Minggu, 29 Agustus 2010

Badai pasti berlalu...!

Bersamanya... Ku pijak langkah lelah di atas pasir pantai. Tak ku rasa dingin menyeruak tubuh bersama cinta yang ku peluk. Hatiku berkata: "tau kah kau arti badai saat laut enggan meredam?", dan jiwaku terdiam. Berharap, menunggu hatiku memaparkan sebuah deskripsi, lukisan rahasia alam. hatiku tersenyum dan mulai berkata "badai tak kan selalu ada saat laut tenang dgn sehamparan buih berkeriapan di permukaan redam, ia tak kan ada walau kau terjuni lautan, dan mencarinya sampai kedasar terdalam. Namun ia tetap ada. Dan badai akan datang suatu saat bersama hujan, mungkin mencekam kedamaian mu, dan mengekang senyumu bersama malam pekat dgn suara alam menyayatmu seperti rintihan penyihir yg siap menyandramu..."

Jiwaku berfikir. Berangan dan berimajinasi... Ku lihat hatiku tersenyum, "tenangkan hatimu wahai hatiku... Badai kan berlalu... Mentari kan menyembul dengan tegar dan kokoh. Sinarnya akan membias bersama sisa embun badai malam. Dan tersenyumlah saat pelangi menyambut pagimu... Taukah kau? seperti pelangi aku ingin menjagamu. Tak selalu bersamamu namun aku slalu menyertaimu... "

Malam ini, Sendiri... Ku pijak langkah lelah di atas pasir pantai. Ku rasa dingin menyeruak tubuh bersama nafas yang ku hirup. Kacau...! Entah kemana asaku pergi menjauh dari saraf normalku. Muak...! Ingin rasanya mencabik jantungku sendiri, menghentikan detak perjalanan... Namun ku masih berada di titik kesadaran. Ku tulis sebuah sajak di atas pasir. Bersama air mata yang memaksa menemaniku, dan bersamaku malam ini... Ingin ku berlari, mencari ujung pantai yg ku yakin tak bertepi. Ingin berteriak mengatasi langit pekat yg semakin gelap meninggalkan cahaya. Aku menangis! Ku pamerkan air mataku yang berdampingan manis dengan parau suaraku kepada pohon berdaun tanda cinta yang tak mengerti tentang perasaan ini... Tertunduk, perih... Ku rasa ingin menjerit!!!

Tak ingin ku katakan perasaan ini pada siapapun, biarkan ku ku tuliskan perasaan ini pada hampar pasir pantai... Biarkan sajak2ku terhapus oleh gulungan ombak di tepian harapan. Ku harap ombak dan sebentuk butir butir kaca bermakna buih ini menyapunya, dan sampaikan semua pada badai malam.

Masihkah badai kan mengharap pelangi pagi? Bila saat ini hatiku di sini mungkin dia kan beriku sebuah jawaban lugas. Bukan majas tersirat seperti ini... Semoga pelangi mampu menjaga hati dan menemukan cinta itu lagi. Badai pasti berlalu...

1 komentar:

  1. keyakinan hati mu adalah hal utama untuk menuju jalan mu sendiri.

    badai.pasti.berlalu@nimbuzz.com

    BalasHapus