Senin, 16 Agustus 2010

''.......çίήŧαίмü śααŧ ίήί''

Gumpalan awan hitam meredakan kehangatan bumi dengan jutaan titik air yang begitu megah. Mengacaukan semerbak bau tanah yang selama ini terpuruk di atas kuasa musim. Aroma alam dari pertemuan hamparan tanah gersang dan air kehidupan menyeruak naluri kerinduan, entah sampai hujan kali ini mereda atau selamanya...

Aku berkata dalam hatiku:
Bila saatnya...
Ragaku kembali ke pelukan bumi d bwah pusara, tak akan ada lg yg kan mengenangku. Keindahan sayapku pun tak mampu memfosil, dan metamorfosisku tak sanggup menjadi syair...
Hanya bila, kasih sayangmu ada di hidupku, kamu yg kan mengenangku seperti uforia di dalam gelapnya langitmu... Sampai kapan pun...
Bosan! Telah habis kataku mengeluh, serasa habis air mataku menyusun bait bait puisi. Aku menyerah di atas optimismeku yang masih tersisa.. Aku ingin tenang... Menyingkir dari berjuta obsesi, namun bukan berarti menjauh dari ambisi cita2 yang tertulis pada tengah tengah titik diagram kemustahilan.
Bila aku tak mampu bertahan, atau sekiranya aku menang, ku titip kan sebuah doa teruntuk jiwa jiwa yang memberiku oksigen saat aku berada di tengah daratan tanpa atmosfir. Ku titip kan jiwa, hati mereka padaMU balaskan pada mereka kasih sayang sejati dari tanganMU...
***

Aku terdiam...
Merasakan sisa asa yang masih membahana dalam ruangan jiwa yang seakan tanpa celah untuk ku mendengar suara cinta dari lain gaung dan gema. Kikis tepis habis semua rasa! Hanya kamu, Hanya jiwamu, Hanya bahasamu, Hanya cinta darimu...! Hanya bila kau mengerti, kau akan sadari! Cinta yang datang perlahan seperti mekarnya bunga tulip di ujung bukit saat bumi beranjak pergi mengacuhkan musim dingin, seperti bunga sakura berterbangan di musim gugur saat angin bertiup di penghujung pagi... Perlahan dan pasti, bukan seperti sesuatu yang sudah tertulis: datang dengan mudah, dan akan berakhir dengan mudah.

Aku terpejam....
Anganku melukiskan sosokmu dalam putih inginku mencinta dan di cinta. Mimpiku mulai mengambang di atas pena asmara saat ku rajut peluh berhias air mata. Dan kau adalah lukisan mahakarya yang tergelar indah penuh warna saat ku buka mata hatiku.

Aku berjiwa lemah, asaku mudah lelah, dan resah selalu membahana memenjarakan kekuatanku di balik kuasa kelemahanku. Kegagalanku seolah menyekat nadiku, dan berkata ''cinta di hidupku sudah mati''...
*aku memang orang menderita, tak berharta, dan hidup dalam bayang-bayang kegagalan, dan takut melangkah lagi, tapi maaf!!! Kutegaskan sekali lagi: ''AKU TAK BERPOTENSI UNTUK MENERIMA PENGHINAAN DAN PENGHIANATAN...!!'' (diary2008)

Hadirmu mengubah semua philosofi, cintamu mengajariku kembali berevolusi...! Hanyutkan jiwa tandusku d atas aliran sungai Tuhan yg entah seberapa agung mampu menyegarkanku dari dahaga sekian waktu.

Teruntukmu hatiku:
Kesabaran mu menghapus air mataku tak akan pernah terganti walau ku temukan bahagiaku... Keteguhanmu menanti sebait jawaban tak kan terhapus sampai tubuhku kembali ke surga... Hanya kau yg pernah menguasai hatiku sampai ke dasar tergelap yang tak terdapat senyum dan kebahagiaan hidupku...! Dan hanya kamu yang pernah ku sayangi karena aku mengasihi Tuhan.

Semoga bukan fatamorgana atau hanya sisa rintik hujan yang hanya sekejap datang dan menghilang...!

Cerita yang tak berima. Begitu jauh dari 'ingin'. Namun hari ini aku katakan, hatiku bukan d jalan fikiranku dan fikiranku tak berhak memenjarakan hatiku untuk menyayangimu. Memang kita teramat jauh saat kita dekat, dan hingga hari ini semua terasa terbalik dan terlambat!!! Waktu telah membawaku berlari pada detik ini. Aku tak mampu pungkiri aku merindukanmu. Benci bila berfikir dengan jarak ini, jarak yang seolah berkata untuk mengakhiri semua saat ia bersekutu dengan waktu, dan ia akan memberontak dan menyakiti aku, dan semua terulang...

Kesabaran mu bukan tak bertepi, aku fahami itu...!

Entahlah! Cinta hanya impian akhir hidup... Saat mata terpejam dan asa kembali berpulang padanya, ku kan sadari dan ketahui seberapa berarti aku dalam kehidupanmu! Ataukah hanya sebatas keinginan mata, keindahan semu yang akan hilang oleh gerlap surya di ujung cakrawala.

Satu kata: aku mencintaimu saat ini....!!

Dear: Rainbow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar