Selasa, 29 Maret 2011

Mengeja Kata Cinta

Terlalu sulit mengeja kata cinta. Sesekali aku ingin bercerita dengan sederhana, tp yg ku dapat dari alurnya hanya ambigu, sepi dalam bayangan sendiri.

Ingin bersembunyi, namun tak ada yg perduli. Hari-hari hanya sama seperti catatan yg kian berantakan, sendiri menangis, sendiri bangkit. Saat rembulan bertahta dan berkata ''gadis, tidurlah, aku tlah tiba...!'', dan dalam miang linglung, aku berkata; ''iya...'' menuju pembaringan seolah aku manusia merdeka, pada hakikatnya hanya kebiasaan saja. Terbaring, dan terdiam hingga rembulan berlalu tertipu tabiatku.

Emosi, depresi... Hanya menyumpat rapat pada himpitan sifat. Dan mereka hanya mengira aku tak berhikmat. Dengan gagu mereka berkata itu sifatku. Psikolog kampungan!!!

''karena kau terlalu mendramatisir, dan memang semua pujangga seperti gila...!'' katamu padaku. Dan aku ingin kau tau ''aku bukan pujangga, aku waras, aku hanya bersahabat padanya, karena tak ada yg mampu menjadi sahabatku, dan yg mengerti filsafat pemberontakanku...''
Dan tak satupun mengerti inginku tuk mengeja kata cinta...

Wan Chai Hospital, 30/03/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar