Senin, 18 Oktober 2010

~リşāмūđяāリ~

Berlayar sendiri pada hamparan samudra, sunyi, tanpa suara...

Berfikir dan mengharap memijak pada bumi persada, di atas tanah pusaka nyata, bukan mengambang dan membuatku bimbang! Biduk kecil ini tak mampu menampung bertubi tubi pemikiranku, tak kan sanggup mengantarku pada suatu pulau impian stiap tidur malam ku. Aku tak butuh layar, namun ku butuh sayap!!

Saat ku julurkan jemari pada satu titik samudra, ku tersadar! Pemikiranku tergugah, dasar ku berpijak bukan sesuatu yg membatu dan patut untukku berjalan di atasnya. Bukan sehamparan batu pijak untuk ku bertumpu saat aku ingin melompat mengikuti arus hatiku. Namun dasar luas yg membuat ku tenggelam dan menemui berjuta rahasia baru dalam putaran waktu.

Bilakah aku berevolusi??? Bilakah mawar ini kembali pada sejengkal tanah dan kembali bersemi dgn duri duri lentik surgawi??

Aku masih berlayar. Bersiar siar berdampingan bersama sinar buram rembulan, bersama keangkuhan janggal yg sekiranya tak patut di pertahankan. Cukuplah! pemikiran2 gamang ini mengantarku pada kelemahan, kelelahan dan berujung keputus asaan.

Bilakah aku tiba di negri pelangiku Tuhan? Aku rindu menjejak nyata, aku bosan bertanya, seperti aku bosan di tengah samudra...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar