Selasa, 19 Oktober 2010

κυ мσħσή καυ κeмвαlί...!

Akankah selamanya aku tertidur dan bermimpi, menapaki jejak dan mengalah pada jarak. Hingga terasa hatiku retak, tak bergerak. Letih rasanya, sendi sendi saraf ku terasa ngilu berfikir untuk kesekian kalinya dgn hal yg sama. Dan kesimpulan yg sama pula!


Terfikirkan saat berat ini mengemban janji hati, yg selamanya tak ingin terusik lagi. Aach! Ku sesali semua ini membakar semangat keringku. Andai ku mengerti hatiku sendiri...


Sering, bahkan slalu aku bwa dlm tidurku, saat lelah menguasaiku, kututup mata dan aku menyadari: rasa cinta ini ada, namun aku melupakkannya.
Garis Angkuhku semakin memelukku menjadi sebuah gambaran keistimewaan, terangkuh di antara kekuatan dan kelemahan. Dan aku semakin tak berdaya...


Rasa ini fakta, walau tak mungkin realita. CINTA... Ingin ku acuhkan, ingin ku tinggalkan pada lain jiwa, namun aku serasa tak ada kuasa mengintari bumi dalam naungan masa.


Aku rindu seorang figur, ingin ku tumpukan semua, Namun nasib tak mampu menjadi perantara. Kepergiannya tlah membawa sejuta cita dan cinta, membuat aku seperti gadis sunyi di tepi danau menunggu peri hijau menyapa dalam sbuah dongeng. Ayah, btapa sulitnya ku tanam semangatku, hanya berbekal nasehat dan ajaran mu yg mash tertinggal dalam hatiku.


Kadang aku berfikir: apakah hanya aku yg berpemikiran ambisius di dunia ini?
Ayah... Apa yg kau rasa saat ini di dunia yg berbeda? Adakah kau melihat aku tertunduk, tersungkur, terjatuh dan menangis...? Apakah kau tak ingin kembali memelukku lagi...? Ku mohon kau kembali...


aku menyadari: rasa cinta ini ada, namun aku melupakkannya. Dan demi janjiku padamu, banggakan aku menjdi anakmu, aku kan terus melaju, biar rasa ini menggangguku, namun kan mimpiku tak kan mati, sebelum aku terbangun menatap pelangi. "pelangi tak kan pernah pudar"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar