Minggu, 14 November 2010

Saat kau bersamanya

Ku tuliskan lagi, ungkapkan rasa hati yg kian mati. Entah bosan atau depresi, aku hanya ingin ungkapkan, jangan cela aku kawan!

Terlalu sakit berandai andai dgn imajiku sendri, dgn garis amarah yg kian tak terkendali, apa yg kau fikir saat itu; hangat dan tenangnya sbuah pelukan, sdang aku di sini menanti masa dlam kerinduan, bahkan tak memeluk yg ku nanti, hanya menyentuhmu... Tak lebih!!!

Rasa ini, hati ini, tertoreh luka berrima janji, melepas besar grafitasi pada semangat menjalani mimpi. Rasakan tangisku rasakan pedihku saat kau bersamanya, aku?? Adakah sekikit ibamu mengingat ku, kau angkat hatiku dan aku terlalu bhagia, kau bawa aku mengintari pelangi, menembus senja tanpa ku melihat sisi lain yg nyata, dan saat ku terlena; ku titipkan segala rasa, asa, dan mimpi di pelukmu, kau hempas aku, tubuh ku bersama sayap patahku, terurai bersama air mataku... Adakah nurani mu mendengar parau tangisku, adakah hatimu merasakan pedihku?????

Akan ku kenang cerita ini, tentang hati, tentang kebenaran mencari secuwil batu permata di tengah luas samudra. Permata tulusnya cinta yg ternyata bgitu sulit ku rengkuh, dan hadir pada tangan rapuhku yg terbuka. Kisah ini; menyita konsentrasiku, menjeratnya menuju hayal imajinasi otakku yg menggila, mereka saat kau bersamanya. Dan tangisku smakin memenuhi pendengaranku yg menjalar pada hati kecilku, menyadari kau tak mampu bicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar