isak an merubah keyakinan. Di sapunya air matanya dgn jemari kecil nan bergetar, seolah mengumpulkan semua tenaga yg msh tersisa. Great!! Dia tenang, tangisnya terhenti, menyandarkan keningnya pada pelukan. Sesaat terdiam, "papa" mencoba menghiburnya, sdikit cerita membuatnya kembali menengadah, pandangan nya kembali berbinar menatap "papa" berharap menemui sesuatu yg kan di jalaninya sedetik yg akan datang...

Aku terdiam. Tersadar tentang satu hal, jeritku padaNya, mungkin seprti anak kecil yg terluka lututnya, dan berdarah. Aku merasa tak ada siapapun di sekitarku, hanya gelap, dan aku menangs di sudut ruang yg sama sekali tak bergeming. Tak aku rasa pelukan ayah, tak ada yg mengatakan padaku "semua akan baik2 saja". Tangisku kian dalam, menghukum diri seolah tak ada hari kedepan.

Piciknya aku, tersadar saat Tuhan menegurku. Dia memelukku saat aku merasa sendiri, Dia mengerti... Dia perduli... Dia memberikan penghiburan, menjanjikan hari depanku, membuatku bangkit kembali memandangnya.

Saat aku berkata: "Tuhan, aku berjalan bersamamu di dalam hidupku, ku ikuti jejak langkahmu, namun kemana engkau pergi saat ku ingin jejak kakiMu tuk tunjukkan langkahku??"
Dan tuhan menjawab padaku: " kau berharga, tak sadarkah di mana Aku, Aku menyayangimu, dan Aku tak sedetikpun meninggalkanmu, bila kau melihat kau berjalan dgn satu jejak kaki, itu karna aku tlah menggendongMu".

Dalam air mataku, aku masih berharga dan aku tegar...

Minggu, 14 November 2010

Saat kau bersamanya

Ku tuliskan lagi, ungkapkan rasa hati yg kian mati. Entah bosan atau depresi, aku hanya ingin ungkapkan, jangan cela aku kawan!

Terlalu sakit berandai andai dgn imajiku sendri, dgn garis amarah yg kian tak terkendali, apa yg kau fikir saat itu; hangat dan tenangnya sbuah pelukan, sdang aku di sini menanti masa dlam kerinduan, bahkan tak memeluk yg ku nanti, hanya menyentuhmu... Tak lebih!!!

Rasa ini, hati ini, tertoreh luka berrima janji, melepas besar grafitasi pada semangat menjalani mimpi. Rasakan tangisku rasakan pedihku saat kau bersamanya, aku?? Adakah sekikit ibamu mengingat ku, kau angkat hatiku dan aku terlalu bhagia, kau bawa aku mengintari pelangi, menembus senja tanpa ku melihat sisi lain yg nyata, dan saat ku terlena; ku titipkan segala rasa, asa, dan mimpi di pelukmu, kau hempas aku, tubuh ku bersama sayap patahku, terurai bersama air mataku... Adakah nurani mu mendengar parau tangisku, adakah hatimu merasakan pedihku?????

Akan ku kenang cerita ini, tentang hati, tentang kebenaran mencari secuwil batu permata di tengah luas samudra. Permata tulusnya cinta yg ternyata bgitu sulit ku rengkuh, dan hadir pada tangan rapuhku yg terbuka. Kisah ini; menyita konsentrasiku, menjeratnya menuju hayal imajinasi otakku yg menggila, mereka saat kau bersamanya. Dan tangisku smakin memenuhi pendengaranku yg menjalar pada hati kecilku, menyadari kau tak mampu bicara.

Sabtu, 13 November 2010

Aku bukan siapa-siapa

Dan lagi Menangis dan mencoba lapang di himpitan kaki tanpa tilas. Luka masih membekas, seperti noktah baru yg membiru di atas lembar kertas. Tak mampu ku hapuskan, meski tlah habis masa menghempas. Satu kata ku paksa pada hati: aku ikhlas...! Meski tak jua terang jelas, tak jua nafas terhirup puas! Ikhlas... Ikhlas...

Penyesalan ku...
Kedewasaan mu yg slama ini menjadi kebanggaanku mungkin tlah terlampau pemikiran rasionalku. Mungkin, atau memang karena aku tolol, dan terlalu mengagungkan mimpi, hingga aku tak mampu jalani kenyataan cukup berjalalan dgn realiti!

Ok!! Belajar menghargai satu sisi meskipun menyakitkan! Jangan katakan aku lawan, namun tak jua aku ingin kau sebut aku kawan, kita lain jalan! Haruskah??Back to loading! Sapu bersih semua kenangan, simpan kebersamaan, dan mulai berjalan, walau sendirian!!! Get real n relevan!

Masih tak mampu terfahami, masih wajahmu, tawamu, tentangmu di hati ini, haruskah ku lalukan semua??

Mungkin tak pantas emosiku ada, aku bukan siapa-siapa, aku salah ada di antaranya, dan hadirku salah ternyata!! Tangisku seakan tak lagi mampu bersuara, alkohol tak mampu lg mengusir bayangan kehancuran, deritaku mungkin, gemggam derita, dan semua yg ku ingin tak kan pernah menjadi kehidupan...

Belum sempat aku bercerita padanya, memeluk dan berkata aku mencintainya, menyanjung sbuah cerita saat kesetiaan menjadi taruhan demi air mata kerinduan. Dan aku hanya dapati; Aku bukan siapa siapa ternyata...

Jumat, 12 November 2010

δίάм, bίĮά мξмάήģ,,,!

Sebuah titian jalan yg lama berlagu tlah membisu, denting dawai cinta tlah mati tertimpa emosi, jemari tak lagi menggenggam nya, hanya terbuka hampa, hati sunyi melebur menjadi ruang tanpa nada.


Tertunduk, terisak tertahan..., menyanjung kasih yg kian relevan. Saat aku mulai dewasa pada suatu masa, menyerah pada satu cinta. Tak ada nyali tuk mencari lagi! bersandar pada satu nama, seolah masa penjajakan ku akhiri! Dgn hati ku ungkap sbuah konstruksi hati, dari hatimu menggenggam tubuhku berdiri...


Berlalukah semua? Tersambar camar camar maya, dan menghilang tertelan kelabu senja? Menyeret keras nafas dan asaku menuai kediaman kembali menjadi ruang kedap terkunci, merasakan kehampaan sampai akhir waktu? Janjiku, karena aku adalah aku, yg ku ucap bukan teori, namun sesuatu yg ku jalani... Tak perduli ragaku hancur, jiwaku lebur, aku tetap dalam alur!


Diam, bila memang itu jalan lengang untukmu tenang! Diam, bila memang jiwamu mamang menjadikan semua terang! Atau diam, sampai cinta ini terlupa di antara kita, dan menjadi dongeng saat ku ingin bercerita pada bintang.


Mungkin aku yg salah, merasakan cemburu yg kian memburu, jarak yg kian menuduhku tak mampu menjaga hatimu, hingga aku semakin bersalah pada posisi ambigu ku yg tak sanggup lg menjagamu. Biarkan diam, sampai jarak tubuh ini mendekat lg, dan kembali hati ini menjadi jauh seperti saat aku belum mencintaimu...


"yakinlah smua jalan pasti ada terang bsikkan pada hati agar tetap tenang..." semoga...

Minggu, 07 November 2010

кдwдй тσĽσйб дкц

Kawan, aku punya dongeng: secarik cerita lama, yg hampir binasa terkalahkan pengampunan dan semangat baru.


Cerita lama tentang hidup: Benci! Benci! Benci!! Hatiku masih tetap nyeri. Taerbawa kenangan pada kertas buram. Saat mataku tak lagi mampu melihat kehidupan, saat kakiku bosan dgn langkah kesabaran! Yang ku tau hanya satu: "mana lexotan ku?" khilafkah? Dosakah? Aku tak perduli!!


Kenaifan hilang! Semangat berbaur dgn tatapan sayu, demi sebuah ketenangan semu, meski sesaat yg ku tau adalah memejamkan kedua mata, dan berharap melupakan semua. Ingin ku hancurkan semua dgn mesiu atau amunisi kekuatan emosiku, biarkan semua mati, rata di atas dataran jatidiri, hingga ku bebas tuk bangun semua mimpi tilas di atas rata tanah impian yg tlah hancur tanpa bekas, tak satupun puing, tak satupun suara yg bergeming gemerincing mengacauku. Aku ingin hidup sendiri.


Sumpah!! Aku menyesal, pemikiran dungu seorang muda yg tak berbudi meski terbalut intelek akal dan pemahaman tentang jalan pembelajaran. Kenapa aku dulu? Apa yg ku perbuat pada tubuh berharga titipan Nya padaku? Hingga hari ini semua seperti mengingatkanku, seperti jeruji perunggu yang tak ijinkan aku menggapai mimpi di hadapanku.


"Tuhan, bersihkan bilur darah orang berdosa ini. Putihkan noktah hitam dlm tubuh ini... Jgn ejek aku dgn kuasaMu, karnena sujudku adalah permohonan maafku..."


Butuh "kertas" yg luas 'tuk ku tuliskan apa yg ada di hati, tuk merangkumkan asumsi tentang sebuah garis yg tak selalu horisontal...!! Dan seperti demikian ku butuh jiwa yg luas tuk melihat dgn mata hati tntang gambaran hidupku yg tak slalu lurus satu arah.


Kawan tolong aku...! aku berdosa, bukan ahli kerajaan surga, aku hanya serahkan sisa kebobrokan jiwa padaNya, namun aku tak pernah putus asa. Sejak ku genggam kembali mimpi ku harap aku "bersih" seperti kumelupakan kenangan itu. Bwa aku dalam satu kata doa kalian padaNya, bantu aku merayu dan merajuk padaNya.


Tuhan Kumohon...

Kamis, 04 November 2010

αÐiĽкαh???

Aku tak akan melesat dgn kuat pegas sendiri, busurku menjenjang lebih kuat dr kekuatan mata panahku. Mengubah mimpi sehelai bulu menjadi sepasang sayap nyata. Bukan seperti sapaan bayu yg msh terasa namun kasat mata.

Aku hanya ingin terbang, mencari bintang gemintang, meninggalkan pijakan tanah usang... Tp aku hanya termangu tenang, menanti jawab yg tak kunjung datang...

Berjalan perlahan, di tepian dermaga. Ku rasa bgtu kecil di tengah dunia. Aaaargh! Bosan rasanya melihat manusia di bumi ini. Tak satupun sama asumsi tentang cinta, dan mungkinkah arti nya hanya dari apa yg terasa? Ya! Arti cinta hanya apa yg di rasa seseorang manusia, bukan arti universal yg selalu mutlak terangkum sama.

Kontroversi demi kontroversi diri seakan hanya berakhir tanpa penyelesaian. Berujung abstrak tanpa garis terang sebuah gambaran.

Tuhan, bijakkah bila aku meminta padaMu tuk ambil semua ingatanku akan sederet waktu saat ku berjalan dekat bersamamu?

Tak adilkah bila aku lupa, dan kembali menjalani hidup layaknya aku adalah aku? Atau tak berbudikah bila ku ambil masa ku tuk mencapai tujuanku? Atau hidupku hanya sekeping nyawa yg tak harus hidup dgn jalan pemikiranku sendiri...?

Adilkah ini Ya Tuhan...?

Senin, 01 November 2010

Ъαγαηģкαη Ъ¡lα αкυ þeгģ¡,,,

Terhenti di sebuah titik dlm titian perjalanan. Aku terdiam di sebuah tepian pantai, termanggu tanpa menunggu, terdiam, dan tak bergumam. Sesaat jemariku mengunggkap imajinasi pemikiranku, meraih serpihan pasir putih, dan berusaha melukis sebuah kata layaknya ku bangun sebuah asa. Lambat, namun ku tau tujuan dan berusaha merengkuh harapan.

Sekejap menara pemikiran tertuang dalam liukan jemari lelah pada sebidang kecil dr luas hamparan, relief sederhana hasil pemikiran terlukis dari senyum kepuasan. Sesaat, angin dingin menyeruak jiwa, memaksa kuasa kekuatan melemah, dan ombak datang menggulung habis meninggalkan rombakan angan, tanpa bicara, tanpa tanda!

Dalam gamang semangat aku berfikir, Haruskah ku lukis lagi. Atau haruskah aku pergi...! Ku kenang saat tadi seperti ku mengenang masa yang hilang, dan ku lukis kembali seperti ku jalani hari ini...

Ku bayangkan bila aku pergi... Pada siapa ku titipkan jiwa jiwa di bawah lenganku? Pada siapa ku titipkan cinta di hatiku?

Ingin ku tuliskan sesuatu tp entah apa. Ingin ku ungkap sesuatu tp entah bgaimana caranya. Khayal tentang nasib sudah berubah, ingin ku sangkal namun aku serasa hilang akal. Haruskah? Akankah? Bila semestinya aku tetap kuat, kembali pada ketakjupan sebuah janji. Mimpi tak seharusnya di sebut mimpi, tp katakan mimpi adalah rajutan ilusi yg kian hari kian sepurna. Banyak hal yg ku fikirkan, namun tak satupun mampu ku ungkapkan... Hanya satu kata yg pasti: aku tak akan berhenti disini!!

Tubuhku terasa menggigil. Jera mengukir kata, seperti ku jera melukiskan sesuatu di atas pasir. Tak kunjung berdampak hasil, yang ku dapat hanya fatamorgana. Aku lelah, dan sedang berfikir tuk tetap bertahan, karna aku tak mampu tinggalkan. Hanya ku bayangkan bila aku pergi...

Senin, 25 Oktober 2010

■δσήģξήģ šξťαήģκάί ĽίĮγ■

Saat mentari berpamitan pada sendu senja nan jingga merona ku tatap kuncup putih dalam ketenangan asa.

Terlelap dalam mimpi, dan pagi kembali, kuncup itu merona, menebar semburat merah dalam mahkota putih.

Terlelap dalam hari, dan waktu berganti. Layu, kering bersama tangkai menguning.

Lilyku layu... Tak'kan lg menemaniku dlm ruang kosong hidupku.

Rindu; pemikiran kritis, keberanian dan kekuatan jiwa dr kedemokratisan akan pemerintahan yg berkuasa dari hati. Nyatanya semakin terkikis habis, berulang menjdi kerinduan, hanya merenung di sudut perjalanan hidup yg kembali menata keyakinan selepas penghianatan dari diri sendri. Aborsikan semua mimpi yg pernah kau kandung, buang anak janji yg pernah kau adopsi. Biarkan ketiadaan berjalan memutar mimpi tanpa harus bicara lagi.

Saat ini mimpikan, dan tataplah aku dalam peti akhir berhias lily. Peluk aku seperti aku memelukmu dalam setiap air mataku saat jiwaku masih berkelana bersamamu. Anggap aku pergi dan mati bersama pelangi... Dan tak ada lagi dlm hidupmu.

Pemikiran ini kupertahankan, namun semakin aku menemukan kesalahan janggal dalam kiasan yg bersinonimisme dgn apa yg ada dlm kuadrat mimpi antra aku dan kamu.

Apapun persuasi, dan etikat tak kan pernah menjadi alasan untukmu tersadar bila memang Pemikiran primitif membuatmu bahagia.

Ucap slamat jalan padaku shobat, kan terkenang slalu kisah klasik nan singkat bersamamu, yakinkan hatimu aku tlah tiada. Untuk slamanya. Ucapkan dgn ketulusanmu Tuhan tlh ampuni dosaku padamu. Aku pergi.

Dan...BERAKHIR...!!!

Jumat, 22 Oktober 2010

κeмвαlί ραđα ħαŧί

Sudah terlalu pagi untuk bermimpi, hari kmarin tlah usang, dan terbuka jalan lain menuju hari ini menjelang. Dan di antara kontras hitam dan putih ini aku msh tak mampu memberi ruang untuk kelabu di antaranya. Saatnya kembali pada hati dan tinggalkan mimpi. Bangun!! dan berhenti mengiba pada masa.

Rindu rupa, rindu asa, terbalut dlm lipatan hati yg mengharu biru, terlepas antara pemikiran dangkal dan berharap hidup mampu memotong kompas, menyingkat perjalanan. Hach...! Pemikiran sudah berubah dalam suasana lain arah. Ku harap lalukan, dan pasrah. Ku harap kau mampu pahami di mana masa penjajakan dan di mana masa sakral di hidupmu...

Memang bijaklah: MUTIARA, bangga tuk di miliki, namun tak smua hati berniat kuat tuk memiliki. Hanya imitasi kdg memuaskan hati, walau tak menyentuh nurani.

Anyway...! Your immortal is yours...!

Selasa, 19 Oktober 2010

κυ мσħσή καυ κeмвαlί...!

Akankah selamanya aku tertidur dan bermimpi, menapaki jejak dan mengalah pada jarak. Hingga terasa hatiku retak, tak bergerak. Letih rasanya, sendi sendi saraf ku terasa ngilu berfikir untuk kesekian kalinya dgn hal yg sama. Dan kesimpulan yg sama pula!


Terfikirkan saat berat ini mengemban janji hati, yg selamanya tak ingin terusik lagi. Aach! Ku sesali semua ini membakar semangat keringku. Andai ku mengerti hatiku sendiri...


Sering, bahkan slalu aku bwa dlm tidurku, saat lelah menguasaiku, kututup mata dan aku menyadari: rasa cinta ini ada, namun aku melupakkannya.
Garis Angkuhku semakin memelukku menjadi sebuah gambaran keistimewaan, terangkuh di antara kekuatan dan kelemahan. Dan aku semakin tak berdaya...


Rasa ini fakta, walau tak mungkin realita. CINTA... Ingin ku acuhkan, ingin ku tinggalkan pada lain jiwa, namun aku serasa tak ada kuasa mengintari bumi dalam naungan masa.


Aku rindu seorang figur, ingin ku tumpukan semua, Namun nasib tak mampu menjadi perantara. Kepergiannya tlah membawa sejuta cita dan cinta, membuat aku seperti gadis sunyi di tepi danau menunggu peri hijau menyapa dalam sbuah dongeng. Ayah, btapa sulitnya ku tanam semangatku, hanya berbekal nasehat dan ajaran mu yg mash tertinggal dalam hatiku.


Kadang aku berfikir: apakah hanya aku yg berpemikiran ambisius di dunia ini?
Ayah... Apa yg kau rasa saat ini di dunia yg berbeda? Adakah kau melihat aku tertunduk, tersungkur, terjatuh dan menangis...? Apakah kau tak ingin kembali memelukku lagi...? Ku mohon kau kembali...


aku menyadari: rasa cinta ini ada, namun aku melupakkannya. Dan demi janjiku padamu, banggakan aku menjdi anakmu, aku kan terus melaju, biar rasa ini menggangguku, namun kan mimpiku tak kan mati, sebelum aku terbangun menatap pelangi. "pelangi tak kan pernah pudar"...

Senin, 18 Oktober 2010

::♥ίβυ♥::

Minggu, 17okt'10

Letih hari ini...
Mendengar berjuta keluhan, Menilas berbagai keangkuhan.

Berdiri sendiri di ujung senja, berhamburan rintik hujan terfikir tentang sebuah kerinduan. Rindu kembali dalam pelukan, dan menangis saat ku merasa tak nyaman. Ibu... Aku rindu kembali padamu...

Terlalu sering pemikiran ini berjalan pada titik utara, dan kau berbalik di tilas selatan, bertentangan! Kadang aku terlupa bila sharusnya aku putrimu yg senantiasa bermahkota santun dan bakti. Bu... Mungkin aku tak buatmu bangga dgn jalan duduk diam menerima pengajaran pada isntansi perguruan, tapi konsistensi pada ucapan dan observasi ini tak buatku jera mengeruk ilmu pengalaman dr tepi jalanan. Mungkin aku msh enggan diam di sampingmu, dan menjagamu, namun janji pada hatiku hanya ingin kau tersenyum. Dgn kekurangan tak membuat aku terbuang, dan tak selamanya aku gadis penentang.

Perjalanan ini: hakikat tertinggi ada padamu, filia cinta hanya darimu, aku adalah putri kecilmu, dan selamanya aku tetap menyayangimu... Dan di atas smua cita2ku aku ingin menjdi sepertimu, aku kangen ibu...

Entah kapan kebahagiaan kan ku letakkan pada nampan hari2mu, entah bila mana aku mengghapus sukar hari2mu, namun yg aku tau hutangku padamu tak kan pernah terbayar lunas! Dan itu membuatku berharga bagimu, dan aku teramat menyayangimu d balik aroganku, optimisku, dan stiap jalinan pemikiranku.

Smoga mimpiku nyata suatu masa, dan kan ku sematkan senyummu di atas nya. Kau satu tempatku berpulang, jiwa tunggal untukku berjanji pada masa dpn, dan aku kan berusaha tetap! Dan rampung menjalani hidup seperti mimpiku yg terpapar padamu. Doamu jalan terang pemikiranku...

~リşāмūđяāリ~

Berlayar sendiri pada hamparan samudra, sunyi, tanpa suara...

Berfikir dan mengharap memijak pada bumi persada, di atas tanah pusaka nyata, bukan mengambang dan membuatku bimbang! Biduk kecil ini tak mampu menampung bertubi tubi pemikiranku, tak kan sanggup mengantarku pada suatu pulau impian stiap tidur malam ku. Aku tak butuh layar, namun ku butuh sayap!!

Saat ku julurkan jemari pada satu titik samudra, ku tersadar! Pemikiranku tergugah, dasar ku berpijak bukan sesuatu yg membatu dan patut untukku berjalan di atasnya. Bukan sehamparan batu pijak untuk ku bertumpu saat aku ingin melompat mengikuti arus hatiku. Namun dasar luas yg membuat ku tenggelam dan menemui berjuta rahasia baru dalam putaran waktu.

Bilakah aku berevolusi??? Bilakah mawar ini kembali pada sejengkal tanah dan kembali bersemi dgn duri duri lentik surgawi??

Aku masih berlayar. Bersiar siar berdampingan bersama sinar buram rembulan, bersama keangkuhan janggal yg sekiranya tak patut di pertahankan. Cukuplah! pemikiran2 gamang ini mengantarku pada kelemahan, kelelahan dan berujung keputus asaan.

Bilakah aku tiba di negri pelangiku Tuhan? Aku rindu menjejak nyata, aku bosan bertanya, seperti aku bosan di tengah samudra...

Jumat, 15 Oktober 2010

シάκυ мξήģάşίЂίмυシ

Langkah terbelenggu dalam kekang tegap waktu, menjadikan pendidikan dan hajaran teramat perih dalam jeruji kesabaran dan penuntun mimpi, lebih dari kenyataan dan keingginan kuasa Tuhan lbh dari yg ada di alam pemikiran.

Kadang ingin berlari, meninggalkan suatu yg tak pasti, berharap menemui kesejatian pada lain hati. Namun hatiku berkata "tidak". Lanjutkan mimpi, dan tetaplah berlari hingga mimpi menjadi kenyataan pasti.

Satu lagi pencobaan, satu lagi kesabaran yg ku serahkan pada perjalanan. Mungkin aku hanya mampu sandarkan rebah pada tikar pandan, tak ada rasa nyaman. Asong, kuli laman pertahananku tuk mampu wujudkan harapan. Namun ku harap jgn jd kan aku hamparan luas tuk bertubi penghinaan. Yang ku tau, aku ingin maju. Meyakinkan kemiskinan bukan halangan. Expresi, dan jalani...!! Dan semua akan terjadi.

Tuhan, timbun kebencianku dgn harum kasih, kubur keangkuhanku pada dalamnya jiwaku menyelami rahmatMu. Biar semua seturut kehendakmu...

Cinta, aku hanya kukuhkan semua pada manis waktu membawaku. Entah kemana? Entah pada siapa? Wajarku mencintai, meski tak satu hati. Mungkin ku hanya mengagumi...

Biar cinta ini
menjadi rahasia antara aku dan
Tuhanku, karena aku mengasihi,
bukan hanya mencintai, dan tak
harus ada yg terluka lagi...

♥мίмpί & dєśŧίήαśί♥

Sesaat redup dalam dekapan malam, terbesit sebuah pemikiran dalam lelah raga mengakhiri putaran masa:

Mereka reka kepercayaan diri, dan berfikir tegak untuk sebuah destinasi. Tersadar dan terhentak, kembali membangun mimpi di di atas semua mimpi.

Pelangi... Sampaikan salamku padanya, sebuah rasa hati yg tak mungkin terungkap, kata cinta yg tak mungkin terucap. Di mulai dari hati, dan akan berakhir oleh hati ini. Tak akan selamanya...

Mungkin inilah aku: angkuh dlm perkenalan, tak berkesempatan dlm pertemuan. Hanya bermimpi di suatu pagi, dan berjalan menentukan destinasi pada hati. Sering terjatuh, hancur, dan terhambur dan ku ikhlaskan keangkuhan tuk kembali memungut puing mimpi tuk kembali menjadi berarti.

Aku, biarkan penulis ceritaku mengakhiri naskah alur pemimpi ini menjadi indah bersama spektrum warna warni pelangi. Seperti cinta, hanya sebuah rasa, entah apa akhirnya...

Biar rasa ini tetap menjadi asa, cinta ini menjadi rahasia. Bila rasa ini memang cinta, biar waktu yg berbicara... Datarkan! Tak ada yg lain. Karna aku masin ingin setia...

Kamis, 14 Oktober 2010

''şєlαмατ jαlαη şαнαЪατ,,,!"

Inspirasi by: PRASETYO EFENDY (Alm)

Dua tahun yg merubah segalanya janji, merubah mimpi mendekati realiti. Tangis, tawa, terasa seperti animasi, demi sebuah dedikasi aku berdiri!

Dua masa membawa jiwaku berkelana, mengintari jiwa jiwa dahaga akan tawa, demi cinta mreka berusaha. Mengepak sayap, melompat dan memulai segala harap dalam rintihan semangat. Kukuhkan! Lanjutkan...

Entah brapa langkah terayun, entah brapa jengkal ku lalui, dan kenyataannya aku tetap di sini, menghitung brapa jengkal lagi kan ku ayunkan langkah.

Hidup seolah tekateki yg sulit tuk terisi oleh kemampuan berfikirku. Pelik, namun menantang tuk semakin berfikir bijak, dan meninggalkan pemikiran abstrak.

Ternyata hidup itu sementara. Sahabat, mampu kau tinggalkan jiwa sunyi tanpa amanat. Msh jelas teringat, stiap saat ku hamburkan pemikiranku pada sebuah diary kecil, dan kau slalu menyusuri liuk² hidupku dari nya. 7tahun berlalu...

Seperti sebuah dongeng hadirmu di hidupku, tak akan ada lagi senyum mu, tinggalkan cerita pilu menyayat kalbu pada sebuah pusara. Tak mampu lg cerita terukir, tergantikan dgn taburan bunga putih di atas jiwa yg hidup dlm kehilangan abadi...

Shobat, bahkan suaramu pun blum terbuang dr ingatan, namun hadirmu kini tak mampu terlampaui pemikiran getir akan hadir mu...

Biar Tuhan penyaksi cinta kasih dan keikhlasan mu padaku. Biar Ia tempatkan mu pada tempat terindah. Kehilangan aku pada budimu, namun air mata tak mampu menjadi jalanku tuk ucap slamat jalan padamu. Doaku bersamamu...

Slamat jalan shobat kecilku, biarkan waktu yg mematri kisah kita, biarkan sudut bangunan edukasi sekolah menengah pertama mengerti bila persahabatan kita tak pernah terhenti bersama ruang dan waktu. Selamat jalan sahabatku... Teriring doaku untukmu...

Selasa, 12 Oktober 2010

★ρlāγ gīяl★

Inspirasi seorang sahabat, lovely Joane☻.

Sebuah ungkapan kata dalam liuk permainan merdu melodi waktu, ini bukan karya, apalagi sastra. Hanya Legakan hati dalam emosi sesaat dalam makna yg terkesan sarat. Mungkin lebih baik dr pada menghantam kepalan pada cermin mati yg tak bersalah. Setan!! Aku sakit, menjerit dlm ruang hampa yg terlewat sempit.

Hufth...! Playgirl juga sakit hati ternyata. Mengertilah... Atau pergilah, bunuh cintaku tuk ajari aku setia pada satu cinta. Cinta ganjil dalam kesadaran hati kecil. "eh, tampan!! Playgirl juga main hati bung!!!"

Harap tak terungkap. Biarkan tetap selamanya. Meski pijar mimpi tak lg dlam naungan dewi cinta. Hidupmu hidupku. Dan hidupku adalah jalanku. Jalan yg ku harap masih panjang, tuk perbaiki jatidiri, merubah asa dari seorang pemain cinta.

Biarkan mereka iri akan kebahagiaanku, walau bukan karena keberhasilanku. Saat esok fajar menyingsir memulai cahaya biarkan akupun bersamanya memutihkan sgala hitam. Ku akhiri... Ya cinta! Mahadewiku tlah tinggalkan aku dalam kekalahan permainan cinta. Dan biarkan aku padamkan bara ketamakan cinta dan berusaha menjadi manusia setia. Sikapku tak mutlak. Aku hanya makluk indifidualis yg benci akan federalis. Maafkan aku bila berfikir secara privat dan bukan pemikiran institusi. Kukemas, buang, dan lupakan! Ku mainkan hatiku untuk satu cinta. Mulai sekarang...

░ρēήģāβđīāή░

Pagi yang sama: tanpa pelangi, dan tak terlihat tilasan embun pagi. Hanya keanggunan sinar mentari yg memecah konsentrasi kornea. Berjalan rikuh dan lusuh, monotone menuju malam tanpa bintang. SyukurLah...!

Cinta ternyata tak ubahnya extasi. Mampu melupakan jejak jejak mimpi bumi. Melambungkan asa membumbung pada sirkuit angkasa yg tak jelas sebenarnya. Membuat mimpi cita tak lagi utama. Penyerahan kata pasrah bukan lagi penjelasan, namun hanya sebuah alasan. Alasan yg menurutku ambisi hebat yg mampu lumatkan semangat dan prinsip mimpi menjadi langkah pasti dlm senyum akhir perjuangan masa revolusi.

Realita memang; cinta mengalahkan segalanya. Seharusnya usahlah berdiri gedung-gedung edukasi meninggi dan hancurkan baliho papan lebar pengenalan mencapai reputasi. Hah!!! Dan ikat semua cita dan mimpi anak bangsa dgn cinta dan kubur dalam2 bersama tidur dan mimpi bertepi.

Aaaah! Sudahah... Percuma berkata, apa lagi bersiar siar mengarungi jalan pemikiran manusia bijak. Kenyataan nya aku hanya manusia kecil. Sepatutnya ku urus asongan pagi ini, tuk lanjutkan mimpi, yg semoga tak akan selamanya bermimpi.

Tak ada kepantasan tuk menaruh telapak tangan pada hati. Aku pergi! Dan enggan tuk kembali pada hati.

Ku sampaikan kerinduan pada komitmen dan mimpi yg terhilang.... Bersama pagi, dan embun yg mulai memuaikan pengabdian....

Minggu, 10 Oktober 2010

♀°ндшд, sдлg pємцjд°♀

Aku hanya seorang hawa, pemuja, dan jauh dari sempurna. Nanar, binar sinar mata hanya sekala dan kembali dalam suasana jiwa. Aku hanya seorang hawa, kubangan air mata yg kubisa isyarat aku tak bahagia. Benci bila ingat satu masa. Muak! Makian ingin terucap, namun tersekap air mata, karena aku hanya seorang hawa... Dan bukan siapa siapa...

Mimpi sistematik dan cinta fanatik masih ada di hati selama aku masih jauh dari sempurna, mungkin selamanya kan terjaga. Walau ku tau rasa ini fakta dan bukan teori tanpa observasi.

Karya Ilahi hamparkan padaku satu laman kertas putih, dan rupa rena, dalam kias kias hitam merah tlah ternoktah hingga sudut terpelik ku lukis kaligrafi terlampau indah cerita hidup. Setakat berkata dalam doa. Dan kmbali mencipta...

Habis kataku rasanya! Tak sanggup lagi menjadi penata mimpi. Jejak jejak lama seolah mengingatkan, dan kenyataan menguatkan. Sejauh mana ku melangkah aku tetap hawa, jauh dari tahta ksatria terlebih brahmana. Aku tetap hawa dalam kesudra'an... Pemikiran dungu yg abadi...!

Aku hawa, sang pemuja...

Sabtu, 09 Oktober 2010

♣ Untukku Kau Ada♣

Perjalanan mimpi terlalu cepat mengusir pagi, dgan ambisi dalam kebisuan seolah tegar dgn penuh keangkuhan! Mimpiku masih sama. Sama dgn kerinduan, harapan, dan pengagungan dalam kidung kidung yg statik terlupa.

Kerinduan senja kembali terhapus malam dan mendesak menjadi kebiasaan pagi saat sinar emas mentari berulang meninggi. Jarak yg semakin konstanta, tak pernah membuatku lupa pada klasik pemikiran sederhana tentang arti cinta.

Hidup adalah suatu arah. Berisi amaran tabah, mengalah namun pantang tuk patah. Dan saat ku tertatih, pejamkan mata di ujung hari, mendalami arti jarak dan perbedaan ini ku tersadar; sesungguhnya separuh jiwaku padamu.

Bilakah kan ku rengkuh jemarimu, mendekap tubuhmu, bernafas harmoni mengikuti detak nadimu, dan ku rasa tubuhku menyatu bersama rohmu. Bertepikah rasa ini? Hanya akhir yg menjawab. Bilakah akhir itu ada? Kurasa Tuhan merahasiakan nya untuk senyum terindahku suatu saat.

Empat kali pancaroba seharusnya membuatku merindukanmu, namun entahlah, kembali pada pijar waktu yg membuatku tetap mencoba melukis jejak di atas batu. Hingga ku harus pudarkan merah cinta, dan acuhkan kilau kerinduan. Maaf... Maafkan aku...!

Untukku Kau Ada...!!

Rabu, 06 Oktober 2010

βēяłāђāή,,,!!!

Jgn ungkit lagi karna aku cukup
tuk merasa kehilangan!

Aku cm bth prinsip dlm tujuan!

Bukan akhir yg scra kebetulan!!

Aku tak perduli lg dgn
kebersamaan!

Yang aku tau hidup ini perjuangan!
Sendiri melangkah meski dlm
byang dukungan!!

Jgn gugah emosiku kawan!!!

Aku hanya kumpulan melarat yg
rikuh akan kegagalan!

Tertawalah bila kau merasa aku
bebal dan tak tau persahabatan,
karena memang bumi tak patut
menerima prospek kesabaran.

Yang ku mau hanya logis dan
nyata dalam pemikiran.

Aku bodoh, tolol, atau apalah
kiasan. Dan dari sana ku merasa
bosan! Penghianatan! Penghinaan!
Ejekan dan cercaan!

Hidupku yg mengajar sikapku
bertahan. Dan ku harap jgn usik
emosiku yg sudah rapi ku simpan!!!

Persetan perasaan, kenangan, atau
sebuah jalinan!

Dan jgn brkata tentang kesopanan
karna aku hanyalah kumpulan
anak jalanan!!

Impian dan cita-cita hanyalah
privasi dan perorangan.

Dan semoga aku mampu bertahan
untuk akhir perjalanan!!

Selasa, 05 Oktober 2010

şēђāяūşήγā çīήłā,,,,

Rumit, dan terlalu ambigu tuk ku fahami....

Adakah pemikiran dari nurani, atau sekiranya naluri seorang perempuan mengikat seujung rasa rindumu pada sosok kecil tak berdosa itu?

Ingin rasanya aku nyata berkata padanya. Memulihkan keadaan keruh ini dan berkata padanya "ibumu akan kembali, dan semua akan baik2 saja. Percayalah!!" Tp mampukah aku? Siapa aku?

Hai wanita!!
Tidakkah kau merasa bangga terbangun di tengah malam oleh suara tangis buah hatimu walau setakat merindukan sentuhanmu? Tidakkah kau merasa berharga saat buah hatimu tertidur dalam pelukanmu? Berkaryalah, dan terus berkarya!!!! Namun eloklah bila kau kembali menyadari kodrat sebagai wanita! Ibu dari anakmu!

Ingin ku cela, ingin ku cerca hina seturut sifat emosi jiwa yg ku punya:
"wanita seperti apa kau?"
Tapi aku tak mampu manakala ku sadari siapa aku. Akupun tak sempurna, penuh dosa, namun paling tidak aku tau prinsip dan tanggung jawab!!

Kelu lidahku tak mampu berkata. Namun tetap menyontak degil di dlm hati kecil. Tak tau harus menjadi siapa dan berkata apa dlm alur maya sebuah cerita nyata. Aku ingin marah, marah pada siapa? Ingin menyadarkanpun menyadarkan siapa?.... Yang aku tau aku kecewa dgn "wanita" sepertinya! Meninggalkan buah hati dalam angan angan cita, yg senyatanya hanya puing puing luka.

Ingin rasanya aku menunjuk arah, tapi di mana aku? Seperti aku marah, mencela, dan memaki diri saja rasanya, tak tau apa yg sbenarnya, hanya sebuah dongeng belaka. Yg aku rasa hanya batin anak anak terlupa dan mendamba memanggil "mama" dalam hari2nya...

Seharusnya cinta adalah pendamainya... Seharusnya cinta ada di antaranya...
Seharusnya cinta masih terus mengikat mereka...
Seharusnya cinta....

Minggu, 03 Oktober 2010

"āήūģēяāђ"

Sejejak langkah membuatku percaya

Tanpa kata aku mampu mendengarnya

Bahkan jelas meski tanpa penjelasan konotatif

Senyum yang tak pernah ku lihat namun membuatku merasa tertambat padanya

Kutelusuri walau aku lelah tertatih di jalan hidupku

Seolah mendapat jawab walau aku tak bertanya

Dan aku bermìmpi meski aku tak terpejam.

Adalah kamu...

Semua tentangmu...

Mencintaimu adalah anugrah...!

яāşāˇçīήłā

Ternyata...
Tanpamu aku letih. Kau bawa hilang lenyap senyumku ke alammu sendri, dan kau tinggalkan aku pada malam yg membutakan aku, membuatku tersesat karena melepas pelukanku pada tubuhmu.

Ternyata, tertatih berjalan tanpamu...

2hari berlalu, mataku bersahabat lekat pada air mata yg menjerat, seakan berjalan di rembang sunyi aku: di atas hamparan daun daun cinta yg menguning gersang. Bosan aku menangis tanpa suara, namun hatiku tak jua puas. Tak jua kembali senyum ku pada sandaran sanubari. Entah sampai kapan!

Senin, 27 September 2010

Perahu kertas lusuh

Mazmur pagi mengalun meninggalkan mimpi, tersadar keindahan mimpi cukuplah satu malam. Terlupa bila ku berada di malam berikutnya.

Silam: ku
lepaskan perahu kertas lusuh
pada riak tenang sealur sungai. Dimankah ia kini? KaramKah?
Berlayar megahkah di samudra
raya? Atukah masih terseok pada padang ilalang berlumpur?
Pertanyaan & pemikiran dungu yg terlampau. . .

Tak ingin ku ucapkan, namun masih mengganggu ketenangan!
Bijak! Dulu, skrg dan selamanya
tak kan pernah sama! Kemarin
hilang, petang masih menunggu mendekatkan angan pada mimpi kembali!

Minggu, 26 September 2010

―Ya suDahLah―

Sebuah lencana emas, megah nan berjuntai berhias di kehormatan hidup kelam, terbawa waktu ia senyap lenyap tak bersuara. Menjadi Kebisuan. Menjadi air mata keikhlasan yg teramat dalam tersebut sebagai kata rela.

Aku hanya mampu tersadar, sulitnya mengubah kerikil pasir menjadi bintang gemintang. Mengalahkah aku? Atau aku sudah tak peduli? Entahlah... Aku tak tahu, mungkin juga aku tak mau tahu!

Biar cinta berbunga di hatiku, dan biar luka terrenah punah di atasnya. Biarkan aku percaya padanya seperti kau percaya pada kekuatan cintamu. Aku terjaga, dan aku mampu berkata; tak selamanya kesamaan adalah mutlak, dan tak semestinya kebersamaan tetap untuk jiwa yg berbeda. Ya sudahlah...! Ku akhiri sebuah perjuangan bersamamu dengan sebuah senyuman...

Jumat, 24 September 2010

ㄨaku kangenㄨ

Berapa jauh, berapa waktu, berapa masa kau tinggalkan aku, terasa seperti lautan tak bergelombang aku. Begitu tenang, namun tak kudapat lagi ketenangan hakiki yg Ilahi. Aku terdiam menyesali, aku terdiam meratapi. Berapa jauh, berapa waktu, berapa masa kau tinggalkan aku... Dan aku serasa tak bernyawa...

Entahlah... Aku ingin menyesal, namun aku merasa ini jalan terbaik. Aku ingin kuatkan hatiku, namun aku tak mampu... Aku tak mampu menjadi rajawali yg terbang tinggi, sendiri, menembus malam dan menuju mentari. Kau bawa sayapku pergi...! Ku mohon, kembalikan padaku....

Ku fikir; aku adalah satu di antara manusia bijak di bumi ini, namun skrg mataku terbuka, ku sadari betapa aku bodoh, betapa aku egois menghargai sebuah cinta yg demikian kuat dengan sebelah hati. Harusnya aku bertahan; harusnya aku tegar berjalan dgn sepasang sayapmu di punggungku; harusnya... Harusnya....

Bodohkah aku? Atau bijakkah aku dgn keputusan pelik ini??
Aku masih cinta... Bahkan selamanya...

Aku kangen, tp tak mampu ungkapkan seperti hari2 kmarin. Hanya menahannya di dalam hati, tertunduk dan menunggu air mataku habis memuaskan amarahku pada dri sendiri. Inikah hukuman ya Tuhan?

Aku kangen...

Kamis, 23 September 2010

Setelah kau pergi...!

Setelah kau pergi...

Rindu & cinta, terkubur dalam berkas singkat sbuah doa. Sayapku masih terkatup. Merenungi sebuah keputusan ganjil yg ku buat. Menatapi bias fatamorgana di atas air laut yg menghitam memantulkan sinar rembulan. Dan aku masih tetap terdiam.
Seperti apa kabarmu di negeri sana? Adakah kau sepertiku di sini? Ku rasa rapuh. Berkubang dalam gucah gucah air mata yg semat meluntak keluar dari amarah yg tak mampu terlampiaskan.

"God, i trust You, i belief You, the one can provide him more than i wish You to do for him. I love him..."

Janji dan asa masih ku sanjung di atas jiwa letihku hidup tanpamu. Aku tak mampu ucapkan, aku tak mampu ungkapkan!! Hanya ketakutan yg mampu temani aku saat ini. Memayungiku dalam panasnya hujaman peraturan bumi, aku hanya mampu bergumam di sela suara tangis yg teredam: "aku takut kehilanganmu..."

Hujan...! Datang kesekian kalinya menemaniku. Namun aku masih terdiam di sini. Merasakan lembut sapaan rintik yg membelaiku, seolah berkata "kau tak sendiri". Tapi nyatanya aku penghuni tunggal di bumi ini. Sesungguhnya aku tak sanggup...

Selasa, 21 September 2010

ㄔI'm promiseㄔ

Altough you're gone

I still have immortality of my promise

I wont be here, in the corner of this world

I will not too worried to walk lonely

I conceivable: when was you are here, i got a serenity to breathed.

I conceivable too: when you're gone, i got a easly to die.

This is your love...

Too strong take major effect in my autobiography.

Everything will be smashed. Like my live is a crumbly.

But i have a promise:
I never afraid to walk alone.
I fearless to wipe away all of my tears by my self.

Iam promise...!!

°ada yang hilang°

Ada yg hilang dari hidupku. Aku terkapar dalam sekelip keadaan. Seperti ku putuskan mengalah pada keadaan, pun ku putuskan mengalah 'tuk mencintaimu. Tubuhku masih bergetar saat menentang hembusan bayu pagi ini, mataku berat, sesekali air mataku masih melintas tanpa syarat. Aku mengenang: 2tahun yg cukup manis berada di hatimu, manisnya merasa lelahnya merinduimu.

Ada yg hilang dari perasaanku. Hari ini, 21 september 2011, semua memuai, luntur brsama harap yg msh tertinggal. Semua salahku, angkuhku... Inikah jalan?? Aku tak tau, penyelesaian yg cukup meruntuhkan kata tegar di hidupku. Ingin pergi rasanya. Mengulangi cerita lama hidupku tuk menghapus namaku di daftar kelahiran menjadi tambahan tuk data kematian. Aku ingin itu... Karena memang kehidupanku tlah pergi, dan separuh jiwaku pergi. Aku tak ingin mengambang, menjejakpun aku tak mampu. Haruskah ku pergi?

Hilang... Hujan pagi ini begitu berarti, menghiasi kepergian serpih2 cinta, dan runtuhnya sebuah cita-cita cinta.

Ternyata cintamu; yg selama ini membuat relung relung hampa mjd ketenangan. Yang membuat arti kosong hidupku terasa tak ternilai. Yang membuat aku kuat meski ku rasa kelemahan terus memburuku. Aku bukan apa apa tanpamu di dunia ini. Dan aku merasa sendiri...

Ada yg hilang... 18 jam 25 menit yg lalu ku lepas cintamu dan ku tulis halaman biru ini. Menahan nyeri di dada, dan getar tubuhku. Dan selama itulah air mataku menemaniku.

Aku tak mampu jalani hidup. Terbiasa mencintaimu, terbiasa risau akan dirimu membuat aku rindu, bahkan lebih dari biasanya...

Aku ingin rasa kehilangan ini kembali. Aku ingin dia kembali, namun aku terlanjur menyakiti...

Sabtu, 18 September 2010

● s a h a b a t ●

Saat tidurku tak juga lelap ku tulis sebuah narasi nyata tanpa reka, dari pelangi teruntuk pelangi...


●Teruntuk: sahabat

Saat kenyataan di dunia ini acuhkanku, ku masih miliki kalian, jiwa2 seindah 7warna pelangi!! Yakinkan aku adalah manusia tersayang dan bukan terbuang. Cita citaku tak seberapa, keinginan ku sangat sederhana. Tp aku sosok manusia yg tak cukup kuat berdiri hanya berpìjak pada kemampuanku sendri. Kilat dan guntur membuatku jera menoleh ke angkasa ketempatku menuju mimpi di atas segaris pelangi.

Bila suatu saat aku pergi, dan hadirku tak mampu kalian dapatkan lagi di semua celah bumi, bahkan sampai ke palung samudra... Ku mohon kenanglah aku, ingat cintaku pada kalian. Cinta yg terlalu, cinta yg teramat cemburu. Dan ku mohon, jgn jadikan dosaku pada kalian saat Tuhan akan memberikan tempat terindah di kehidupanku mendatang..

Pagi ini yg ku dengar hanya bising dunia, entah dari mana, yg terdengar jelas hanya suara dentang lonceng dermaga... Dan aku termenung setelahnya, menatap jauh ke tengah laut tak bersudut, dan fikiranku semakin kalut dan berusaha menerima pemikiran radikal dan pandangan objektif dari sebuah inisiatif. Prosedur demi prosedur hidup ku ikuti seperti busur yg mengikuti alur aku melesat, walau yg kurasa kan seolah tersesat!! Melayang jiwaku ke pucuk pucuk pinisium yg menjuntai di angkasa, walau tbuhku terperangkap dlm sebuah dedikasi yg tak lekang dari mimpi.

Sahabat... Manusia2 termulia adalah Kalian dan hal termulia yg pernah aku lakukan adalah mengasihi kalian.

Dalam sunyi hari ini, ku tuliskan...

°paranoid°

Kau dan aku adalah sama. Terlahir penyandang kodrat Manusia. Hanya berkekuatan doa egois dan merasa lelah berada di antara bumi dan langit. Kadang aku hanya ingin menjadi manusia bodoh, dari pada letih berusaha menjadi bijaksana. Pengantarku menjadi pengikut paranoid. Menunggu malam dan termenung menatap bintang. Termenung dan terbang ke dunia imajinasi dan berkata "hey kawan! Taukah kau, Cahaya bintang itu indah nampak saat ia sendiri tanpa bintang yg lain!!"

Haaach! Paranoid! Yah, aku manusia paranoid, gelisah namun tak beralasan, gundah namun tak berkesudahan. Seharusnya aku sadar; ingin membakar namun tak miliki dupa. Ingin berkibar, namun kenyataannya aku bukan siapa siapa.
cinta: "rasa cinta ini sungguh sgt menyakiti, tpi! ku hanya makhluk yg tak bermateri, di pandang sblah mata, tak punya reputasi!!" Dan akhirnya semua hanya sama...!! Cinta dan tahta hanya melemparku dlam dunia paranoid.

Aku hanya miliki cintamu. Yg mampu mengubah philosofi ambisius menjadi pijar mimpi yang mulai menitikkan kejora di keteduhan malam.

Dengarkan aku penebar Kerapuhan: ku mohon akhiri inginmu, patahkan mimpimu tuk miliki setengah hatiku yg ada padanya. Jangan jadikan aku manusia paranoid yg menderita karena takut kehilangan separuh jiwaku padanya. Kumohon!!

Shobat, tetapkan budimu, kau wanita, pun aku, hati padu tak teramat jauh sepertiku. Jangan hancurkan aku yg sudah terbungkus retak retak bejana waktu. Dia hatiku, dia senyumku, dia cita dan cintaku... Aku tak patut berkompetisi di arah mu. Yg ku minta hanya sadarmu, dalam isak, sesak menahan air mata semua yg kurasa bukan hanya bermain pada hayal
ku, resahku beralasan...

Tuhan, mampukan ku terpejam...!

Selasa, 14 September 2010

♀Ъίήŧαήg & αкu♀

...dan ku tatap bintang mlm ini, hanya berkelip redup samar di antara gumpalan hitam berselimut malam.

Teringat cerita senja tadi bercerita ria di alam cyber, aku pemilik rasi scorpio berlambang kalajengking. Huft...! Menakutkan. Tp entahlah, aku bangga dengannya. Anganku menelusur jauh, mengingat saat ayah mendongeng sebuah cerita padaku selepas penatku belajar di suatu malam. Ayahku; Einsteinku!! Kamus perfect...! Yg tlh tiada, pergi selamanya...

→Begining...

Adalah cerita yunani kuno...

Orion adalah seorang pemburu
bangsa Boeotia berwajah tampan &
perkasa kurasa, hanya sebuah dongeng yg ku dengar, bukan kisah nyata yg aku ada di alurnya. Ketika Orion menjalin cinta dengan Putri Aurora, (sang dewi fajar), Orion
pernah berjanji akan
memusnahkan semua hewan
buas di muka bumi dan
mempersembahkannya bagi
Aurora. Hagz!! Ku harap kekasiH hatikupun akan bersumbar seperti Orion tuk musnahkan kejahatan bila suatu saat ia menyatakan cinta, walau kenyataanya cintaku kali ini penyayang jerry si tikus kecil dalam film animasi *wall*.
Apollo yg mendengar hal itu tak lagi damai, berharap orioN musnah sbelum sumpah orion pada aurora mnjd nyata. Appolo
kemudian mengirim seekor kalajengking raksasa untuk membunuh Orion. Parah, payah, dan menakutkan..., terrrnyata...Scorpio atawa kalajengking itu adalah tokoh antagonis dlm dongeng ini. Cinta... Kata lain dr simbiosis mutualisme yg berkaitan dalam rantai hidup, dari rasa cintanya Aurora
memohon bantuan Diana, dewi perburuan, agar menyelamatkan
Orion. Diana yg menyayangi (bukan selingkuhan. Tink!;-) hanya sahabat) Orion
sebagai sesama pemburu menyelamatkan Orion.
Next; Pada saat Orion menjadi buronan oleh kalajengking raksasa Itu, Diana mulai
membidikkan panahnya untuk
membunuh monster kalajengking.
Apollo oh, apolo! Tak di duga sesiapa muncul &
mengaburkan pandangan Diana alhasil anak panah dari jemari Diana
meleset, namun mengenai Orion. Hiks...! Diana menjadi berduka karena tak dapat menepati janjinya pada
Aurora (aku jg ikt sedih ah...) kemudian entah siapa (forgot *sorry*) menempatkan
Orion di angkasa sebagai rasi
bintang Orion, dan kalajengking rakasasa tersebut
oleh Apollo ditempatkan di
angkasa sebagai rasi bintang
Scorpio dalam posisi sedang
memburu Orion.
(Thak's pak Apollo)...

←End...

Scorpio menurut sumber ingatanku adalah berasal dari planet pluto, dari pluto bnyak menyimpan makhluk sedemikian. Suatu saat ketika imajinasiku meronta dan mulai gila, ku akan pergi pada pluto. Mencari makhluk sesamaku tuk ku hancurkan orion orion di jiwa ku. Ha!! Kejahatanku terwujud.

Biarlah... Zodiak tetap sebuah rasi bintang dari pendongeng yunani. Lambang apapun, dan bagaimanapun, namun karakter berpulang pada asumsi diri dan edukasi. Dongeng hanya cerita tidur seperti saat itu Einstein ku mengantarku pada planet planet dan ribuan bintang... Miss you daddy...!

Senin, 13 September 2010

Dongeng pagi

Pgi yang sepi, beredar dlam terik mentari yg seolah membakar keberanian tuk lalui dan memulai hari. Seorang gadis tertunduk, bola matanya tak lagi seindah biasanya. Sayu, terkesan bengis dan menangis. Berjalan menuju ujung dermaga, di mana batu2 pantai mulai melumut, dan seolah gadis itu berkata pada ombak: "Temani aku sejenak tuk berfikir"

Dear: Rainbow
———————
Di saat asaku memutih, dan waktu semakin membawaku mendekat pada masa yg seharusnya aku akan berjuang, semakin banyak aku temui kekurangan dalam jiwa dan ragaku. Dalam diam jiwaku bergelora, nampak serupa pucuk sakura di hamparan salju namun aku adalah edelwis di bukit curam. Satu... Dua... Tiga... Melangkah, dari titik ke titik seperti tiga langkah, namun ku rasa seperti beribu jejak aku lalui.

Kadang ku rasa tubuhku lunglai, inginku terjatuh di suatu tempat dan enggan berdiri lagi, walaupun selamanya. Namun benakku masih memaksa syaraf motoriku bekutik kembali, dan bayangan nafas bunda memaksa air mataku terjatuh di ujung mata.

Tuhan, aku lelah...! Aku tak mampu takhlukkan perjalanan ini...! Aku ingin berpulang padaMu, aku bosan marah padaMu dalam keputusasaanku. Satu persatu kekuatan imanku hilang, melayang menembus kabut putih masa depan. Bila aku akui pada hati ini, aku akan katakan; aku menyerah!!!

"Aku pasrah, aku menyerah, dan aku kalah!!!"

With love,
Rainbow
●●●

Gadis kusam itu diam. Dan aku melihatnya mengikat sebuah kertas dgn pita renda "hitam putih" dan menitipkan pada tabung kaca dan menggenggamnya, ia menangis, dengan kekuatan emosi dia berdiri. Berlari mendekat menyentuh bibir pantai... tiba2 terhenti, dan melempar benda di genggamannya, dan berharap tak'kan bertemu lagi...

☻HARAPAN☻

Ku bentangkan selembar kertas kusam. Ku tulis namaMu... Dan aku terdiam...

Kebisuan membawa ku terus berfikir. Aku lelah terhimpit ketakutan akan kegagalanku lagi.

Kembali di tepi pantai ini aku terdiam. Merasakan manja belaian angin senja menemani resah tak berarah dalam hati yg terasa kian mati. Ingin ku tuliskan sesuatu rasanya, namun jemariku seolah bergetar. Mengikuti air mata yg memaksa menemaniku. Aku bosan dgn keadaan sperti ini...

Pikiranku bosan melayang, aku ingin menjejak di suatu tempat, dan merasakan indahnya naluri mimpi. Aku tak sanggup lagi bila harus melangkah dalam kegagalan. Aku bosan!!

Lagi, dan lagi, ku sebut namaMu, berharap ranting melati mimpi berbunga satu kali ini. Seumpama sebiji benih padi di musim gersang, demikian harapanku yg tersisa; Tumbuhlah, dan aku jauh dari kelaparan. Matilah, dan akupun mati harapan bersamanya. Ini harapan terakhir ku...

Takkan ada yg kan mengerti jiwa pontang panting ini. Terbentur imajinasi dan nyeri saat realita berbicara. Dan aku hanya berjalan sendri, terpincang pincang dan kehausan kasih sayang. Kan ku lalui malam gelap tanpa bintang, pagi sunyi tanpa mentari, hingga akhirnya langkahku berpijak pada senja yg menciptakan resah tak berarah.

Saat ini aku rapuh Tuhan, ku menangis dalam dekapMu, ku berteriak berharap sendengan telingaMu...

Sabtu, 11 September 2010

"Prinsip di ujung terminal"

Long Ping, 12 sept '10. Di sudut terminal kecil aku terduduk, terdiam, sendri...

Bising!!! Begitu berisik hari ini di sepanjang jalanku pagi ini. Ketenangan merangkak menjauh seiring kedamaian. Langkah langkah manusia bertujuan maksud menuju dan meninggalkanku seperti putaran waktu. Dan aku? Aku masih di sini, terdiam menunggu, namun entah apa yg ku tunggu.

Prinsip hidup dan perjalanan hidup memang kejam. Memaksa dan mengekang jiwa2 bebas berjalan pada satu jalur yg kembali berpulang pada resiko dan komitmen. Mungkin manusia terlahir sama, namun cara hidup dan pemikiran berbeda menurut ikatan waktu dan norma edukasi. Kesedihan menentang kebahagiaan, kegagalan menyandra keberhasilan, begitupun dengan tawa tak mungkin berjalan dengan tangis. Hukum mutlak alam yg dengan tegap menjadi dasar langkah kehidupan.

Bahagiaku perlahan menjauh, Kembali sunyi menyelimuti, lukisan bumi yg ku tatap dgn mata ini seolah seperti miniatur mati. Lintasanku sudah tak berotasi.

Tuhan aku menangis, tertunduk di ujung terminal bus dgn air mata ku peluk dan ku rasakan tetes demi tetes begitu berat menghujam di dadaku. Tak akan ada yg mengerti bagaimana rasanya menjadi aku, sama halnya seperti tak akan ada yg mengerti bagaimana mengartikan catatan kecil ini...

Di sudut terminal ini ku bina sebuah prinsip. "Stright walk to begining, alone and silent"

Hujan turun... Lengkap sudah keadaan menyayat hatiku. Tp tubuhku enggan beranjak. Gila! Aku ingin tertidur d tempat ini malah...! Saat aroma bahan bakar menyeruak kerongkonganku, aku menyadari, otak ku mungkin sudah tak waras. Dan aku masih terduduk di sini, menunggu hujan dan berteman kepedihan. Menikmati hujan. Entah sampai kapan...

waktu

Ma Wan, 12 sept'10


Di saat asaku memutih, dan waktu semakin membawaku mendekat pada masa yg seharusnya aku akan berjuang, semakin banyak aku temui kekurangan dalam jiwa dan ragaku. Dalam diam jiwaku bergelora, nampak serupa pucuk sakura di hamparan salju namun aku adalah edelwis di bukit curam. Satu... Dua... Tiga... Melangkah, dari titik ke titik seperti tiga langkah, namun ku rasa seperti beribu jejak aku lalui.

Kadang ku rasa tubuhku lunglai, inginku terjatuh di suatu tempat dan enggan berdiri lagi, walaupun selamanya. Namun benakku masih memaksa syaraf motoriku bekutik kembali, dan bayangan nafas bunda dan handai taulan memaksa air mataku terjatuh di ujung mata.

Tuhan, aku lelah...! Aku tak mampu takhlukkan perjalanan ini...! Aku ingin berpulang padaMu, aku bosan marah padaMu dalam keputusasaanku. Satu persatu kekuatan imanku hilang, melayang menembus kabut putih masa depan. Bila aku akui pada hati ini, aku akan katakan; aku menyerah!!!

"Aku pasrah, aku menyerah, dan aku kalah!!!" haruskah??

Minggu, 05 September 2010

AKU KEHILANGAN ITU

Terpa angin membuai manja wajah sayu. Terpukau lelah berjalan di antara sejuta terjal dan ribut angin hidup membuat jiwa membahana melayang membelah masa dengan semangat pantang tumbang. Aku termenung di tepi sebuah jendela hati. Enggan melangkah pagi ini, bukan sebab dinding dinding pejabat tak perduli nasib rakyat dengan mengurangkan nilai valuta, tapi ragaku enggan beranjak, lebih ingin ku nikmati pagi sunyi bersama tandas harapan tak bertunas, terdiam seumpama menunggu kandas, mereka-reka rencana dan merangkum kegagalan keberhasilan.

Teruntukmu cinta...
"seandainya aku gagal, biar ku titipkan semangatku pada pundakmu, atau sekiranya aku menang, kan ku sematkan namamu tuk mengisi indek pejuang di lubuk hatiku. Karena aku ingin kau selalu ada untukku... Untuk air mata dan senyumku..."

Pagi ini, masih belum berlalu gemericik hujan menyertai raga bumi. Romantis walau terasa tragis di hatiku, menahan rindu pada aroma pulau kelapa yg telah hilang terkubur masa.

Destinasi hidupku dan cita citaku tetap, tak berubah meski semua hampir force landing. Pendaratan cita citaku di luar area yang aku inginkan... Biarlah! Tak apa! Semua akan indah pada waktunya.

Aku kehilangan suatu waktu dlm hidupku. Saat aku berlarian di padang ilalang dengan gaun putih, duduk di sungai tertawa lepas dengan ketakutan yg terhempas oleh semerbak kasih sayang ayah bunda. Masa kecil yg berharga tiada tara, meski aku hanya gadis desa. Naik turun dan bermain sesuka hati pada bangkai exapator dan traktor bercat kuning lusuh yg mulai memudar dan menemani meski mengacaukan kerja ayah membenahi bangkai2 baja itu. Kenangan teramat berharga di masa kecilku.... Aku kehilangan itu!

AKu kehilangan suatu waktu. Saat ayah mendidikku, berusaha mencetak otak putri kesayangannya. Dan aku lebih tertarik pada ajarannya. Ya! Ku rasa aku lah anak kesayangannya. Kadang ku sesali bila dlu aku adalah pemberontak. Semua berakhir dgn air mataku di atas batu nisan tertoreh nama ayahku, pahlawanku, yg kan ku kenang sepanjang nafasku masih ada. Aku kehilangan itu!

Aku kehilangan suatu waktu. Saat saat ku temukan cinta di hidupku... Saat jeda waktuku pertemukan denganmu. Simpati mu tak sanggup ku raih, senyummu ku biarkan melayang, dan aku masih menutup diri. Egoku, egomu akhir kata.... Dan hari ini aku begitu cinta, begitu merindui mu, sebagai setengah dari hatiku... Aku kehilangan itu!

Tiga masa tlah hilang, tak kan pernah ada lagi di hidupku. Masih banyak lagi yang kan ku lalui di hidupku, Dan masih banyak lagi yg akan ku relakan tuk ku kehilangan...

Kamis, 02 September 2010

-◆aku◆-

berkaca pada cermin hidup, terdiam dan ku sadari siapa aku....

Rengkuh semangat berhias air mata, terunggkap bagai bayang bayang durjana saat kasih tak lagi bertahta. Hidup penuh ambisi mencapai indahnya jati diri yg kadang menyerah pada kekuatan air mata saat kegagalan memenuhi ruang kosong di dalam jiwa. Aku hanya sebanjar teratai indah di tengah rawa keruh, gelap, dan menunggu datang fajar menebar sinar keemasan dan menanti hitam menyelimuti malam. Siklus hidup yang tak pernah bisa terkoyakkan...! Kehancuran yg tersusun rapi seperti ubin waktu, yg tlah menjadi batu pijak saat ku ingin melangkah yg mengajarku tuk menjadi diriku... Aku adalah aku...

Aku adalah aku....! Pemilik jiwa renta yg mudah rapuh, dan terjatuh saat putaran waktu perlahan menjelaskan aku adalah pecundang pada masa lalu, dan pemenang pada masa mendatang...

Aku adalah pelangi (amin...!) lukisan kebanggaanku, Karya Ilahi yg memukau ku saat ku memandang jauh ke belakang. Cambuk hitam berkonotasi hancur hidup mampu menuntun tangan lelahku melukis indahnya pelangi suatu saat, terbias manis di ujung perbatasan bukit yg berliku dan terjalnya jurang berbadai meremukkan nyanyian hidup. Dan aku menggenggam elok Pelangi itu saat badai dan hujan mencekam telah meninggalkan hamparan bumi. Pelangi yg tak akan pernah pudar ada padaku...

Aku pemilik egoisme, sedikit hati berbicara, mengikut fikiran mencapai reka nyata yg ingin ku gapai. Bukan hanya cinta, namun segalanya. Selami hatiku, dan temukanlah bila kau anggap itu berharga. Aku mampu menangis bersamamu, namun aku mampu menjdi pembunuh yg mencabik jantungmu... Jangan kobarkan emosiku...!

Selasa, 31 Agustus 2010

Aku takut gila...! [Part II]

Luruh melayang terdampar di pucuk ilalang, terhempas... Dan terbang melayang bagai kapas. Kembali gundah menentukan langkah, masih mendamba bintang gemintang, sekalipun terdampar di pucuk cemara, jiwa rapuh tetaplah semangat luruh...

Ingin pendam emosi ini dalam luasnya kesabaranku. Aku tak mampu kuasai segalanya. Biarkan anganku berpulang, merebah dlm pelukanmu, dan terpejam sejenak.

Aku peri putih bermahkota biru. Dengan empat sayap perak di punggungku, dengannya aku mengintari gumpalan langit kelabu berhias jingga mentari penghujung senja. Hey! Dekap tanganku, pejamkan matamu dipeluku... Dan kau kan merasa tubuhmu mengintari awan mencari kebahagiaan yg berkejaran antra indah dan pecah kehidupan bersamaku. Ku'kan berikan padamu dua dari empat sayapku dan setengah dari hatiku. Pergilah ke hati2 gersang dan ku mohon lepaskan senyummu padanya, karena aku tak sanggup lg bercahaya... Ku titipkan padamu...

Aaaaaaarrgh! Nasib semakin menghakimi aku!! Hidupku seolah siklus aneh yg aku sendri tak tau keberadaanku. Ingin marah, menyesali diri sendri, namun itu semua tak berarti lagi bila ku jalani. Saat ranting ranting beringin tlah menyulur, pertanda usia tlah terlalu petang tuk membabat dan membentuknya... Namun parah! Beringin tua tak mampu bertambah tegar, namun smakin rapuh tertimpa abad yg membawanya mengalir pada suatu bidang masa yg tak ada lagi keindahan dlm arti sebuah perjuangan. Menanti tumbang!!! Aaaaah!

Air mataku hari ini terlarut dalam zat emosi, menggenggam jemari sendri dan mencoba tenang! Aku takut keadaanku mengalahkan aku.

Hey penjajah semangatku!! Akhiri menaruh mata pada ekspos singkat ini bila kau tersenyum. Anggaplah aku pecundang dan pergilah...

Sanggupkah aku? Apakah dpt ku menangkan pertandingan hidup ini. Aku takut gila...!!! Sembuhkan aku wahai penulis hidupku... Tolong... Kumohon, Luluskan pintaku...

Minggu, 29 Agustus 2010

Badai pasti berlalu...!

Bersamanya... Ku pijak langkah lelah di atas pasir pantai. Tak ku rasa dingin menyeruak tubuh bersama cinta yang ku peluk. Hatiku berkata: "tau kah kau arti badai saat laut enggan meredam?", dan jiwaku terdiam. Berharap, menunggu hatiku memaparkan sebuah deskripsi, lukisan rahasia alam. hatiku tersenyum dan mulai berkata "badai tak kan selalu ada saat laut tenang dgn sehamparan buih berkeriapan di permukaan redam, ia tak kan ada walau kau terjuni lautan, dan mencarinya sampai kedasar terdalam. Namun ia tetap ada. Dan badai akan datang suatu saat bersama hujan, mungkin mencekam kedamaian mu, dan mengekang senyumu bersama malam pekat dgn suara alam menyayatmu seperti rintihan penyihir yg siap menyandramu..."

Jiwaku berfikir. Berangan dan berimajinasi... Ku lihat hatiku tersenyum, "tenangkan hatimu wahai hatiku... Badai kan berlalu... Mentari kan menyembul dengan tegar dan kokoh. Sinarnya akan membias bersama sisa embun badai malam. Dan tersenyumlah saat pelangi menyambut pagimu... Taukah kau? seperti pelangi aku ingin menjagamu. Tak selalu bersamamu namun aku slalu menyertaimu... "

Malam ini, Sendiri... Ku pijak langkah lelah di atas pasir pantai. Ku rasa dingin menyeruak tubuh bersama nafas yang ku hirup. Kacau...! Entah kemana asaku pergi menjauh dari saraf normalku. Muak...! Ingin rasanya mencabik jantungku sendiri, menghentikan detak perjalanan... Namun ku masih berada di titik kesadaran. Ku tulis sebuah sajak di atas pasir. Bersama air mata yang memaksa menemaniku, dan bersamaku malam ini... Ingin ku berlari, mencari ujung pantai yg ku yakin tak bertepi. Ingin berteriak mengatasi langit pekat yg semakin gelap meninggalkan cahaya. Aku menangis! Ku pamerkan air mataku yang berdampingan manis dengan parau suaraku kepada pohon berdaun tanda cinta yang tak mengerti tentang perasaan ini... Tertunduk, perih... Ku rasa ingin menjerit!!!

Tak ingin ku katakan perasaan ini pada siapapun, biarkan ku ku tuliskan perasaan ini pada hampar pasir pantai... Biarkan sajak2ku terhapus oleh gulungan ombak di tepian harapan. Ku harap ombak dan sebentuk butir butir kaca bermakna buih ini menyapunya, dan sampaikan semua pada badai malam.

Masihkah badai kan mengharap pelangi pagi? Bila saat ini hatiku di sini mungkin dia kan beriku sebuah jawaban lugas. Bukan majas tersirat seperti ini... Semoga pelangi mampu menjaga hati dan menemukan cinta itu lagi. Badai pasti berlalu...

-□ρєlαήб¡°мєήαήбίś□-

Terpaku merasakan air mata membelai lebut pipiku. Sunyi terasa hidup di hingar tawa dunia, dalam sedikit lingkupku berbagi tawa. Cinta? Benarlah! Cinta adalah coklat. Manis di mulut namun pahit stelah di telan. Aku kalah dengan keadaanku, dan caraku tak mampu yakinkan hati tuk sebuah cinta. Anggap mu; Saat kau miliki aku itulah cinta. Dan bukan saat kau mengerti apa arti ku... Benarlah cinta penganut politik monopoli....! Anarki!!

Perih... Menyadari otakku terlalu kosong tuk mengerti dirimu adalah masa depan, sedang kenyataan di depan mataku sdikit topan tertiup terhempaslah semua layar biduk kecil yg terrakit bersama mimpi mimpi kecil bersama.

Hancur...! Hatiku rancu mengartikan cinta ambigu! Hanyakah sebuah kepura puraan atau cinta dalam hati merah berhias melati putih...?

Ingin ku tutup telingaku, butakan mataku dengan sbuah cerita. Menyekat diri sendri di sbuah tempat dengan mimpi2 asmara yang entah terhenti di mana saat ku niatkan tidurku untuk tak membuka mata hatiku lagi saat aku kembali ke kenyataan hidup.

Aku!! Biarkan aku tetap! Biarkan aku jalani smua. Tertati h namun mencoba ikhlas di antara jalan hidup dan mimpiku. Tak ada yg kan merubah hatiku tuk mencinta siapapun dan apapun. Cintaku tetap cinta, dan cintaku adalah keegoisan dalam linglung kecerdasanku. Dan hanya cinta yang dari hati akan mengerti emosiku dan menjadi serpihan salju saat aku berapi api menjalani panasnya egoku!

Titipkan salamku pada bahagiamu suatu saat. Jaga apa yg ku sayang bersamamu... Dan sampaikan padanya kau menyayangiku...! Hingga kan menempatkan langkah di atas jejakmu untuk menyayangiku, bukan sebagai drimu yg kecewa mencintaiku...

Pelangi cinta.... Temani aku, menangislah bersamaku di senja nanti... Ku tunggu di tempat biasa aku menangis dan memaparkan cintaku padamu. Tentang hidupku, pelangi menangis...!

Sabtu, 28 Agustus 2010

●wαĵαh мίмpί●

Berjalan sendiri dengan langkah gamang, mengintari puing puing yg sePerti reruntuhan peradaban luruh siklus kehidupan. Aku termangu, meratap sisa harapanku yang masih ku jaga. Pagi ku habiskan mengungu malam. Dan malam terlalui bersama mimpi tidurku. Tak jauh dari itu, 7hari terlalui membentuk tahun dari molekul terkecil detik nafasku. putaran siang dan malam yg tertunduk mengikuti hukum rotasi itu pun hukum yg aku lalui...

Kabut putih dalam gelap memaksaku menerobos pandangan, mencuat melewati batas episiklus bintang angkasa. ku lihat setitik cahaya, membuatku terdiam, tergagap dalam hirup nafas yang cukup ikhlas mengikuti arah hidupku. ku lihat figur wajah itu! Entahlah, apa aku mengenalnya, atau aku menyangkalnya. Sedang mengenal diri pun aku tak sanggup. Jemariku ragu menyentuh bias wajahnya, hatiku enggan menyentuh jiwanya, namun jantungku bergetar. Merangkak menjauh meninggalkan bangkai bangkai picik kehancuran. ku genggam jemarinya, dan aku berjalan bersamanya. Aku terhenti, menyadari siapa aku!!! Patutkah?? Ku tatap mata itu sesaat, bermain dengan kata hatiku senidri. Bermusyawarah antara cinta dan kehancuran. Memeluknya... dan menangis meluapkan emosi dalam keputus asaan tentang sebuah cinta. Tubuh itu selambat detik mendingin... Seolah membeku namun makin sulit ku rengkuh. Memutih... Dan menghilang...

Tersungkur dan menangis, ku rasa kematian cinta tlah datang padaku. Ku tegakkan kembali wajahku, cahaya merah menyiram tubuh lelahku, seolah mata panah ia menghujani hatiku yang nyeri. Aach...! Sinar mentari teramat setia membangunkanku dalam menjalankan hukum rotasi. Dan aku bermimpi.

Pangeran mimpi... Kau lah yang di hati...! Jangan bangunkan aku terlalu cepat bila suatu saat kau temui aku lagi di dlm mimpiku, atau bila kau rasakan akupun adalah mimpimu katakan pada mentari jangan bangunkan aku lagi selamanya. Aku ingin mimpi bahagiaku menjadi nyata bersamamu... uka ku, kamu...!!

Jumat, 27 Agustus 2010

■c■ί■ή■ŧ■α■

Sampai kapan? Rintik rindu bertalang jarak, berat cinta hanya terjinjing peri-peri bersayap kecil. Kerinduan tinggal keriunduan saat jarak berbicara, dan hilang saat sayap-sayap cinta mulai patah... "Aku takut pindah kelain hati" hati yg kalut mulai berbicara. Ini memang bukan zaman penjajahan, ini zaman revormasi! Tp renungkan, apakah cinta di tuai di atas tuntutan zaman? Bersemi di hamparan masa? Dan apakah cinta surut pasang mengejar alur musim? Cinta....? Tanyakan itu pada hatimu!!!

Ingin ku hentikan detik2 waktu yg berjalan mengintari kecemasanku, karena aku masih nikmati rindu menghujam batin melawan kekalahan pada masa. Apakah cinta: saat dua bibir menyatu dan merasa hingar sejuta pesona keindahan terrengkuh? Atau saat dua belah telapak tangan menjadi ikatan di ujung jemari dan berkata; "hidupmu...hidupku...'' . Bila itu adalah kebenaran yang mutlak maka patutlah kau katakan aku adalah manusia naif yang primitif menjalani cinta, karena aku tak pernah merasakannya. Cintaku hanya di hati, berbaur bersama dalam sebuah kerinduan yang manis dan masih ku jalani. Nilailah keindahan cinta secara objektif, dan menjauhlah dariku karena itu tak sefaham dengan ku. Pergilah wahai penilai rupa.

Cinta... Biarkan jiwaku tersontak kerinduan kerinduan kecil yang semakin menggununung, dan biar itu ku daki bersamamu wahai cinta. Saat mata ragaku tak mampu melihat mu tertawa, namun mata hatiku melihatmu selalu tersenyum adalah anugrah bagiku....

Shobat... Berkacalah pada cermin retak ini, dan kau kan mengerti arti kehancuran. Dan bertanyalah padanya, dan kaupun kan memahami arti keterpurukan. Hidupkan kembali jiwamu yang terikat. Dan itu yang aku mau darimu, bukan reputasi, materi, dan kasta kehidupan.

Kuatkan hati, tetaplah berjalan dalam langkah tegarmu. Semua narasi berpenulis, dan tak patut kau menangis. Aku di sini untukmu shobat ku...!

ўєllд .д. ўцяiлdд

Jumat, 20 Agustus 2010

░дмдядн░

Termenung di ujung pagi saat kehangatan mentari enggan bersinar mengalah pada kelamnya langit hitam seolah ingin tercurah hujan badai hebat yang hanya menunggu waktu. Terpaku dan terdiam aku, pandanganku membusur pada kapal kapal barang jauh di bawah sana, mengambang di tengah laut sendiri, tegar dan membawa beribu peti peti harta! Ah, mungkin seperti itulah aku... Harapan lentera keluarga, walau aku harus terhempas terombang ambing d tengah badai namun aku harus sampai pada dermagaku.

Pernahkah kalian dengar bisik batu karang? Betapa Tangguh ia, namun aku yakin dia akan berkata andai ia bernyawa. Entahlah! Hanya para penyair alam yg mengerti bahasa bahasa ketegarannya!

Aku masih di sini, berharap yang tak pasti, pun dirimu di sana menunggu dan termanggu menghitung langkah dalam bergantinya putaran bumi. Menerka, dan mencari suatu arah untuk sebuah perbedaan. Ku rasa ini mustahil... Perbedaan yang seperti terhampar luas danau membiru yang tak mungkin ku datangi dan tak mungkin kau kemari mendayung sampan kecil mu menjemput hatiku... Cinta ini menakutkan, semakin ku merasa memilikimu, semakin kuat keadaan merebut dengan paksa kepergian cintamu dr hari hariku.

Sayang... Apakah masih mampu ku menunggu waktu? Apakah masih mampu kau tawarkan hatimu dari manis hidupmu. Kesabaranku bukan tak bertepi, keinginan kita sama namun keadaan kita berbeda.

Berpeluh peluh air mata merajut dinginnya hati, berlaksa hasrat menyulam bekunya hari... Hidupku bukan seribu tahun lagi, tp segalanya memiliki batas masa.

Dingin jiwamu dan jiwaku tak selamanya demikian. Bekunya hasrat kan menyublim di antara tinggi dan rendahny sebuah perbedaan.

Perbedaan! Apakah di dunia ini mencari persamaan untuk berjalan bersama dalam satu garis lintasan? Bukankah perbedaan yang menjadikan sebuah pecah pecah rongga hidup terlengkapi? Ataukah itu semua hanya syair syair mati para penulis novel cinta?... Aku tak butuh jawaban, aku butuh penyelesaian...!

Hari ini sulit. Kesabaranku diam di ujung hidupku, dan emosi berbaris di antara peluhku menyelesaikan hari. Ingin ku pecahkan kaca kaca kesombongan mreka, hingga gemerincing kehancurannya ku dengar sampai ke dentum jantungku. Biarkan ini anarki... Aku tak perduli! Ingin ku rengkuh bayangan bayangan ketakutan ini dan menyeretnya ke tepi pantai dan berteriak semauku, sepuasku! Hingga hati ini tak lagi sunyi...

Ach! Pantaskah aku berhenti mengeluh? Pantaskah aku tersenyum menggantikan amarahku?

Selasa, 17 Agustus 2010

Aku takut gila....!

Diam dan berfikir:...

Ambisiku memodifikasi fikiranku, pun pesimisme, seakan menawan hatiku. Aku gundah, resah, kalut... Ingin terbang rasanya, namun tbuhku terkulai lelah di sini. Seolah tak ada tempat untuk ku letakkan keresahan ini selain pada kecilnya ruang otakku sendiri!

Menyedihkan...!
Putri tidur ini bermimpi, berjalan di atas pelangi dengan sayap besi yang sebenarnya adalah rantai rantai penyekat gerak dan fikiranku. Berjalan menanjak dan menurun menjadi anak bangsa yang mengabdi pada bangsa sendiri atas mimpi di pulau pelangi. Ach! Entahlah! Siapa yang mengerti gundahku, selain driku sendri. Ingin berteriak memberontak, namun ruang kosong hidup ini hanya ada telinga ku sendiri yang mendengar! Haruskah menyerah? Ataukah terus maju meski dengan gumpalan rasa pesimis! Wahai pelangi... Di mana engkau...

Hai Engkau penyair hidup! Tak ibakah Kau padaku? tak bosankah Kau melihatku menangis? Ku tuangkan semua asa, amarah, dan celoteh hatiku pada piala emasmu! Biarkan ini penuh dan melimpah di bait sucimu. Ku harap Engkau iba, dan mencabut roh gamang gundah ini di atas mesbahmu. Raih tanganku Tuhan, biar ku rasakan ketenangan dari berjuta hingar rasa yang tak menentu berkecamuk di dadaku.

Cinta...? Pergilah bersama cupid kecil!! Aku tak perduli lagi, karena yang kau telaah hanyalah arti hadirku, bukan lagi arti hidupku. Mungkin aku belum pantas mencinta dan di cinta dengan pedomanku saat ini. Pergilah... Berjalanlah menjauh dariku, sejauh apa kau hitung langkahmu pergi dariku, semakin luntur semua cintaku padamu, aku tak sanggup lagi menjaga hatimu.

Kedamaian... Hampiri aku!! Biarkan mataku terpejam dan terlena sejenak meninggalkan mimpi berkabut ini. Sandarkan aku pada kejora senja barang sejenak, hatiku lelah...!!!

Biar ku nikmati badai hidup ini, biar aku menjadi semerbak kamboja putih di ujung ranting kecil yang rapuh, terombang ambing, terhempas dan terbuang, tapi aku tetap indah! Aku tak akan patah! Badai hidup, ku hadapi engkau!!!

Ach! Sudahlah! Aku takut gila...!

Senin, 16 Agustus 2010

''.......çίήŧαίмü śααŧ ίήί''

Gumpalan awan hitam meredakan kehangatan bumi dengan jutaan titik air yang begitu megah. Mengacaukan semerbak bau tanah yang selama ini terpuruk di atas kuasa musim. Aroma alam dari pertemuan hamparan tanah gersang dan air kehidupan menyeruak naluri kerinduan, entah sampai hujan kali ini mereda atau selamanya...

Aku berkata dalam hatiku:
Bila saatnya...
Ragaku kembali ke pelukan bumi d bwah pusara, tak akan ada lg yg kan mengenangku. Keindahan sayapku pun tak mampu memfosil, dan metamorfosisku tak sanggup menjadi syair...
Hanya bila, kasih sayangmu ada di hidupku, kamu yg kan mengenangku seperti uforia di dalam gelapnya langitmu... Sampai kapan pun...
Bosan! Telah habis kataku mengeluh, serasa habis air mataku menyusun bait bait puisi. Aku menyerah di atas optimismeku yang masih tersisa.. Aku ingin tenang... Menyingkir dari berjuta obsesi, namun bukan berarti menjauh dari ambisi cita2 yang tertulis pada tengah tengah titik diagram kemustahilan.
Bila aku tak mampu bertahan, atau sekiranya aku menang, ku titip kan sebuah doa teruntuk jiwa jiwa yang memberiku oksigen saat aku berada di tengah daratan tanpa atmosfir. Ku titip kan jiwa, hati mereka padaMU balaskan pada mereka kasih sayang sejati dari tanganMU...
***

Aku terdiam...
Merasakan sisa asa yang masih membahana dalam ruangan jiwa yang seakan tanpa celah untuk ku mendengar suara cinta dari lain gaung dan gema. Kikis tepis habis semua rasa! Hanya kamu, Hanya jiwamu, Hanya bahasamu, Hanya cinta darimu...! Hanya bila kau mengerti, kau akan sadari! Cinta yang datang perlahan seperti mekarnya bunga tulip di ujung bukit saat bumi beranjak pergi mengacuhkan musim dingin, seperti bunga sakura berterbangan di musim gugur saat angin bertiup di penghujung pagi... Perlahan dan pasti, bukan seperti sesuatu yang sudah tertulis: datang dengan mudah, dan akan berakhir dengan mudah.

Aku terpejam....
Anganku melukiskan sosokmu dalam putih inginku mencinta dan di cinta. Mimpiku mulai mengambang di atas pena asmara saat ku rajut peluh berhias air mata. Dan kau adalah lukisan mahakarya yang tergelar indah penuh warna saat ku buka mata hatiku.

Aku berjiwa lemah, asaku mudah lelah, dan resah selalu membahana memenjarakan kekuatanku di balik kuasa kelemahanku. Kegagalanku seolah menyekat nadiku, dan berkata ''cinta di hidupku sudah mati''...
*aku memang orang menderita, tak berharta, dan hidup dalam bayang-bayang kegagalan, dan takut melangkah lagi, tapi maaf!!! Kutegaskan sekali lagi: ''AKU TAK BERPOTENSI UNTUK MENERIMA PENGHINAAN DAN PENGHIANATAN...!!'' (diary2008)

Hadirmu mengubah semua philosofi, cintamu mengajariku kembali berevolusi...! Hanyutkan jiwa tandusku d atas aliran sungai Tuhan yg entah seberapa agung mampu menyegarkanku dari dahaga sekian waktu.

Teruntukmu hatiku:
Kesabaran mu menghapus air mataku tak akan pernah terganti walau ku temukan bahagiaku... Keteguhanmu menanti sebait jawaban tak kan terhapus sampai tubuhku kembali ke surga... Hanya kau yg pernah menguasai hatiku sampai ke dasar tergelap yang tak terdapat senyum dan kebahagiaan hidupku...! Dan hanya kamu yang pernah ku sayangi karena aku mengasihi Tuhan.

Semoga bukan fatamorgana atau hanya sisa rintik hujan yang hanya sekejap datang dan menghilang...!

Cerita yang tak berima. Begitu jauh dari 'ingin'. Namun hari ini aku katakan, hatiku bukan d jalan fikiranku dan fikiranku tak berhak memenjarakan hatiku untuk menyayangimu. Memang kita teramat jauh saat kita dekat, dan hingga hari ini semua terasa terbalik dan terlambat!!! Waktu telah membawaku berlari pada detik ini. Aku tak mampu pungkiri aku merindukanmu. Benci bila berfikir dengan jarak ini, jarak yang seolah berkata untuk mengakhiri semua saat ia bersekutu dengan waktu, dan ia akan memberontak dan menyakiti aku, dan semua terulang...

Kesabaran mu bukan tak bertepi, aku fahami itu...!

Entahlah! Cinta hanya impian akhir hidup... Saat mata terpejam dan asa kembali berpulang padanya, ku kan sadari dan ketahui seberapa berarti aku dalam kehidupanmu! Ataukah hanya sebatas keinginan mata, keindahan semu yang akan hilang oleh gerlap surya di ujung cakrawala.

Satu kata: aku mencintaimu saat ini....!!

Dear: Rainbow