Minggu, 05 September 2010

AKU KEHILANGAN ITU

Terpa angin membuai manja wajah sayu. Terpukau lelah berjalan di antara sejuta terjal dan ribut angin hidup membuat jiwa membahana melayang membelah masa dengan semangat pantang tumbang. Aku termenung di tepi sebuah jendela hati. Enggan melangkah pagi ini, bukan sebab dinding dinding pejabat tak perduli nasib rakyat dengan mengurangkan nilai valuta, tapi ragaku enggan beranjak, lebih ingin ku nikmati pagi sunyi bersama tandas harapan tak bertunas, terdiam seumpama menunggu kandas, mereka-reka rencana dan merangkum kegagalan keberhasilan.

Teruntukmu cinta...
"seandainya aku gagal, biar ku titipkan semangatku pada pundakmu, atau sekiranya aku menang, kan ku sematkan namamu tuk mengisi indek pejuang di lubuk hatiku. Karena aku ingin kau selalu ada untukku... Untuk air mata dan senyumku..."

Pagi ini, masih belum berlalu gemericik hujan menyertai raga bumi. Romantis walau terasa tragis di hatiku, menahan rindu pada aroma pulau kelapa yg telah hilang terkubur masa.

Destinasi hidupku dan cita citaku tetap, tak berubah meski semua hampir force landing. Pendaratan cita citaku di luar area yang aku inginkan... Biarlah! Tak apa! Semua akan indah pada waktunya.

Aku kehilangan suatu waktu dlm hidupku. Saat aku berlarian di padang ilalang dengan gaun putih, duduk di sungai tertawa lepas dengan ketakutan yg terhempas oleh semerbak kasih sayang ayah bunda. Masa kecil yg berharga tiada tara, meski aku hanya gadis desa. Naik turun dan bermain sesuka hati pada bangkai exapator dan traktor bercat kuning lusuh yg mulai memudar dan menemani meski mengacaukan kerja ayah membenahi bangkai2 baja itu. Kenangan teramat berharga di masa kecilku.... Aku kehilangan itu!

AKu kehilangan suatu waktu. Saat ayah mendidikku, berusaha mencetak otak putri kesayangannya. Dan aku lebih tertarik pada ajarannya. Ya! Ku rasa aku lah anak kesayangannya. Kadang ku sesali bila dlu aku adalah pemberontak. Semua berakhir dgn air mataku di atas batu nisan tertoreh nama ayahku, pahlawanku, yg kan ku kenang sepanjang nafasku masih ada. Aku kehilangan itu!

Aku kehilangan suatu waktu. Saat saat ku temukan cinta di hidupku... Saat jeda waktuku pertemukan denganmu. Simpati mu tak sanggup ku raih, senyummu ku biarkan melayang, dan aku masih menutup diri. Egoku, egomu akhir kata.... Dan hari ini aku begitu cinta, begitu merindui mu, sebagai setengah dari hatiku... Aku kehilangan itu!

Tiga masa tlah hilang, tak kan pernah ada lagi di hidupku. Masih banyak lagi yang kan ku lalui di hidupku, Dan masih banyak lagi yg akan ku relakan tuk ku kehilangan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar