Minggu, 23 Januari 2011

Pemikiran Otak Berdebu

Catatan pengisi insomnia...

Hai putra putri pemikir bangsa:

Pernahkah kau berfikir bilakah penjajakan politisi berakhir? Ataukah pemikiran setara dengan anjungan putra putri bangsa yg menilai debu jalanan adalah kawan seperjuangan?

Banggalah! Putri-putri kartini tlah laun tersihir menjadi putri pemimpi terbalut gincu dan otak yg rancu. Putra-putra sudirman tlah berevolusi menjadi pahlawan sejiwa perlawanan...

Rindukah bangsaku menjadi biru dan bernyanyi tentang rayuan pulau kelapa dan segenap mars-marsnya? Ach, pantaskah aku berfikir tentang "merah putih"ku? Setakat kata aku merasa: jubah jalanan membelenggu, bukan sarjana gelarku, salam pada angin malam selalu menungguku. Tak pantas aku!! Bukan urusanku...!! Pesimisme pejuang terabaikan, seolah tak ada kaki tuk melangkah, sayappun tlah terkoyak dan patah.
Pembawa nasib bukan manusia-manusia tertib! Seperti ungkapan reputasi berdampingan pada erat pencari materi. Berfikir; apa beda putra-putri bangsa yg berfikir mahir tentang edukasi dgn putra putri pencari rejeki?

Banggakah penunggu karir itu melaju dgn popularitas dan menunggu tunjangan tiap bulan? Atau lebih banggakah manusia pencari dera bahkan devisa negara tertambahkan?

Ironi: para mahasiswa menilai pekerja dalam predikat kuli adalah menjijikkan. (Reality yg ku temui). Tanyakan pada hatimu; "Apakah itu aku?"

PєгЪєđααη: αþαкαн şєoгαηģ кυli мємiкiг ηαşiЪ "мєгαн þυτiн"? Mαнαşişшα мємiкiг ηαşiЪ "мєгαн þυτiн?"


Hanya pemikiran, cengkrama di antara angin jalanan, terangkai sendu bersama Otak berdebu penghias kerelaan...

2 komentar:

  1. Halo sist salam kenal aku gungsri dari denpasar bali :)
    wah puisi yang menarik...
    oya mampir2 ke blogku ya, ada grati ebook disana
    http://www.orionku.wordpress.com ini url blogku :)

    BalasHapus