Selasa, 12 Oktober 2010

░ρēήģāβđīāή░

Pagi yang sama: tanpa pelangi, dan tak terlihat tilasan embun pagi. Hanya keanggunan sinar mentari yg memecah konsentrasi kornea. Berjalan rikuh dan lusuh, monotone menuju malam tanpa bintang. SyukurLah...!

Cinta ternyata tak ubahnya extasi. Mampu melupakan jejak jejak mimpi bumi. Melambungkan asa membumbung pada sirkuit angkasa yg tak jelas sebenarnya. Membuat mimpi cita tak lagi utama. Penyerahan kata pasrah bukan lagi penjelasan, namun hanya sebuah alasan. Alasan yg menurutku ambisi hebat yg mampu lumatkan semangat dan prinsip mimpi menjadi langkah pasti dlm senyum akhir perjuangan masa revolusi.

Realita memang; cinta mengalahkan segalanya. Seharusnya usahlah berdiri gedung-gedung edukasi meninggi dan hancurkan baliho papan lebar pengenalan mencapai reputasi. Hah!!! Dan ikat semua cita dan mimpi anak bangsa dgn cinta dan kubur dalam2 bersama tidur dan mimpi bertepi.

Aaaah! Sudahah... Percuma berkata, apa lagi bersiar siar mengarungi jalan pemikiran manusia bijak. Kenyataan nya aku hanya manusia kecil. Sepatutnya ku urus asongan pagi ini, tuk lanjutkan mimpi, yg semoga tak akan selamanya bermimpi.

Tak ada kepantasan tuk menaruh telapak tangan pada hati. Aku pergi! Dan enggan tuk kembali pada hati.

Ku sampaikan kerinduan pada komitmen dan mimpi yg terhilang.... Bersama pagi, dan embun yg mulai memuaikan pengabdian....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar