Minggu, 18 September 2011

Noktah

Siang tenang di tempat kerjaku...

Di sudut sana dia tertidur, di sudut yg lain mereka merangkai asap rokok sambil membicarakan sepuah resesi, seperti di sebuah warung kopi. Aku, ku naikkan kakiku di atas meja kasir ini, pada dasarnya aku insom, tak akan mungkin tertidur di tempat begini, ku nikmati saja... Ku tegakkan pena, dan mulai mencabik kertas putih yg ku anggap seluas sabana.

Membayangkan di sebuah ruangan, kau dan aku di sana. Menciptakan noktah yang sama sekali tak terduga. Semoga itu janji... Kemarin itu terjadi, sampai sekarang masih terasa.

"Pangeran Arturku...
Hidupku tak lama lagi" kataku...
Dan kau berkata "karena hidupmu akan menjadi satu dengan hidupku nantinya..." dan kau tersenyum.

Angan kita beradu, menghadap langit2 kamar yg terasa kian membiru. Membiaskan warna warni rasa kita yang melengkung murung seperti pelangi. Sakitnya tak terasa, terhapus senyummu yg menembus semua sakit, menjadi antibiotik dalam setiap pedihku...

Peluk aku, hatiku mulai dingin, merasakan sakitnya noktah merah di atas tilam... Biar nantinya tak terurai dan tercecer di jalanan...!

Stop, ini rahasia, diam saja bila otak anda mengada ada!!

*temanku di ujung sana terbangun, yang di sudut lain berhenti bercengkrama tanpa ada penyelesaian nasib negara. Ok! Aku harus berbuat yg lainnya. Dari pada di tegur atasan, dan di pecat. Aku makan apa?

INDOfutsal state, 19 Sept 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar