Kamis, 09 Desember 2010

"antariksa maya"

Bosan degan pedoman "mengalah untuk menang". Bosan degan menanti karma menyapa. Dan kembali dapati malam, gelap... Dan sendiri... Siklus Muak! Ingin ku muntahkan amarah ini di pelataran air mata, menatap langit yg menggelap, seperti mecibir lamunan dgn cercas sinar bintang. Antariksa maya, luas dan tak bertepi, tak mampu ku sentuh hanya terlihat entah nyata ataupun sekedar fatamorgana. Rasi mimpi tak lagi simetris, hanya satu bintang bersinar tragis. Seperti melayang menembus akal dan optimistis. Sejuta keserasian aku berusaha, tp pertikaian tetap ada. Aku lelah, lelah...

Belum puas ku menulis, aku tertidur: berharap tak terbangun lagi di pagi sunyi, tp aku salah. Lagi dan lagi ku ucap slamat pagi dunia...!

Aroma parfum merebak seolah suasana kuburan ku rasa. Satu rupa seperti beda warna. Suara high heels langkah langkah angkuh membuat ku mencoba merapatkan detak jantung. Tubuh kecil terbalut kain tebal seperti bantal menangkal kesejukan membuat mreka indah di mataku, berjalan kaku, hanya nampak wajah dgn senyum lugu menyambut waktu. Aku menginginkan mreka, hadir di hidupku.

Semua keindahan ku rasa seolah berjalan ganjil, seperti berfikir dalam intonasi labil, masih menunggu galaunya hati kecil. Maaf, maaf, maaf... Hanya ini yg ku suguhkan pada hatiku sendiri. Tanpa mengerti salahku, aku ingin semua kembali seperti dulu.

Inikah hidup? Siklus sementara tanpa konfirmasi dalam evolusi. Kadar kejenuhan, keletihan lebih tinggi dari berkas berkas senyawa bahagia? Revolusi senja berdampak malam, malam berlari menuju pagi... Kiasan antariksa maya! Tak sanggup aku fahami, seperti merpatiku, pergi, tanpa peduli lagi!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar