Selasa, 16 November 2010

Aku berharga dan aku tegar

Sesaat aku terkesiap, suara jeritnya mengejutkan ku yg terlarut dalam lamunan panjang. Merasakan hati yg kian memanas meski terbalut tubuh dingin terbujuk musim kali ini. Suara jeritan anak seumur 3tahun itu semakin mengguris miris terasa di hatiku, dan ku tau akhirnya. Patutlah ia menangis pilu merasakan perih di lututnya, berdarah karena terjatuh saat ia berlari beberapa saat yg lalu. Pipinya memerah, Mulut kecilnya merancu "papa, it pain...!" berulang entah berapa kali ia katakan, dan "papa" memeluknya, mengerti dan perduli... Ia benamkan wajah sedihnya pada pelukan "papa" merasakan usapan tangan yg seolah berkata: "tenanglah...! Semua akan baik-baik saja", namun suaranya masih membahana memecah lengangnya dermaga senja ini. "papa, its pain, pain!" seolah "papa" tak mendengar jeritnya. Dalam jeritnya ku dengar suara papa mengucp sesuatu, entah apa, setengah berbisik, dan jerit anak itu menjadi isak an merubah keyakinan. Di sapunya air matanya dgn jemari kecil nan bergetar, seolah mengumpulkan semua tenaga yg msh tersisa. Great!! Dia tenang, tangisnya terhenti, menyandarkan keningnya pada pelukan. Sesaat terdiam, "papa" mencoba menghiburnya, sdikit cerita membuatnya kembali menengadah, pandangan nya kembali berbinar menatap "papa" berharap menemui sesuatu yg kan di jalaninya sedetik yg akan datang...

Aku terdiam. Tersadar tentang satu hal, jeritku padaNya, mungkin seprti anak kecil yg terluka lututnya, dan berdarah. Aku merasa tak ada siapapun di sekitarku, hanya gelap, dan aku menangs di sudut ruang yg sama sekali tak bergeming. Tak aku rasa pelukan ayah, tak ada yg mengatakan padaku "semua akan baik2 saja". Tangisku kian dalam, menghukum diri seolah tak ada hari kedepan.

Piciknya aku, tersadar saat Tuhan menegurku. Dia memelukku saat aku merasa sendiri, Dia mengerti... Dia perduli... Dia memberikan penghiburan, menjanjikan hari depanku, membuatku bangkit kembali memandangnya.

Saat aku berkata: "Tuhan, aku berjalan bersamamu di dalam hidupku, ku ikuti jejak langkahmu, namun kemana engkau pergi saat ku ingin jejak kakiMu tuk tunjukkan langkahku??"
Dan tuhan menjawab padaku: " kau berharga, tak sadarkah di mana Aku, Aku menyayangimu, dan Aku tak sedetikpun meninggalkanmu, bila kau melihat kau berjalan dgn satu jejak kaki, itu karna aku tlah menggendongMu".

Dalam air mataku, aku masih berharga dan aku tegar...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar