Jumat, 27 Agustus 2010

■c■ί■ή■ŧ■α■

Sampai kapan? Rintik rindu bertalang jarak, berat cinta hanya terjinjing peri-peri bersayap kecil. Kerinduan tinggal keriunduan saat jarak berbicara, dan hilang saat sayap-sayap cinta mulai patah... "Aku takut pindah kelain hati" hati yg kalut mulai berbicara. Ini memang bukan zaman penjajahan, ini zaman revormasi! Tp renungkan, apakah cinta di tuai di atas tuntutan zaman? Bersemi di hamparan masa? Dan apakah cinta surut pasang mengejar alur musim? Cinta....? Tanyakan itu pada hatimu!!!

Ingin ku hentikan detik2 waktu yg berjalan mengintari kecemasanku, karena aku masih nikmati rindu menghujam batin melawan kekalahan pada masa. Apakah cinta: saat dua bibir menyatu dan merasa hingar sejuta pesona keindahan terrengkuh? Atau saat dua belah telapak tangan menjadi ikatan di ujung jemari dan berkata; "hidupmu...hidupku...'' . Bila itu adalah kebenaran yang mutlak maka patutlah kau katakan aku adalah manusia naif yang primitif menjalani cinta, karena aku tak pernah merasakannya. Cintaku hanya di hati, berbaur bersama dalam sebuah kerinduan yang manis dan masih ku jalani. Nilailah keindahan cinta secara objektif, dan menjauhlah dariku karena itu tak sefaham dengan ku. Pergilah wahai penilai rupa.

Cinta... Biarkan jiwaku tersontak kerinduan kerinduan kecil yang semakin menggununung, dan biar itu ku daki bersamamu wahai cinta. Saat mata ragaku tak mampu melihat mu tertawa, namun mata hatiku melihatmu selalu tersenyum adalah anugrah bagiku....

Shobat... Berkacalah pada cermin retak ini, dan kau kan mengerti arti kehancuran. Dan bertanyalah padanya, dan kaupun kan memahami arti keterpurukan. Hidupkan kembali jiwamu yang terikat. Dan itu yang aku mau darimu, bukan reputasi, materi, dan kasta kehidupan.

Kuatkan hati, tetaplah berjalan dalam langkah tegarmu. Semua narasi berpenulis, dan tak patut kau menangis. Aku di sini untukmu shobat ku...!

ўєllд .д. ўцяiлdд

Tidak ada komentar:

Posting Komentar