Kamis, 02 September 2010

-◆aku◆-

berkaca pada cermin hidup, terdiam dan ku sadari siapa aku....

Rengkuh semangat berhias air mata, terunggkap bagai bayang bayang durjana saat kasih tak lagi bertahta. Hidup penuh ambisi mencapai indahnya jati diri yg kadang menyerah pada kekuatan air mata saat kegagalan memenuhi ruang kosong di dalam jiwa. Aku hanya sebanjar teratai indah di tengah rawa keruh, gelap, dan menunggu datang fajar menebar sinar keemasan dan menanti hitam menyelimuti malam. Siklus hidup yang tak pernah bisa terkoyakkan...! Kehancuran yg tersusun rapi seperti ubin waktu, yg tlah menjadi batu pijak saat ku ingin melangkah yg mengajarku tuk menjadi diriku... Aku adalah aku...

Aku adalah aku....! Pemilik jiwa renta yg mudah rapuh, dan terjatuh saat putaran waktu perlahan menjelaskan aku adalah pecundang pada masa lalu, dan pemenang pada masa mendatang...

Aku adalah pelangi (amin...!) lukisan kebanggaanku, Karya Ilahi yg memukau ku saat ku memandang jauh ke belakang. Cambuk hitam berkonotasi hancur hidup mampu menuntun tangan lelahku melukis indahnya pelangi suatu saat, terbias manis di ujung perbatasan bukit yg berliku dan terjalnya jurang berbadai meremukkan nyanyian hidup. Dan aku menggenggam elok Pelangi itu saat badai dan hujan mencekam telah meninggalkan hamparan bumi. Pelangi yg tak akan pernah pudar ada padaku...

Aku pemilik egoisme, sedikit hati berbicara, mengikut fikiran mencapai reka nyata yg ingin ku gapai. Bukan hanya cinta, namun segalanya. Selami hatiku, dan temukanlah bila kau anggap itu berharga. Aku mampu menangis bersamamu, namun aku mampu menjdi pembunuh yg mencabik jantungmu... Jangan kobarkan emosiku...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar