Kamis, 21 Juli 2011

Klimaks

Klimaks 02 Juli 2011

''Ku tunggu kau di sana...!" kataku memutuskan. Ini pertemuan yang adalah awal perpisahan, lain lagi ceritanya.

5 musim ku gagahi. Dengan kelabu bercampur biru yg sedikit ungu membayangkanmu ada di sampingku. Mimpi tersusun atas dasar imaginasi berbaur ungkapan religi sudah berlalu. Klimaks adalah hari ini. Ada apa hari ini...? Kediri, I'm in love...

Masih berlanjut...?

1:1000, masih berlanjut...?

Satu lagi kegilaan dalam kekacauan. Kuat! Aku kuat!! Satu hari ku rasa bahagia dan seribu hari ku rasa kecewa. Kata mereka aku kuat. Sumpah, mereka berdusta, mereka bohong, mereka melihat air mataku seperti tenunan sutra yang hari ke hari menjadi sari. Mengapa mereka tak pernah sudah menyalakan api pesimisku? Aku sudah terbakar kawan...!!! Tolong padamkan...!!!

Racu racu malam, dan igauan mimpi masih sama namun kenyataan sudah berbeda. Baru kemarin ku rasakan memeluk dengan rasa "iya", tapi hari ini lagi ku katakan memelukmu dalam "iya" animaku dan "tidak" dalam nyataku. Tuhan, aku mengeluh padamu...

Apa salahku?? 1:1000, satu bahagiaku di kuasai seribu air mataku. Ubah aku, satu senyumku menjadi alasan untuk ku mengusap seribu linang linang perih kekuatanku. Sabar........

Hemofilia, hemofili sosialis

Hemofilia, hemofilia sosialis

Aku kira semua cukup satu kata; "iya, aku jalani...!". Namun sebuah sinopsis masih berlanjut...

Di rumah itu ada sebuah boneka, rumah yg bertiang lapuk, berdinding gapuk. Idealisnya itu isi di dalamnya. Ada boneka cantik menahan depresi di dalamnya. Sana sini berbicara tentang kesalahannya, ini itu menjamah tanpa ramah selubung perasaannya. Boneka itu selalu menangis!! Menahan gertakan halus hemofilia sosialis yang masih dan akan selamanya menjadi teroris.

"Hey, boneka itu berbicara...! Dengar katanya..."
Apa salahku, menahan maluku, tanpa aku tau di mana salahku. Kurasa aku tak pernah meracuni waktu di seluruh hidupku. Aku taati semua markaku, dan aku merasa surga milikku, intelegensi ku dapat dari perjuanganku, dan aku baik-baik saja. Tapi kenapa tubuhku penuh kusta rasanya. Hina! Dan di perhitungkan bukan dari diriku, tapi dari di mana aku berasal. Tuhan, apa salahku??

Haisss!! Percuma berkata! Kau sudah mengaliri darah dari mana kamu ada. Hukum hemofilia sosialis sudah memelukmu. Itulah dirimu, itulah nasibmu. Terimalah, dan menangislah, menangislah, dan tak akan ada yang mendengarmu!

Hanya boneka cantik di dalam kebusukan, dan kebusukan itu ada pada wajahmu, menangislah, dan menyesalah, marahlah padaNya karena Dia tak mengizinkanmu memilih di mana kau ingin di lahirkan...

Aku adalah boneka merah jambu yg sesaat kembali membiru...


Kediri, 10 Juli 2011

Senin, 04 Juli 2011

Hari Kedua

Kenapa waktu itu berlari saat emosi mendatar sejajar rasa wajar yg jarang berpihak padaku?
Kenapa waktu seperti enggan berjalan, hanya sesekali melompat saja saat riuh kemarahan dan frustasi memelukku erat tanpa syarat?

Aku takut bertemu denganmu, bungaku. Bukan karena apa, hanya karena aku takut berpisah lagi nantinya. Kau tau kan rasa sakitnya???

Hangatnya selimut malam ini karena berhias hayal pelukanmu...!
Demamku sedikit meninggi dan kemudian merendah ini karena bercampur imaji memelukmu...!
Dan aku tetidur dan sedikit tersenyum karena aku bertemu denganmu dalam malamku...!
Good night...!

Sun.03.07.11