Kamis, 21 Juli 2011

Hemofilia, hemofili sosialis

Hemofilia, hemofilia sosialis

Aku kira semua cukup satu kata; "iya, aku jalani...!". Namun sebuah sinopsis masih berlanjut...

Di rumah itu ada sebuah boneka, rumah yg bertiang lapuk, berdinding gapuk. Idealisnya itu isi di dalamnya. Ada boneka cantik menahan depresi di dalamnya. Sana sini berbicara tentang kesalahannya, ini itu menjamah tanpa ramah selubung perasaannya. Boneka itu selalu menangis!! Menahan gertakan halus hemofilia sosialis yang masih dan akan selamanya menjadi teroris.

"Hey, boneka itu berbicara...! Dengar katanya..."
Apa salahku, menahan maluku, tanpa aku tau di mana salahku. Kurasa aku tak pernah meracuni waktu di seluruh hidupku. Aku taati semua markaku, dan aku merasa surga milikku, intelegensi ku dapat dari perjuanganku, dan aku baik-baik saja. Tapi kenapa tubuhku penuh kusta rasanya. Hina! Dan di perhitungkan bukan dari diriku, tapi dari di mana aku berasal. Tuhan, apa salahku??

Haisss!! Percuma berkata! Kau sudah mengaliri darah dari mana kamu ada. Hukum hemofilia sosialis sudah memelukmu. Itulah dirimu, itulah nasibmu. Terimalah, dan menangislah, menangislah, dan tak akan ada yang mendengarmu!

Hanya boneka cantik di dalam kebusukan, dan kebusukan itu ada pada wajahmu, menangislah, dan menyesalah, marahlah padaNya karena Dia tak mengizinkanmu memilih di mana kau ingin di lahirkan...

Aku adalah boneka merah jambu yg sesaat kembali membiru...


Kediri, 10 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar